Tuesday, June 8, 2010

TLKM Masih Berpotensi Mempertahankan Pangsa Pasar

TLKM mentargetkan penyelesaian transaksi kesepakatan pembelian tower sebanyak 9.000 menara dengan pihak SingTel akan rampung pada akhir tahun ini. Adapun nilai kontrak tersebut setara dengan US$ 1.2bn. Untuk mendukung kinerja pertumbuhan di tahun tahun yang akan datang, perusahaan hingga kini masih aktif melakukan ekspansi khususnya pada infrastruktur yang mendukung jasa layanan telekomunikasi yang telah dan akan ditawarkan.

Pertumbuhan lini usaha seluler hingga akhir tahun ini diharapkan masih akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap total pendapatan Telkom. Hingga akhir tahun ini, perusahaan berharap akan membukukan kenaikan pelanggan sebanyak 10juta pelanggan atau menjadi 91juta pelanggan, dengan tetap mempertahankan market share diantara para pesaingnya. Sementara itu, rencana perusahaan untuk menggabungkan lini usaha seluler jaringan CDMA juga masih dalam taraf pembicaraan dan diharapkan akan rampung pada semester kedua tahun ini. Adapun bentuk kesepakatan apakah melakukan merger atau akuisisi juga masih dalam taraf perbincangan.

Pertumbuhan yang terjadi selama beberapa tahun terakhir didukung oleh jaringan infrastruktur yang mendukung serta kekuatan arus kas perusahaan termasuk bisnis model T.I.M.E masih akan menjadi beberapa sentiment positif pemicu pertumbuhan usaha perusahaan di tahun yang akan datang.

TLKM masih menjadi pemimpin didalam industrinya, baik dari sisi kekuatan neraca, maupun laporan laba rugi, hingga potensi pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Kami memprediksikan TLKM akan membukukan pertumbuhan pendapatan menjadi Rp 66.67tn (FY10F) atau terpaut cukup signifikan dibandingkan dengan rata rata proyeksi consensus sebesar Rp 70.76tn (FY10F). Adapun laba bersih perusahaan kami prediksikan akan mencapai menjadi Rp 11.80tn (FY10F) vs Rp 12.57tn (rata rata konsensus). Kami masih memiliki sudut pandang yang optimis dan konsisten dengan rekomendasi BUY dengan target harga sebsar Rp 9.200 per lembar saham.

Akuisisi Bakrie Sumatera Plantation (UNSP)

UNSP tampaknya masih harus menggeser jadwal akuisisi anak perusahaan PT Domba Mas. Semula dijadwalkan pengalihan kepemilikan akan tuntas pada bulan Mei. Namun pada rapat umum pemegang saham tahunan Direktur Utama UNSP menyebutkan pihaknya belum mentandatangani perjanjian jual beli. Dengan kata lain, jadwal penuntasan transaksi tidak terpenuhi. Meski demikian, UNSP menegaskan masih berminat dan akan menuntaskan transaksi pengalihan kepemilikan.

Pada intinya UNSP berencana masuk pada bisnis hilir kelapa sawit dengan pengakuisisian anak perusahaan Domba Mas. Anak perusahaan Domba Mas yang menjadi target akuisisi UNSP merupakan perusahaan yang bergerak pada industri oleochemical. Oleochemical merupakan produk turunan dari kelapa sawit yang menjadi bahan baku bagi produk kosmetik, detergen dan produk perawatan kulit.

Oleochemical merupakan bahan baku personal care dan detergent yang termurah dibandingkan dengan bahan baku lainnya sehingga mempunyai daya saing yang baik dan prospek bisnis yang baik. Sehingga kami melihat pengakuisisian Domba Mas dapat memberikan kontribusi yang positif bagi perusahaan.

Pada tahun ini kami memproyeksikan anak perusahaan Domba Mas belum memberikan kontribusi yang positif pada penjualan UNSP dan demikian juga laba bersih. Sebaliknya, kami berasumsi konservatif bahwa anak perusahaan Domba Mas akan menambah biaya beban bunga hutang. Terbantu dengan membaiknya harga komoditas baik karet dan kelapa sawit dan dibarengi dengan volume penjualan yang lebih baik baik output kelapa sawit dan karetnya, kami
melihat penambahan beban bunga hutang tidak melemahkan posisi arus kas UNSP. Perhitungan harga wajar setelah proyeksi keuangan menurut kami berada di Rp 725. Valuasi PER dan Ev/Ha UNSP juga cukup menarik, oleh sebab itu kami merekomendasikan BUY untuk UNSP.

