Showing posts with label Rekomendasi. Show all posts
Showing posts with label Rekomendasi. Show all posts

Wednesday, June 30, 2010

Intiland Development (DILD) Kembangkan Graha Natura

DILD akan mengembangkan kembali perumahan kelas menengah atas yaitu Graha Natura Lontar di Surabaya. Total lahan yang akan dikembangkan di kawasan tersebut adalah 100 ha. Harga rumah yang ditawarkan di Graha Natura adalah Rp600 juta sampai Rp800 juta per unit. Kawasan tersebut dirancang dengan menggunakan konsep properti hijau yang dikombinasikan
dengan bangunan dan tata ruang yang modern tropis. Di lokasi tersebut juga akan dibangun area komersial yang terdiri atas ruko dan supermarket.

Rencana DILD untuk mengembangkan kembali kawasan Graha Natura Lontar kami nilai akan baik untuk menunjang pertumbuhan kinerjanya. Terbukti sejak dipasarkan pada Februari 2010 DILD telah berhasil menjual antara 240 sampai 250 unit. Konsep yang ditawarkan juga menarik yaitu menggunakan konsep properti hijau yang ramah lingkungan. Selain pengembangan Graha Natura, DILD juga telah meluncurkan dua kluster baru di kawasan perumahan Talaga Bastari yaitu cluster Harmony dan the Hills yang berlokasi di Tangerang. Perusahaan juga akan meluncurkan beberapa proyek lainnya seperti pengembangan Graha Famili di Surabaya dan superblok di TB Simatupang Jakarta. DILD tidak termasuk dalam analisa coverage kami. NOT RATED.

Thursday, June 24, 2010

Bakrie Connectivity Potensi Picu Pertumbuhan Bakrie Telecom

Untuk mendukung pertumbuhan usaha beberapa tahuh mendatang, BTEL telah
mendirikan anak perusahaan PT. PT. Bakrie Connectivity (BCONNECT). Fokus
usaha pelaku usaha tersebut adalah memberikan layanan internet broadband
wireless access (BWA) berbasis CDMA dengan teknologi EVDO. Belanja modal
sebesar US$ 100juta telah dialokasikan untuk pengembangan usaha perusahaan
hingga akhir tahun ini. Google yang menjadi partner bisnis secara resmi hadir
dan menandatangani kerjasama dengan Bconnect kemarin sore.

Kami melihat potensi pertumbuhan pengguna internet masih dapat terjadi
secara signifikan. Rendahnya angka peneterasi sebesar 12.5% masih sangat
rendah bila dibandingkan dengan beberapa negara sekitar seperti Singapura
(72.40%), Thailand (24.40%), Philippines (24.50%), Malaysia (65.70%) dan
beberapa negara di wilayah regional dan global lainnya seperti Jepang
(75.50%), South Korea (77.30%), China (28.70%). Penetrasi pengguna internet
tersebut memberikan sebuah indikasi terhadap potensi pertumbuhan usaha
perusahaan di masa yang akan datang.

Bila membandingkan BTEL dengan para rivalnya, saat ini pada harga Rp 165
per lembar saham setara dengan p/e rasio sebesar 47.84x atau jauh dibawah
rata rata industrinya sebesar 22.27x. Adapun estimasi p/e hingga akhir tahun
ini adalah sebesar 29.58x atau masih diatas rata rata industri telekomunikasi
tersebut. Kami masih konsisten dengan sudut pandang NEUTRAL dan
memberikan rekomendasi HOLD untuk BTEL dengan target harga sebesar Rp
150 per lembar saham.

Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP): Kinerja 1Q10

CMNP mencatat peningkatan pendapatan yang signifikan sebesar 24,6% yoy
menjadi Rp177,5 milyar pada 1Q10. Dengan pergerakan beban usaha yang
relatif flat, laba usaha mencatat kenaikan yang lebih tinggi yaitu 44,3% yoy
menjadi Rp108,4 milyar. Di luar level operasional, perusahaan mencatat
keuntungan yang belum direalisasi dari penurunan/kenaikan nilai wajar
pinjaman bank dan obligasi senilai Rp236,1 milyar. Sehingga laba bersih CMNP
mengalami lonjakan yang sangat signifikan yaitu hampir 19 kali lipat menjadi
Rp331 milyar pada 1Q10.

Meskipun laba bersih mengalami lonjakan yang sangat signfiikan, perlu diingat
bahwa peningkatan tersebut di luar operasional perusahaan. Secara operasional
CMNP masih dapat mengalami kenaikan yang signifikan. Namun perusahaan
sangat mengandalkan pendapatannya dari jalan tol dalam kota Jakarta.
Sementara dari jalan tol Waru - Juanda belum memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap pendapatan CMNP. Sehingga kami lihat pertumbuhan kinerja
perusahaan dalam jangka panjang relatif terbatas. Target harga saham CMNP
adalah Rp1.000 dengan menggunakan metode DCF. Rekomendasi: HOLD.

