Thursday, April 29, 2010

Indocement Tunggal Prakarsa (INTP): Kinerja 1Q10

Pada 1Q10 INTP mencatat kenaikan pendapatan yang cukup signifikan sebesar
16,6% yoy menjadi Rp2,55 trilyun. Namun kenaikan beban pokok pendapatan
hanya sekitar 4% yoy menjadi Rp1,2 trilyun, sehingga laba kotor mengalami
kenaikan yang signifikan sebesar 31,2% yoy menjadi Rp1,32 trilyun. Seiring
dengan kenaikan penjualan, beban usaha mencatat peningkatan sekitar 30% yoy
menjadi Rp343,4 milyar terutama karena kenaikan beban pengangkutan dan
penjualan. Sehingga laba usaha mencatat kenaikan 31,5% yoy menjadi Rp980
milyar pada 1Q10. Di luar level operasional INTP mencatat pendapatan lain-lain
Rp53,8 milyar pada 1Q10 dibandingkan beban lain-lain Rp48,9 milyar pada
1Q09. Hal ini terutama disebabkan oleh dua hal. Pertama INTP mencatat
keuntungan kurs Rp15,3 milyar pada 1Q10 dibandingkan kerugian kurs Rp56,7
milyar pada 1Q09 dan kenaikan penghasilan bunga yang signifikan sebesar 158%
yoy menjadi Rp44,6 milyar. Laba bersih mencatat kenaikan yang sangat
signifikan sebesar 56,4% yoy menjadi Rp786,4 milyar pada 1Q10.
Kinerja INTP pada 1Q10 sesuai dengan perkiraan kami. Sebelumnya kami
memperkirakan perusahaan akan mencatat pendapatan dan laba bersih masingmasing
Rp14,1 trilyun dan Rp3,2 trilyun pada tahun 2010F.

Secara keseluruhan kami masih memiliki outlook positif terhadap kinerja INTP
dalam beberapa tahun ke depan, didorong oleh tren kenaikan volume penjualan
semen domestik yang juga didukung oleh kemampuan perusahaan untuk
meningkatkan efisiensi. Target harga saham INTP adalah Rp11.000 dengan
menggunakan metode DCF. Karena harga sahamnya saat ini telah melampaui
target harga saham kami, rekomendasi kami adalah SELL.

Peluang Indeks Melanjutkan Kenaikan Sangat Besar

Kemarin indeks mencatat kenaikan yang signifikan setelah sehari sebelumnya
mengalami pelemahan yang juga signifikan. Hari ini kami perkirakan peluang
indeks untuk melanjutkan kenaikan sangat tinggi. Hal ini terutama didorong
oleh sentimen positif yang signifikan dari bursa global. Semalam Dow Jones
mencatat kenaikan yang signifikan sebesar 122 poin (1,10%), antara lain dipicu
oleh kinerja beberapa emiten yang melebihi perkiraan seperti Motorola. Hal ini
mengindikasikan bahwa perekonomian AS mulai menguat. Kekhawatiran
terhadap utang Yunani juga mulai mereda. Bursa regional Asia Pasifik pada pagi
ini juga menunjukkan penguatan yang signifikan seperti yang ditunjukkan oleh
kenaikan indeks Nikkei. Namun pergerakan harga logam di LME tidak
memberikan sentimen positif yang signifikan terhadap pergerakan indeks hari
ini. Meskipun harga timah naik, harga nikel mencatat penurunan. Kurs rupiah
masih relatif stabil di Rp9.013 per US$. Kami perkirakan hari ini indeks akan
bergerak di kisaran 2920 sampai 2960.