PTPP Raih Kucuran Kredit dari BBNI

PTPP memperoleh kucuran kredit dari PT Bank Negara Indonesia Tbk senilai Rp500 miliar. Pinjaman tersebut digunakan untuk mendukung tambahan modal kerja dalam membiayai sejumlah proyek yang dimiliki perseroan. Fasilitas kredit itu diberikan dalam bentuk pinjaman tunai (cash loan) Rp250 miliar dan pinjaman bukan tunai (non-cash loan) Rp250 miliar. Fasilitas kredit nontunai diberikan dalam bentuk garansi bank, letter of credit (L/C) dan surat kredit berdokumen dalam negeri dan L/C siaga yang akan digunakan sebagai pejaminan tender dan uang muka serta untuk pelaksanaan dan pemeliharaan proyek tersebut.

Kami menilai dengan diberikannya kredit dalam jumlah yang sangat besar dari Bank BNI menunjukkan bahwa PTPP dipercaya untuk menggunakan hutang yang diberikan dengan sangat baik. Dengan adanya pinjaman dari bank BUMN tersebut akan memberikan ruang gerak yang leluasa bagi PTPP untuk terus meningkatkan pertumbuhan kinerjanya. Perseroan terus berupaya untuk meningkatkan efisiensi antara lain dengan melakukan inovasi pada setiap proyek yang dikerjakannya. PTPP telah memiliki reputasi yang baik dalam pengerjaan proyek berupa gedung-gedung tinggi.

Untuk kinerja tahun 2010F kami perkirakan PTPP akan membukukan pendapatan Rp5,7 trilyun dengan laba bersih Rp206 milyar. Target harga saham PTPP adalah Rp850 dengan menggunakan metode DCF. Rekomendasi: BUY.

MORNING NEWS

IQPlus (9/6) - Bursa saham Wall Street berakhir bervariasi pada Selasa, tetapi indeks Dow melonjak setelah jaminan oleh kepala Federal Reserve Ben Bernanke bahwa pemulihan ekonomi AS berkelanjutan meskipun terjadi krisis fiskal Eropa. Dow Jones Industrial Average terangkat 123,49 poin (1,26 persen) pada akhir perdagangan menjadi berakhir pada 9.939,98, setelah dua sesi berturut-turut merugi besar yang membawa indeks blue chip Senin ke level terendah tahun ini.

Indeks teknologi Nasdaq kehilangan 3,33 poin (0,15 persen) menjadi 2.170,57 sedangkan indeks S&P 500, ukuran lebih luas dari pasar, naik 11,53 poin (1,10 persen) menjadi 1.062,00. Pasar dibuka melemah tetapi saling silang antara wilayah positif dan negatif karena investor mencerna komentar Bernanke pada Senin bahwa pemulihan ekonomi AS tetap pada jalurnya dan akan menghindari jatuh kembali ke ke dalaman resesi. Bernanke "melakukan bagiannya untuk membantu kasus bullish," ujar analis Schaeffer`s Investment Research, Elizabeth Harrow. "Namun, bulls tidak keluar dari tempat persembunyian sampai setengah jam akhir sesi, yang melihat Dow naik meroket tiga digit," katanya.


IQPlus (9/6) - Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat naik pada Selasa, terangkat euro yang berbalik naik jelang laporan data persediaan yang diperkirakan menunjukkan stok minyak mentah AS jatuh minggu lalu. Perdagangan berombak karena kekhawatiran tentang kesehatan fiskal Eropa dan dampak dari rencana penghematan terhadap pertumbuhan ekonomi membebani pasar saham Eropa dan juga perdagangan di Wall Street maju-mundur setelah dibuka naik. "Orang-orang masih tersentuh oleh kerugian besar dan kuat pada Jumat dan bertanya-tanya apakah pasar saham akan kembali turun atau bisa kembali bangkit," kata Mark Waggoner, presiden Excel Futures di Bend, Oregon. Minyak mentah AS jenis light sweet untuk penyerahan Juli naik 55 sen, atau 0,77 persen, menjadi menetap di 71,99 dolar AS per barel, di perdagangan dari 70,75 dolar hingga 72,40 dolar dan tinggal dalam rentang perdagangan Senin.

Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juli naik 18 sen menjadi menetap di 72,30 dolar per barel. Minyak mentah berjangka AS merosot 4 persen pada Jumat lalu setelah laporan gaji non pertanian AS pada Mei mengecewakan dan mengirimkan pasar minyak dan ekuitas jatuh. Euro naik pada Selasa setelah mundur-maju, sembuh terhadap dolar AS setelah merosot pada Senin ke level terendah terhadap greenback sejak 2006. Persediaan minyak mentah AS diperkirakan akan jatuh untuk kedua minggu berturut-turut karena volume impor menurun, sebuah survei Reuters terhadap para analis mengatakan pada Selasa jelang laporan mingguan. Laporan persediaan kelompok industri American Petroleum Institute tiba pada Selasa (2030 GMT). Data yang semakin seksama data dari Administrasi Informasi Energi AS tiba Rabu (1430 GMT). "Data stok akan berdampak signifikan karena akan menjadi yang pertama untuk memberikan indikasi dari musim mengemudi. Itu bentuk permintaan bensin AS akan benar-benar penting," kata Christophe Barret, seorang analis minyak di Credit Agricole.


IQPlus (9/6) - Saham Eropa melemah pada Selasa, terseret lebih rendah oleh kegelisahan terus-menerus atas keuangan publik Eropa, sementara euro yang sedang di bawah serangan berlarut-larut menguat setelah Hongaria berjanji untuk mengendalikan defisit pengeluarannya. Pasar Eropa kesulitan sepanjang hari, tidak bisa mengambil keuntungan dari perdagangan di Asia yang hampir positif dan kenaikan awal di Dow Jones Industrial Average di Wall Street, dimana investor menyambut baik pernyataan oleh ketua Federal Reserve bahwa pemulihan AS
berkelanjutan. Sebaliknya euro rebound terhadap dolar, naik ke 1,1996 dolar sore hari, terhadap 1,1919 pada Senin. Sementara itu, dolar jatuh terhadap yen, diperdagangkan pada 91,25 yen setelah 91,37 yen pada Senin. Indeks FTSE 100 di London merosot 0,81 persen menjadi ditutup
pada 5.028,15 poin. Di Paris, indeks CAC 40 jatuh 0,98 persen menjadi 3.380,36 poin, sementara di Frankfurt, indeks DAX kehilangan 0,62 persen menjadi mengakhiri hari pada 5.868,55 poin.


Rumor Bursa
Cermati Saham Jasa Marga


Para bandar dikabrkan menggerek saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR) di atas level Rp2.000 seiring rencana pemerintah menaikkan tarif tol ruas Cikampek-Jakarta sebesar 10-20% mulai Juli 2010.

Bandar pun tengah merespon positif rencana perseroan berkongsi dengan PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) untuk membangun kota mandiri di Surabaya.

Kemarin, sham JSMR ditututp naik 20 poin ke level Rp1.970. [san/cms]




Rumor Bursa
Trias Bakal Diakuisisi Djarum (TRST)

Saham PT Trias Sentosa Tbk (TRST) dikabarkan akan dibawa ke harga buku dalam waktu dekat. Grup Djarum disebut-sebut akan mengakuisisi saham Trias.

Pengambilalihan ini dengan cara mengambil kepemilikan saham milik PT Kopanca Linggabuana. Djarum pun meminati saham Trias karena mensinergikan usaha perseroa ndengan perusahaan yang mereka kelola. Para bandar pun akan menggerek saham TRST ke level Rp280-300 dalam waktu dekat.

Sementara itu, pada penutupan perdagangan bursa kemarin harga saham TRST ditutup naik 8 poin ke level Rp198. [san/cms]



BBRI Akuisisi AGRO di 2000. Tunggu Dulu..

PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) mengakuisisi saham Bank Agroniaga. Kabar beredar bahwa harga akuisisi akan dipasang di level 2.000.