Wednesday, June 23, 2010

Wijaya Karya (WIKA): Bisnis Baru Anak Usaha

PT Wika Intrade, salah satu anak usaha WIKA, membentuk perusahaan baru
dengan nama PT Wijaya Karya Intrade Energy. Modal dasar pembentukan
perusahaan tersebut adalah Rp20,68 milyar. Penyertaan modal Wika Intrade
terhadap Wijaya Karya Intrade Energy dalam bentuk aset berupa bangunan,
mesin, peralatan, peralatan kantor serta unit bisnis konversi energi.

Perusahaan baru ini akan bergerak dalam bidang industri dan perdagangan
umum yang terkait dengan energi yang dapat diperbarui. Tujuannya untuk
meningkatkan daya saing baik dalam lingkup nasional maupun internasional.
Kami menilai melalui pendirian cucu usaha WIKA khusus dalam bidang energi
akan semakin memantapkan usaha perseroan untuk meningkatkan
pertumbuhan kinerjanya. Dengan makin dibutuhkannya tambahan energi untuk
memenuhi peningkatan kebutuhan masyarakat, diharapkan produk yang
dihasilkan oleh Wijaya Karya Intrade Energy akan dapat diserap dengan baik
oleh pasar. Wika Intrade sebelumnya telah juga memproduksi tabung gas LPG 3
kg untuk mendukung program pemerintah dalam rangka konversi penggunaan
minyak tanah menjadi gas. Untuk kinerja tahun 2010F kami perkirakan WIKA
akan membukukan pendapatan Rp8,86 trilyun dengan laba bersih Rp360
milyar. Target harga saham WIKA adalah Rp560 dengan menggunakan metode
DCF. Rekomendasi: BUY.

CAPEX UNTR Sebesar USD30juta Potensi Dorong Kenaikan Laba Bersih

untuk melakukan sejumlah aksi korporasi melalui ekspansi usaha. Adapun bisanis
yang akan semakin digeluti adalah di bidang batu bara. Pada awal pertengahan
hingga pertengahan tahun 2010, UNTR berencana untuk menambah dua
tambang batu bara untuk mendukung peningkatan kinerja operasional usaha di
tahun yang akan datang. Lokasi tambang yang akan diakuisisi tersebut berada di
wilayah Kalimantan Tengah, dimana masing masing tambang diharapkan
memiliki kandungan sebesar 5.800 kkal. Untuk mendukung aksi tersebut,
melalui induk usahanya, perusahaan telah menyiapkan dana sebesar USD 75juta.
Adapun dana tersebut merupakan sisa hasil right issue. Selain dana tersebut,
UNTR juga telah mengalokasikan belanja modal senilai USD 430juta yang akan
difokuskan untuk memperbaharui alat alat berat pertambangan.

Pasca pembelian dua tambang tersebut kami lihat pendapatan UNTR akan
berpotensi untuk mengalami peningkatan secara signifikan, dan pada akhirnya
akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap total pendapatan
konsolidasi perusahaan. Potensi pemulihan perekonomian domestik yang akan
didukung oleh potensi peningkatan permintaan terhadap kebutuhan alat berat
menjadi salah satu katalis yang telah kami perhitungakan didalam melakukan
valuasi saham UNTR. Demikian pula halnya dengan telah beroperasinya secara
komersial salah satu tambang UNTR (Tuah Turangga Agung) yang memiliki aqrea
tambang dengan cadangan sekitar 40juta ton dengan tingkat kandungan kalori
sebesar 6.300 kkal juga berpotensi memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap total revenue konsolidasi perusahaan.

Hingga akhir tahun 2010, UNTR mentargetkan divisi construction machinery
akan bertumbuh setidaknya sebesar 15%, sementara untuk lini usaha
pertambangan ditargetkan pertumbuhan produksinya akan mencapai 73juta ton
diluar penambahan akuisisi dua tambang baru. Pertumbuhan pendapatan,
perkembangan usaha serta potensi kuatnya arus internal kas yang
berkesinambungan dan akan memberikan dampak yang cukup signifikan
terhadap penurunan tingkat hutang bersih perusahaan juga menjadi beberapa
kekuatan lain dari UNTR.

Kami memprediksikan perusahaan berpotensi membukukan kenaikan penjualan
menjadi Rp 31.97triliun (FY010) dengan pertumbuhan laba bersih yang cukup
signifikan menjadi Rp 3.50triliun (FY010F). Kami masih konsisten dengan sudut
pandang positif kami dan memberikan rekomendasi BUY untuk UNTR dengan
target harga selama 12 bulan kedepan sebesar Rp 19.000 per lembar saham.