Kinerja Bank Rakyat Indonesia (BBRI) pada kwartal I 2010

BBRI membukukan laba bersih Rp 2.15 triliun pada kwartal I tahun ini atau
naik 25% dengan perbandingan tahun per tahun dibantu dengan kenaikan
pendapatan dari kredit dari Rp 8.3 triliun di tahun lalu pada periode yang sama
menjadi Rp 9.5 triliun. BBRI berhasil menurunkan biaya pendanaan sebanyak
3% dari tahun lalu sehingga membantu pendapatan bersih dari bunga naik 24%.
Kami melihat secara tahunan pertumbuhan kredit BBRI membukukan kenaikan
yang tertinggi dibandingkan dengan bank-bank besar lainnya. Pendapatan dari
bunga kredit juga naik dengan baik. BBRI membayar provisi dengan jumlah
yang sama dengan tahun lalu sehingga dapat dikatakan kinerja BBRI murni dari
hasil kerja kreditnya.
Selisih bunga kredit dan bunga bank (NIM) BBCA di tahun ini turun dibandingkan
dengan tahun lalu. Sementara rasio pinjaman terhadap simpanan naik dari 81%
menjadi 86%. Apabila pada tahun ini BBRI dapat menjada likuiditas maka akan
tidak mengherankan apabila performa BBRI akan sangat baik di tahun ini.
Proyeksi kinerja BBRI dan perhitungan harga wajar BBRI memberikan Rp 8900
sebagai harga wajar BBRI. Perbandingan valuasi PER dan PBV juga tidak
berjauhan dengan harga rata-rata industri perbankan. Harga penutupan pasar
kemarin tidak memberikan keuntungan investasi yang menerik oleh sebab itu
kami memrekomendasi HOLD.

MORNING NEWS

IQPlus(30/4) -Pasar saham AS naik pada Kamis, dengan Dow meningkat lebih dari 100 poin karena kekhawatiran terhadap krisis utang zona euro surut dan pedagang berupaya mengembalikan kerugiannya dari awal pekan ini. Dow Jones Industrial Average naik 122,05 poin (1,10 persen) menjadi 11.167,32 pada penutupan. Indeks komposit Nasdaq naik 40,19 poin (1,63 persen) menjadi 2.511,92 dan indeksStandard & Poor`s 500 naik 15,42 poin (1,29 persen) menjadi 1.206,78.


IQPlus(30/4) -Saham-saham Eropa naik dan euro menguat kembali dari tingkat terendah dalam satu tahun terhadap dolar pada Kamis, di tengah berita bahwa bailout (talangan) utang Yunani mendekati kesepakatan dan hasil positif dari perusahaan-perusahaan terkemuka. Pasar saham London naik 0,56 persen pada 5,617.840 poin, sedangkan Frankfurt bertambah 0,99 persen pada 6,144.910 poin dan Paris naik 1,42 persen pada 3,840.620.


IQPlus(30/4) -Harga minyak mentah melonjak pada Kamis, sejalan dengan meningkatnya pasar ekuitas dan melemahnya dolar, karena pasar energi didorong oleh melonggarnya krisis utang Yunani, kata para pedagang. Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juni, naik 1,95 dolar menjadi 85,16 dolar per barel. Minyak mentah Brent North Sea, London, untuk pengiriman Juni naik 74 sen menjadi 86,90 dolar per barel.


Rumor Bursa
Saham Jaya Pari Berpotensi Menuju Rp500

INILAH.COM, Jakarta - Produsen baja PT Jaya Pari Steel Tbk (JPRS) mencetak lonjakan laba bersih 15,089% menjadi Rp11,93 miliar pada kuartal 1-2010.

Seiring dengan lonjakan laba tersebut, harga saham Jaya Pari diramalkan akan bergerak ke level Rp500 dalam waktu pendek.

Sementara itu, pada penutupan perdagangan bursa kemarin harga saham JPRS ditutup naik Rp10 ke Rp400. [san/cms]


Rumor Bursa
Cermati Saham Jemblo Cable

INILAH.COM, Jakarta - PT Jemblo Cable Company Tbk (JECC) dikabarkan tengah meneken kontrak di bidang infrastruktur terkait rencana percepatan pembangunan transmisi PLN untuk pembangunan bandara.