Tersiar kabar bahwa akuisisi AGRO oleh BBRI akan dilakukan di harga Rp2000. Namun, belum ada penjelasan resmi dari otoritas bursa mengenai hal ini.

Terkait hal ini, analis PT Pacific 2000 Investindo Muhammad Arif mengatakan, dengan rencana BBRI menjadi pemegang saham mayoritas di AGRO, ini berarti, aksi korporasi ini akan diikuti oleh tender offer (TO). Investor yang berharap bisa ikut TO pun akan melepas sahamnya.

Namun, ia menyarankan investor jangan masuk dulu ke saham AGRO, sebelum ada penjelasan resmi dari Bursa Efek Indonesia, “Situasi saat ini masih bersiko, sebaiknya tunggu ada kepastian,” katanya.

Arif mengatakan, pelaku pasar sebaiknya belajar dari tender offer PT Indosat (ISAT), dimana tidak semua investor pemegang sajam ISAT bisa ambil bagian dalam TO. “Ini spekulasi kalau hanya untuk mengejar TO. Karena bisa saja TO tidak mengambil seluruh saham publik,” pungkasnya. [nat/ast]




IQPlus (9/6) - PT Bhakti Investama Tbk (BHIT) menargetkan di tahun 2012, untuk batubara dari Sumatera dan Kalimantan bisa menghasilkan 6 juta MT per tahun dengan rincian 2,5 juta MT dari Sumatera dan 3,5 juta MT dari Kalimantan. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur BHIT, Darma Putra dalam keterangan tertulinys, Rabu. Dia menjelaskan, dari delapan KP batubara di Sumatera Selatan salah satunya sudah berproduksi (PMC), 500 hektare yang sudah dieksplorasi dan ditambang di PMC kira-kira dapat menghasilkan 20 juta MT. Untuk KP PMC diharapkan dapat menghasilkan 50 juta sampai dengan 60 juta MT. Menurut perhitungan yang konservatif, 8 KP Sumatera Selatan tersebut mempunyai sekitar 300 juta MT resources yang dapat kita tambang, ujarnya. Dia juga menambahkan, "apabila ditambah dengan lahan dan dermaga akan menghabiskan biaya sekitar US$5 juta (Groos)," tambahnya.



IQplus (9/6) - Kawasan Industri Jababeka berhasil meraih laba bersih Rp24,6 miliar di periode
hingga akhir maret 2010 dibandingkan rugi bersih Rp59,6 miliar di periode tahun sebelumnya. Keterangan perseroan menyebutkan hal itu karena naiknya pendapatan sebesar 103 % menjadi Rp158,5 miliar dari Rp77,9 miliar. Sementara laba operasi naik 27 % menjadi Rp22,3 miliar dari Rp17,5 miliar.



IQplus (9/6) - Radiant Utama Interinsco akan menganggarkan Belanja Modal tahun ini sebesar
Rp20 milair. Keterangan Coki Lubis sekretaris perusahaan menyebutkan capex tahun ini lebih konservatif karena lebih banyak dipergunakan untuk maintain peralatan yang ada sehingga jumlahnya tidak terlalu besar. Capex akan diambil dari kas perusahaan yang per maret 2010 memiliki dana kas Rp72 miliar.



UNSP Incar Pendapatan Tumbuh 20-25%
Agustina Melani

PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk (UNSP) menargetkan pendapatan tumbuh sekitar 20%-25% pada 2010. Pendapatan ini belum termasuk dari kontribusi produksi oleo-chemical.

Hal itu disampaikan Direktur Utama UNSP Ambono Janurianto, seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Selasa (8/6). "Perusahaan akan mengikuti perkembangan harga, kita tetap menargetkan sekitar 20%-25%," ujar Ambono.