TRAM Peroleh Pinjaman US$ 35juta

PT. Trada Maritime (TRAM) memperoleh pinjaman dari IFC sebesar US$ 35juta
atau setara dengan Rp 315miliar (1US$ Rp 9.000). Adapun dana tersebut akan
sepenuhnya digunakan untuk keperluan belanja modal perusahaan tahun ini.
Total alokasi belanja modal yang telah dianggarkan perusahaan (FY10) adalah
sebesar US$ 200juta. Dari total dana tersebut, sebagian besar akan digunakan
untuk menambah armada kapal perusahaan dan menyempurnakan kapal lama.
Setidaknya pembelian sebanyak 10 kapal tongkang dan sejumlah kapal tanker
dan curah, termasuk modifikasi kapal tanker menjadi kapal penyimpanan dan
pengisian minyak mentah telah direncanakan serta menjadi beberapa prioritas
perusahaan dalam rangka mendorong pertumbuhan pendapatan hingga akhir
tahun ini. Kami melihat rencana ekspansi usaha yang akan dilakukan tersebut
akan berpotensi memicu pertumbuhan usaha.

Namun demikian, potensi stagnanya permintaan sebagai akibat supply yang
berlebih seiring dengan penerapan asas asas cabotage telah menjadi salah satu
pertimbangan kami didalam melakukan analisa terhadap TRAM. Perkembangan
dan penetrasi pasar melalui perpanjangan kontrak kerja dan perolehan kontrak
kontrak baru masih berpotensi dialami oleh TRAM.

Kami masih memiliki sudut pandang yang konsisten terhadap perkembangan
sektor perkapalan di Indonesia dan memberikan rekomendasi NEUTRAL. NOT
RATED untuk TRAM.

Tuesday, June 22, 2010

UNTR - Produksi Alat Berat Potensi Bertumbuh 127.27% YoY (FY10F)

Pemulihan permintaan dan daya beli masyarakat yang diikuti oleh pergerakan sektor riil mulai terlihat sejak awal tahun 2010. Kinerja para pelaku usaha di beberapa sektor seperti perkebunan, konstruksi dan pertambangan juga memnberikan sebuah sinyal terhadap perbaikan kondisi makro yang makin stabil. Alat berat sebagai salah satu sektor yang akan mendapatkan benefit dari pertumbuhan industri tersebut juga telah terlihat perkembangannya. Produksi alat berat hingga periode kuartal 1 tahun ini bertumbuh 317% menjadi 651unit vs 156unit, meskipun masih rendah bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2008 yaitu sebanyak 1.500unit. Pihak asosiasi memperkirakan pada kuartal 2 tahun ini produksi alat berat berpotensi untuk mencapai 1.000unit.

Hingga akhir tahun ini prediksi produksi alat berat adalah sebanyak 5.000unit atau bertumbuh 127.27% YoY dengan kebutuhan alat berat diperkirakan mencapai 8.000unit atau naik sebesar 23.07% YoY dari sekitar 6.500unit (FY09). Adapun beberapa sektor yang mencatat pembelian terbanyak untuk produk produk alat berat adalah pertambangan (70%) konstruksi (20%) dan sisanya dipicu oleh permintaan dari setor perkebunan dan kehutanan.

Peningkatan permintaan dan proyeksi positif hingga akhir tahun tersebut akan memberikan dampak yang baik terhadap potensi pertumbuhan pendapatan pelaku usaha alat berat. UNTR sebagai salah satunya, kami lihat akan mengalami peningkatan permintaan yang signifikan. Hingga periode yang sama, perusahaan berhasil mencatat kenaikan penjualan sebesar 93.94% menjadi 1.218unit (1Q10) vs 628unit (1Q09).

Secara kumulatif perusahaan mencatat pangsa pasar sebesar 47.5%. Kami memproyeksikan UNTR berpotensi membukukan kenaikan penjualan sebesar 11.12% menjadi Rp 32.46tn (FY10F) dengan prediksi peningkatan laba bersih sebesar 6.85% menjadi 4.07tn (FY10F). Kami masih memiliki sudut pandang yang positif terhadap potensi perkembangan usaha UNTR dan konsisten dengan rekomendasi BUY dengn target harga Rp 22.500 per lembar saham.

Bunga Perbankan Terakhir

Catatan Bank Indonesia menunjukkan bahwa bunga kredit Perbankan mengalami penurunan, sebaliknya bunga deposito mengalami kenaikan sebanyak 2 bps. Pertumbuhan kredit perbankan Indonesia mencapai 18.7% dalam periode tahunan hingga awal bulan Juni ini dengan terutama ditopang dari pertumbuhan kredit konsumsi. Bank Indonesia memperhatikan bahwa pertumbuhan kredit perbankan melebihi pertumbuhan dana pihak ketiga. Hal ini menyebabkan rasio pinjaman terhadap kredit meningkat dari 76.14% di tahun lalu menjadi 76.31%.