Laba perseroan pada 2009 juga naik 91% dibandinkan 2008. Beberapa hati terakhir, produsen kabel serat ini aktif diperdagangkan dengan PER 5,.7 kali. Harga sahamnya pun berpotensi dikerek menuju level Rp1.200.

Pada penutupan perdagangan bursa kemarin harga saham JECC ditutup naik Rp130 ke RP980. [san/cms]



IQPlus(29/4) - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Bank Danamon Tbk
(BDMN) yang telah digelar hari ini, telah menyetujui untuk pembagian dividen dengan
total Rp 766,266 miliar atau 50% dari perolehan laba bersih perseroan di tahun 2009.
Jika dihitung per saham, dividen yang akan didapatkan pemegang saham adalah sebesar
Rp 90,97 per saham. Dalam laporan keuangannya Bank Danamon berhasil mencatat laba
bersih Rp 1,53 triliun di tahun 2009, tidak berubah dibanding tahun 2008 sebesar Rp 1,53 triliun.


IQPlus(29/4) - PT Timah (Persero) Tbk (TINS) hari ini melaporkan kinerja operasi dan Laporan Keuangan Konsolidasi PT Timah (Persero) Tbk dan Anak Perusahaan yang tidak diaudit untuk periode yang berakhir 31 Maret 2010. Dalam laporan tersebut, Perseroan mencatat laba bersih sebesar Rp141,8 miliar, 882% lebih tinggi dibandingkan laba bersih tahun lalu pada periode yang sama yaitu Rp 14,4 miliar. Hal ini menyebabkan naiknya laba bersih per saham dari Rp3 per saham pada triwulan pertama 2009 menjadi Rp28,- per saham pada triwulan pertama tahun ini.

Naiknya laba bersih tersebut terutama disebabkan karena membaiknya harga rata-rata logam Timah dunia seiring dengan pulihnya daya beli konsumen. Harga tertinggi logam timah dunia adalah US$18.355/Mton dan terendah adalah US$ 14.950/Mton dengan harga rata-rata sebesar US$ 17.225/Mton. Sedangkan harga rata-rata yang diterima perseroan selama triwulan pertama 2010 adalah US$ 16.970/Mton lebih tinggi 51% dari harga ratarata tahun lalu pada periode yang sama yaitu sebesar US$ 11.221 /Mton.

Sementara nilai tukar rata-rata Dolar AS terhadap Rupiah yang diterima oleh Perseroan adalah 20% lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni dari Rp11.671 menjadi Rp9.475 per Dolar AS.



DIVIDEN

Adaro Bagikan Dividen Rp 927,59 M


JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar 21,24 % dari laba bersih tahun buku 2009 atau total sebesar Rp 927,59 miliar. Rinciannya: dividen final untuk 2009 sebesar Rp 543,761 miliar dan dividen interim sebesar Rp 383 miliar yang telah dibayarkan Desember 2009. Dus, para pemegang saham akan mendapatkan dividen Rp 17 per saham.

Hal tersebut seperti diungkapkan Direktur Utama ADRO Garibaldi Thohir setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) ADRO, Jakarta (23/4). ADRO juga menyebutkan, laba ditahan perusahaan mencapai Rp 3,22 triliun.

Sebenarnya tahun lalu, ADRO memberikan dividen hingga 42%. Besarnya laba ditahan perusahaan ini karena pihak manajemen membutuhkan dana guna melakukan investasi ke depannya. Sedangkan di tahun 2010 ini belanja modal ADRO mencapai US$ 200 juta. "Capex tahun ini mencapai US$ 200 juta," kata Garibaldi.
Anna Suci Perwitasari




Laba Bersih GZCO Naik 41,74% di Q1-2010


INILAH.COM, Jakarta - PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 41,74% pada kuartal I-2010 menjadi Rp25,13 miliar dibanding periode yang sama 2009 Rp17,73 miliar.