Perseroan menargetkan, produksi oleo-chemical sekitar 40 ribu ton untuk line pertama. Produksi pertama sekitar 3.000 ton. P&G telah menandatangani kontrak oleo dengan UNSP pada 12 Mei lalu. Seperti diketahui, perseroan akan mengakusisi 100% saham PT Domba Mas Agrointi Prima yang bergerak di bidang usaha industri oleo-chemical. Namun, hingga saat ini proses akuisisi atas enam perusahaan miliki grup Domba Mas belum dapat dituntaskan. Ambono mengatakan, perseroan akan kembali duduk bersama untuk mengakuisisi 6 perusahaan milik grup Domba Mas. Sebelumnya, perseroan mengharapkan akuisisi Domba Mas selesai pada

April hingga Mei 2010 dan produksi sekitar Juli 2010. Tapi, rencana produksi tersebut mundur karena proses akuisisi yang belum selesai.

Selain itu, perseroan menjajaki mengincar Benoa Indah. Ambono mengatakan, perseroan telah mengirim tim untuk lelang Benoa Indah. "Kita harus cukup hati-hati untuk ikut berpartisipasi dalam lelang Benoa Indah. Kalau investor atau pemilik perusahaan friendly kita akan masuk," kata Ambono.

Ambono menambahkan, bila pihaknya tertarik untuk akuisisi Benoa Indah maka pendanaan akan dilakukan dengan restrukrisasi utang. Seperti diketahui, Benoa Indah memiliki utang sekitar Rp480,7 miliar terdiri dari utang pokok sekitar Rp240,7 miliar dan sisa berupa bunga kepada Bank Mandiri. Bank Mandiri melakukan lelang atas Benoa Indah.

Perseroan menargetkan luas areal tertanam sekitar 130 ribu akhir 2010. Saat ini UNSP memiliki 45% tanaman muda. Perseroan menargetkan produksi sekitar 320 ribu ton crude palm oil (CPO). Selain itu, perseroan memiliki 18 ribu land bank untuk karet. Perseroan memiliki kebun dan pabrik di Sumatra bagian utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung.

Perseroan juga telah mengeksekusi akuisisi 100% atas sejumlah perusahaan yakni PT Monrad Intan Barakat, sebuah perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Selatan, PT Julang Oca Permana sebuah perkebunan karet

di Bengkulu, dan PT Citralaras Cipta Indonesia, sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatra Barat. [hid]




BNBR Jajaki 'Co Investment' Terhadap 5 Investor
Agustina Melani

PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) menjajaki co investment kepada 5 investor termasuk fund manager global.

Hal itu disampaikan Chief Executive Officer (CFO) PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) Bobby Gafur, Selasa (8/6). Bobby menuturkan, pihaknya telah bertemu investor dalam non deal roadshow ke Hong Kong dan London beberapa waktu lalu. Pihaknya menawarkan co investment kepada fund manager global. "Kita tawarkan co invesment dari yang kecil dan besar kepada fund manager global," ujar Bobby.

Seperti diketahui, Perseroan berencana menerbitkan obligasi dolar AS senilai US$250 juta. Krisis ekonomi Eropa dan kondisi Amerika Serikat (AS) belum pulih membuat perseroan menunda penerbitan obligasi global tersebut. "Krisis utang Eropa dan kondisi Amerika Serikat belum pulih membuat struktur keuangan berubah. Perseroan menawarkan co investment untuk kegiatan investasi BNBR," tutur Bobby.

Perseroan menawarkan obligasi global untuk refinancing utang dan investasi. [mel/cms]




AKSI BAKRIE TELECOM
Harga Saham Bakrie Telecom Melejit


JAKARTA. Harga saham PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) tiba-tiba melejit. Hal ini terjadi pasca mencuatnya pemberitaan seputar rencana sinergi BTEL dan Telkom Group.

Pada penutupan perdagangan Selasa (8/6) sore, harga saham BTEL melompat 3,09% menjadi Rp 167 per saham. Ini adalah posisi harga tertinggi BTEL sejak 17 Oktober 2008. Bukan cuma itu, saham BTEL juga paling banyak ditransaksikan di Bursa Efek Indonesia, yakni mencapai 1 miliar saham dengan nilai transaksi harian sebesar Rp 169,7 miliar.

Analis saham melihat, harga saham BTEL berpotensi menembus Rp 200 per saham. "Apalagi jika rencana sinergi Bakrie Telecom dan Flexi terwujud," kata Syaiful Adrian, analis Ciptadana Securities.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar telah menyetujui rencana sinergi antara unit usaha Flexi milik PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan BTEL yang mengusung merek dagang Esia.