Kami melihat apabila perbankan Indonesia dengan menaikkan bunga simpanan belum memperoleh likuiditas yang baik maka perbankan Indonesia akan mencari dana dengan penerbitan surat hutang maupun repo. Pendanaan tersebut merupakan pendanaan mahal dan akan memicu perbankan untuk memberikan kredit konsumsi yang lebih banyak guna menutupi biaya operasional. Apabila dengan suku bunga yang terjaga rendah dan perbankan mampu menumbuhkan dana nasabah yang tersimpan maka perbankan akan lebih berani memberikan kredit korporasi. Kami memandang kredit korporasi akan lebih banyak membantu dalam pertumbuhan sektor riil di Indonesia.

Perbankan Indonesia pada tahun ini akan mengalami pertumbuhan kredit yang lebih baik daripada tahun lalu. Hal tersebut disebabkan suku bunga acuan yang terjaga rendah oleh otoritas monetar. Disisi lain bagi perbankan yang mempunyai likuiditas dan rasio kecukupan modal yang rendah akan terbatas pergerakannya, terlebih lagi apabila tidak mempunyai eksposur pada kredit konsumsi atau UMKM yang baik. Meski secara fundamental perbankan dapat membukukan laba bersih yang baik di tahun ini namun kami melihat pergerakan harga saham perbankan akan terbatas dengan data ekonomi yang variatif ada suku bunga acuan yang kecil kemungkinannya untuk kembali diturunkan.

Rekomendasi: NETRAL

Sunday, June 20, 2010

Dividen Tumas Bau Lampung (TBLA)

Hasil rapat umum pemegang saham TBLA menentukan pembagian dividen Rp1.93 per lembar saham. Dengan nilai pembagian saham senilai tersebut maka manajemen memutuskan untuk membulatkan pembagian dividen menjadi Rp 2 per lembar saham.

TBLA membukukan laba bersih per lembar saham (EPS) yang telah terdilusi senilai Rp 28. Sehingga secara rasio dividen payout atau perbandingan dividen yang dibagikan terhadap EPS sebesar 7%. Angka ini sangat kecil jika dibandingkan dengan rasio dividen payout perusahaan sejenis seperti Astra Agro yang memberikan dividen payout rasio sebesar 65%. TBLA merupakan perusahan yang bergerak di bidang hulu dan hilir dari perkebunan kelapa sawit yang mana proyeksi kami tahun ini harga minyak kelapa sawit mentah akan mengalami kenaikan secara rata-rata jikadibandingkan dengan tahun lalu. Kami memprediksikan harga rata-rata minyak kelapa sawit mentah akan berada di USD 750 di tahun ini dari USD 681 secara rata-rata di tahun lalu. Kinerja TBLA di kwartal I tahun ini juga meningkat dengan baik dimana laba bersih TBLA naik 197% dari Rp24,5 miliar menjadi Rp 48,2 miliar. Penjualan TBLA pada periode tersebut tercatat Rp 587 miliar dari Rp 743 miliar di tahun lalu. Perbaikan kinerja TBLA terbantu dengan keuntungan selisih nilai tukar mata uang asing.

TBLA tidak termasuk dalam cakupan analisa kami sehingga kami tidak memberikan rekomendasi dan target harga wajar.

Tuesday, June 15, 2010

Sorini Agro Asia (SOBI): Perkiraan Kinerja 2010F

Untuk tahun 2010F kami memperkirakan SOBI akan mengalami penurunan laba operasi dan laba bersih dibandingkan tahun 2010F. Penurunan ini terutama disebabkan oleh kenaikan harga pokok penjualan berupa tapioca starch yang telah terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Pada komposisi biayanya, bahan baku berkontribusi sekitar 70% dari total biaya. Untuk tahun 2010F kami perkirakan penjualan akan meningkat cukup signifikan skitar 27% yoy menjadi Rp1,9trilyun. Namun akibat kenaikan biaya tersebut kami perkirakan laba bersih akan mengalami penurunan sekitar 23% yoy menjadi Rp122 miyar.Meskipun demikian, untuk tahun 2011F kami perkirakan kinerja operasional SOBI akan mengalami pemulihan seiring dengan prediksi penurunan harga bahan baku produksinya. Peningkatan kinerja juga ditunjang dengan akan diselesaikannya pabrik starch di Lampung dengan kapasitas 100.000 MT per tahun. Pabrik tersebut direncanakan akan mulai berperasi pada akhir tahun 2010F. Target harga saham SOBI adalah Rp2.050 dengan menggunakan metode DCF Rekomendasi: BUY.

Pelepasan Anak Usaha TLKM Potensi Tingkatkan Fokus Usaha

Salah satu pelaku usaha telekomunikasi di Indonesia, Telkom, secara resmi menunjuk penasihat keuangan dalam rangka pelepasan dua anak usaha perseroan, yaitu : PT Citra Sari Makmur (CSM) dan PT Patrakom. Adapun proses tersebut diharapkan akan selesai pada kuartal ke 3 tahun 2010. Seperti pernah kami sampaikan sebelumnya, pelepasan tersebut seiring dengan niat TLKM untuk lebih fokus kedalam bisnis intin perusahaan. Pertumbuhan pendapatan lini usaha new waves revenue kami lihat menjadi sebuah titik awal konsistensi pertumbuhan pendapatan TLKM di beberapa tahun yang akan datang. Pasca pelepasan anak usaha tersebut, maka focus usaha untuk mengembangkan beberapa layanan jasa telekomunikasi yang akan memberikan pemicu pertumbuhan lebih signifikan pada total pendapatan konsolidasi TLKM dapat terjadi lebih cepat.

Hingga periode 1Q10, lini bisnis new wave perusahaan mencatat kenaikan pendapatan menjadi Rp 2.34tn (1Q10) atau bertumbuh sebesar 32.5%, sedangkan lini usaha lama TLKM yaitu legacy bisnis hanya mengalami kenaikan pendapatan sebesar 2.8% menjadi 14.24tn (1Q10). Pelepasan unit usaha Fleksi (dalam scenario pendapatan lini usaha tersebut masih dikonsolidasikan) juga kami lihat akan memberikan dampak yang signifikan bagi kinerja TLKM di beberapa tahun yang akan datang. Selain TLKM dapat focus mengembangkan lini bisnis data dan internet, perusahaan juga dapat lebih mengembangkan bisnis seluler (telkomsel) sebagai kontributor utama pendapatan perusahaan selama beberapa tahun silam. Diversifikasi layanan seluler (telkomsel) juga akan lebih bervariasi dan pada akhirnya berpotensi memicu pertumbuhan pendapatan yang signifikan.Kami memprediksikan TLKM akan mencatat kenaikan pendapatan menjadi Rp 66.67tn (FY10F) dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 4.17% menjadi Rp 11.80tn (FY10F). Kami masih memiliki sudut pandang yang positif terhadap potensi pertumbuhan usaha perusahaan hingga akhir tahun ini. TLKM ditutup pada Rp 7.950 per lembar saham atau setara dengan p/e rasio sebesar 13.53x atau dibawah rata rata industry p/e sebesar 22.59x. Kami konsisten dengan rekomendasi BUY dengan target harga sebesar Rp 9.200 per lembar saham.

Aneka Tambang (ANTM) Batal Right Issue

Dengan banyaknya proyek yang akan dilaksanakan, dimana untuk semua proyek dapat berjalan akan membutuhkan Rp 2,5 triliun, ANTM mempertimbangkan untuk melakukan right issue tahun ini. Namun wacana untuk right issue tampaknya dibatalkan seperti yang diutarakan oleh Direktur Utama ANTM.

Dikatakan ANTM akan menggunakan dana internal dan apabila diperlukan akan mencari pinjaman dari perbankan. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa ANTM tidak akan melaksanakan secara sekaligus dilangsungkan tahun ini. Mengingat total dana yang dibutuhkan untuk pelaksanakan semua proyek mencapai Rp 2,5 triliun yang mana sulit dipenuhi dengan dana internal dan pendanaan dari perbankan. Dengan meningat total ekuitas 2010F yang mencapai Rp 8.8 triliun kami memperkirakan Debt to Equity ratio ANTM dapat mencapai 0.25x. Meski tidak tinggi namun kami melihat hal tersebut dapat membahayakan mengingat pergerakan harga komoditas yang berfluktuasi.

Ketika harga komoditas baik tentunya tidak akan membebankan secara cash flow operasional dari beban bunga hutang. Beban bunga hutang akan dapat memukul kinerja ANTM apabila harga komoditas nikel rendah.Tentunya hutang, paling tidak Rp 2 triliun, akan dibayar lebih dari setahun.Untuk tahun ini kami perkirakan harga komoditas nikel dan juga emas akan membaik jikadibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Laba bersih ANTM tahun ini kami perkirakan akan mencapai Rp 1.1 triliun dari Rp 604 triliun. Volume penjualan emas yang dimanufaktur ANTM akan lebih banyak, disumbang oleh tambang Cibaliung yang akan beroperasional pada tahun ini semester II.Proyeksi harga wajar dengan menggunakan metode Discounted Cash Flow setelah proyeksi keuangan memberikan nilai intrinsik ANTM di Rp 2900 yang nama masih jauh dari harga penutupan terakhir ANTM, oleh sebab itu kami merekomedasi BUY untuk ANTM.

Sunday, June 13, 2010

Produksi Astra Agro Lestari (AALI) Juni 2010

Pada lima bulan pertama tahun ini AALI memanen sebanyak 1,46 juta ton tandan buah segar kelapa sawit. Panen ini lebih rendah 7% daripada periode yang sama setahun yang lalu. AALI memanen 1,57 juta ton tandan buah segar kelapa sawit. Dari panen tersebut AALI memproduksi minyak kelapa sawit (CPO) 379.000 ton dari 395.000 ton pada tahun lalu dalam periode yang sama atau turun 4.2% Kurangnya penurunan panen pada produksi CPO dikarenakan tingkat perasan yang lebih baik. Tingkat perasan buah segar AALI pada tahun lalu adalah 22.55% untuk setiap ton tandan buah segar pada lima bulan pertama 2009 naik menjadi 23.59%. Panen tandan buah segar pada bulan Mei lebih baik daripada bulan April. AALI memproduksi 82.700 ton CPO dari 77.100 ton yang mana perbaikan panen tersebut sama polanya dengan pola panen tahun lalu.

Kami masih berpandangan, meski laporan panen AALI turun, bahwa produksi CPO AALI akan meningkat daripada total produksi tahun lalu. Dibarengi dengan perbaikan harga rata-rata CPO di tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu maka nilai penjualan AALI akan lebih tinggi. Kami memproyeksikan AALI akan membukukan penjualan dari Rp 7.4 triliun menjadi Rp 8 triliun. Laba bersih AALI akan mencapi Rp 2 triliun dari Rp 1.66 triliun. Perhitungan harga wajar AALI berada di Rp 29.400 yang mana masih memberikan keuntungan investasi yang menarik. Rekomendasi AALI: BUY.

ASII Berpotensi Bertumbuh Signifikan Hingga Akhir 2010

Divisi otomotif ASII kembali mencatat kenaikan kinerja di bulan February 2010. Penjualan 2W mencatat kenaikan sebesar 21% YoY dari sekitar 200.486unit (Feb09) menjadi 242.865unit (FY10). Angka tersebut juga terhitung naik bila dibandingkan dengan pencapaian bulan sebelumnya (Jan10) sebanyak 216.041unit. Kinerja 4W di bulan yang sama juga diprediksi akan mencatat kenaikan yang signifikan atau bertumbuh dari Jan10 sekitar 31.074unit (Astra) dan 21.732unit (Non Astra) atau setara dengan market share sebesar 59% (Jan10), naik dari 57% (Jan09) YoY. Data sementara dari pihak internal management menyatakan, total penjualan pasar 4W pada periode February 2010 mencapai 108.388unit. Bila mengasumsikan penjualan 4W akan stabil dengan jumlah minimum 50.000unit per bulannya, maka target sebanyak 600.000unit mobil akan dapat tercapai hingga akhir tahun 2010, atau lebih rendah sedikit dibandingkan dengan pencapaian tahun 2008 sebanyak 607.805unit.

Secara keseluruhan, pencapaian ASII hingga akhir tahun lalu masih mencatat kinerja yang baik. Penjualan bertumbuh menjadi Rp 98.52tn (FY09) dari sekitar Rp 97.06tn (FY08), sedangkan laba bersih kembali mengalami peningkatan dari Rp 9.19tn (FY08) menjadi Rp 10.04tn (FY09), dengan kenaikan EPS menjadi 2.480 (FY09) dari sekitar 2.270 (FY08). Hingga akhir tahun ini kami memprediksikan ASII masih akan mencatat pertumbuhan usaha yang akan didorong oleh kontributor bisnisnya antara lain: Otomotif, Pertambangan dan Alat Berat, sedangkan lini usaha lain kami prediksikan akan memberikan dampak yang cukup signifikan dengan kembali mencatat pertumbuhan (FY10F). Kami masih konsisten dengan sudut pandang optimis pada pertumbuhan usaha perusahaan di masa yang akan datang. Kami memberikan rekomendasi BUY dengan target harga Rp 47.500 per lembar saham.

Jababeka (KIJA): Anggaran Capex

KIJA mengalokasikan belanja modal (capex) sejumlah Rp300 milyar untuk pembangunan dry port. Rencananya dalam 5 sampai 7 tahun ke depan luas area dry port akan mencapai 70 ha. Dari total luas dry port tersebut, sekitar 10 ha akan dialokasikan bagi penyimpanan peti kemas dengan kapasitas 250.000 TEUS.

Kami menilai keberadaan dry port akan menjadi daya tarik yang signifikan bagi kalangan industri untuk memiliki lahan di kawasan industri III yang saat ini sedang dipasarkan oleh perusahaan. Dry port tersebut sangat berguna untuk mengurangi tingkat kepadatan arus ekspor impor barang di pelabuhan Tanjung Priok. Dengan peningkatan arus kelancaran pengiriman barang akan sangat menguntungkan bagi pemain industri sehingga perputaran inventory mereka akan sanga tertolong. Untuk tahun 2010F kami perkirakan KIJA akan membukukan pendapatan Rp763 milyar dengan laba bersih Rp72 milyar. Target harga saham KIJA adalah Rp310 dengan menggunakan metode NAV. Rekomendasi: BUY

Thursday, June 10, 2010

ANALISA TEKNIKAL HARI INI

IHSG kembali gagal menembus level 2.800
IHSG gagal mempertahankan kenaikan di awal pembukaan pasar, terkoreksi hingga ke level 2.758, meski akhirnya ditutup di 2.770. Indeks masih ditutup diatas 2.749 & dalam range 2.721 (100-day MA) - 2.825 (50-day MA), menunjukkan trend bullish jangka pendek, meski kondisi stochastic dalam area overbought dan trend volume menurun. Selama bertahan diatas 2.749 (50% Fibo), indeks berpeluang menuju resist 2.781, jika tembus ke resist 2.798/2.826. Indeks memiliki support di 2.765, jika tembus ke 2.747/2.722. Indeks diperkirakan dalam kisaran 2.750-2.800.

ASRI menunjukan white marubozu setelah berhasil bertahan diatas mid band Bollinger di 170 diikuti dengan volume perdagangan yang tinggi. Diperkirakan harga akan mendekati resist V shape di 190 (61,8% fibbo retracement) dan resist selanjutnya di 205. Selama harga terkoreksi terbatas di 178 dan 172 uptrend chanel akan terus berlanjut. Rekomendasi: Spec.BUY dengan stoploss di 172.

DILD mengalami penguatan dalam pola bull flag continuation dan berhasil ditutup diatas double
topnya 1,190 diikuti dengan peningkatan volume perdagangan. Harga berpeluang melanjutkan
kenaikannya ke resist chanel di 1,250 dan target teoritis di 1,310. Namun jika terjadi koreksi, harga akan mendekati support level di 1,140 dan 1,120. Rekomendasi: Spec.BUY dengan stoploss 1,150.

ELSA dalam trend bearish, meski menunjukkan signal reversal bullish dari pola candle dragonfly doji dan stochastic oversold. ELSA berpeluang menguat menuju resist line 430, jika tembus ke resist 480/520. ELSA memiliki support di 390, jika tembus ke support 360/310. Rekomendasi: Speculative Buy, stop loss di 380.

SMGR dalam trend bullish, meski tertahan di 8.300 (50% fibo 9.100-7.600) dan candle hanging man. Selama berada di bawah 8.300, berpeluang terkoreksi ke support 8.150/7.900. Namun SMGR dapat tembus 8.300, berpeluang menuju resist 8.500/8.700. Rekomendasi: Speculative Buy, stop loss 8.100.

Wednesday, June 9, 2010

Adhi Karya (ADHI): Target Peroelah Kontrak Jalan Tol Rp 2,75 Triliun

ADHI menargetkan untuk dapat memperoleh kontrak lima ruas jalan tol di tahun 2010. Nilai kontrak yang ditargetkan sebesar Rp 2,75 triliun dari bisnis konstruksi tol tersebut. Sejumlah tol yang telah berhasil diselesaikan pembangunannya oleh ADHI diantaranya adalah tol Kanci-Pejagan, Bogor Ring Road, dan Terminal III Bandara Soekarno-Hatta,.

Kami menilai target perolehan kontrak yang ditetapkan oleh ADHI cukup relevan, mengingat perseroan memiliki kemampuan yang baik dalam pembangunan jalan tol. ADHI memiliki teknologi ACPS (Adhi Concrete Pavement System) dalam pembangunan jalan tol, yang telah berhasil dibuktikan dalam pembangunan jalan tol Kanci - Pejagan. Dengan menggunakan teknologi ACPS dapat mempersingkat pengerjaan proyek. Saat ini ADHI telah memiliki pangsa pasar pembangunan jalan tol sebesar 30%. Untuk kinerja tahun 2010F kami perkirakan ADHI akan membukukan pendapatan Rp8,7 trilyun dengan laba bersih Rp238 milyar. Target harga saham ADHI adalah Rp850 dengan menggunkakan metode DCF. Rekomendasi: BUY

Dividen Sampoerna Agro (SGRO)

Rapat umum pemegang saham SGRO kemarin menentukan bahwa SGRO akan membagikan dividen dari tahun buku 2009 sebesar Rp 45 per lembar. Keputusan ini sesuai dengan dividen policy SGRO dimana SGRO akan membagikan dividen dengan tidak melebihi melebihi 35%. Mengingat laba bersih per lembar saham tahun 2009 senilai Rp 149 maka rasio dividen payout ratio SGRO untuk tahun buku menjadi sebesar 30%. Ratio tersebut cukup menarik namun mengingat harga penutupan SGRO kemarin Rp 2250 yang berarti hanya memberikan keuntungan 2% saja dari dividen SGRO maka kami memandang keuntungan yang didapat kurang menarik.

Keuntungan investasi dapat dipertimbangkan dari saham SGRO memperhatikan proyeksi kinerja fundamental SGRO yang membaik di tahun ini dari tahun sebelumnya. Kami proyeksikan SGRO akan membukukan penjualan yang meningkat 46% dari tahun lalu atau mencatat Rp 2.66 triliun di tahun ini dari Rp 1.8 triliun di tahun 2009. Laba bersih juga akan meningkat secara menarik dari Rp 286 miliar menjadi Rp 471 miliar atau naik 65%, lebih baik dari kenaikan penjualan. Kenaikan laba bersih tersebut terbantu dengan minimnya pembayaran bunga hutang dan biaya produksi SGRO. SGRO merupakan perusahaan yang net cash dan penurunan biaya produksi dikontribusi dengan turunnya harga pupuk.

Perhitungan harga wajar setelah proyeksi kinerja keuangan SGRO berada di Rp 2800 atau memberikan keuntungan investasi sekitar 24%, yang mana cukup menarik. Valuasi PER dan Ev/Ha yang masih murah, oleh karena itu kami merekomendasikan BUY.

Tuesday, June 8, 2010

TLKM Masih Berpotensi Mempertahankan Pangsa Pasar

TLKM mentargetkan penyelesaian transaksi kesepakatan pembelian tower sebanyak 9.000 menara dengan pihak SingTel akan rampung pada akhir tahun ini. Adapun nilai kontrak tersebut setara dengan US$ 1.2bn. Untuk mendukung kinerja pertumbuhan di tahun tahun yang akan datang, perusahaan hingga kini masih aktif melakukan ekspansi khususnya pada infrastruktur yang mendukung jasa layanan telekomunikasi yang telah dan akan ditawarkan.

Pertumbuhan lini usaha seluler hingga akhir tahun ini diharapkan masih akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap total pendapatan Telkom. Hingga akhir tahun ini, perusahaan berharap akan membukukan kenaikan pelanggan sebanyak 10juta pelanggan atau menjadi 91juta pelanggan, dengan tetap mempertahankan market share diantara para pesaingnya. Sementara itu, rencana perusahaan untuk menggabungkan lini usaha seluler jaringan CDMA juga masih dalam taraf pembicaraan dan diharapkan akan rampung pada semester kedua tahun ini. Adapun bentuk kesepakatan apakah melakukan merger atau akuisisi juga masih dalam taraf perbincangan.

Pertumbuhan yang terjadi selama beberapa tahun terakhir didukung oleh jaringan infrastruktur yang mendukung serta kekuatan arus kas perusahaan termasuk bisnis model T.I.M.E masih akan menjadi beberapa sentiment positif pemicu pertumbuhan usaha perusahaan di tahun yang akan datang.

TLKM masih menjadi pemimpin didalam industrinya, baik dari sisi kekuatan neraca, maupun laporan laba rugi, hingga potensi pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Kami memprediksikan TLKM akan membukukan pertumbuhan pendapatan menjadi Rp 66.67tn (FY10F) atau terpaut cukup signifikan dibandingkan dengan rata rata proyeksi consensus sebesar Rp 70.76tn (FY10F). Adapun laba bersih perusahaan kami prediksikan akan mencapai menjadi Rp 11.80tn (FY10F) vs Rp 12.57tn (rata rata konsensus). Kami masih memiliki sudut pandang yang optimis dan konsisten dengan rekomendasi BUY dengan target harga sebsar Rp 9.200 per lembar saham.

Akuisisi Bakrie Sumatera Plantation (UNSP)

UNSP tampaknya masih harus menggeser jadwal akuisisi anak perusahaan PT Domba Mas. Semula dijadwalkan pengalihan kepemilikan akan tuntas pada bulan Mei. Namun pada rapat umum pemegang saham tahunan Direktur Utama UNSP menyebutkan pihaknya belum mentandatangani perjanjian jual beli. Dengan kata lain, jadwal penuntasan transaksi tidak terpenuhi. Meski demikian, UNSP menegaskan masih berminat dan akan menuntaskan transaksi pengalihan kepemilikan.

Pada intinya UNSP berencana masuk pada bisnis hilir kelapa sawit dengan pengakuisisian anak perusahaan Domba Mas. Anak perusahaan Domba Mas yang menjadi target akuisisi UNSP merupakan perusahaan yang bergerak pada industri oleochemical. Oleochemical merupakan produk turunan dari kelapa sawit yang menjadi bahan baku bagi produk kosmetik, detergen dan produk perawatan kulit.

Oleochemical merupakan bahan baku personal care dan detergent yang termurah dibandingkan dengan bahan baku lainnya sehingga mempunyai daya saing yang baik dan prospek bisnis yang baik. Sehingga kami melihat pengakuisisian Domba Mas dapat memberikan kontribusi yang positif bagi perusahaan.

Pada tahun ini kami memproyeksikan anak perusahaan Domba Mas belum memberikan kontribusi yang positif pada penjualan UNSP dan demikian juga laba bersih. Sebaliknya, kami berasumsi konservatif bahwa anak perusahaan Domba Mas akan menambah biaya beban bunga hutang. Terbantu dengan membaiknya harga komoditas baik karet dan kelapa sawit dan dibarengi dengan volume penjualan yang lebih baik baik output kelapa sawit dan karetnya, kami
melihat penambahan beban bunga hutang tidak melemahkan posisi arus kas UNSP. Perhitungan harga wajar setelah proyeksi keuangan menurut kami berada di Rp 725. Valuasi PER dan Ev/Ha UNSP juga cukup menarik, oleh sebab itu kami merekomendasikan BUY untuk UNSP.