Dalam laporan keuangan Perseroan yang disampaikan ke BEI, Kamis (29/4) dijelaskan kenaikan laba bersih ini dipicu perolehan laba bersih selisih kurs Perseroan di kuartal I-2010 sebesar Rp370,7 juta dari periode yang sama 2009 yang rugi Rp14,21 miliar.

Namun Perseroan mencatatkan penurunan laba usaha di kuartal I-2010 menjadi hanya Rp23,75 miliar dibanding periode yang sama 2009 sebesar Rp32,41 miliar. Penjualan bersih juga turun dari Rp111,19 miliar menjadi Rp93,48 miliar.

Perseroan juga mencatatkan kewajiban lancar di kuartal I-2010 sebesar Rp126,75 miliar, sedang ekuitasnya mencapai Rp1,09 triliun. [cms]






Laba Bersih Astra Otoparts Naik 110,11% di Q1-2010


INILAH.COM, Jakarta - PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 6110,11% pada kuartal I-2010 menjadi Rp277,98 miliar dibanding periode yang sama 2009 Rp132,3 miliar.

Dalam laporan keuangan Perseroan yang disampaikan ke BEI, Kamis (29/4) dijelaskan kenaikan laba bersih ini dipicu naiknya laba usaha Perseroan di kuartal I-2010 menjadi Rp130,67 miliar dari periode yang sama 2009 sebesar Rp80,71 miliar.

Perseroan juga mencatatkan kewajiban jangka pendek di kuartal I-2010 sebesar Rp1,05 triliun, sedang ekuitasnya mencapai Rp3,48 triliun. [cms]




ADRO Masih Mendapat Rekomendasi Beli
Mosi Retnani Fajarwati


INILAH.COM, Jakarta - Kendati terkoreksi pada perdagangan kemarin, saham PT Adaro Energy (ADRO) berpotensi besar untuk terus melaju. Sentimen fundamental dan tren kenaikan harga batubara menjadi katalisnya.

Direktur PT Bridge Capital, Aji Martono mengungkapkan, secara teknikal potensi penguatan ADRO masih ada. "Dilihat dari perdagangan kemarin saja, investor masih melakukan akumulasi beli," ujarnya kepada INILAH.COM, Jumat (30/4) petang.

Pada penutupan perdagangan Kamis (29/4), saham ADRO ditutup terkoreksi 25 poin ke Rp2.125, dengan pergerakan di kisaran 2.125-2.175. Sementara volume perdagangan mencapai 29.307.500, diiringi nilai transaksi yang mencapai Rp62,9 miliar dengan frekuensi 779 kali. "Penurunan terjadi karena profit taking," ujarnya

Sepanjang 2009, perseroan yang bergerak di pertambangan batubara ini mencatatkan kenaikan laba bersih hingga 392% ke Rp4,4 trliun, dibandingkan 2008 yang hanya Rp887 miliar. Kenaikan juga terjadi pada pos pendapatan usaha 49% ke Rp26,9 triliun dan EBITDA 147% ke Rp11 triliun, yang merupakan rekor barunya. "Kinerjanya tidak mengecewakan," ujarnya.

ADRO mencatatkan laba bersih per saham untuk tahun buku 2009 sebesar Rp136,5. "Ekspektasi perolehan dividen yang lebih baik, juga menjadi penyumbang sentimen positif," tuturnya. Untuk tahun buku 2008, manajemen ADRO membagikan dividen sebesar 42,5% dari laba atau sama dengan Rp337,43 miliar.

Tren kenaikan harga batubara dunia yang dipicu oleh penguatan harga minyak, juga menjadi cambuk bagi saham ADRO untuk melaju. Minyak pada perdagangan kemarin, kembali berada pada level US$83,22. Para analis memprediksikan, sepanjang 2010 ini harga minyak akan berada pada kisaran US$80-85 per barel.

Untuk perdagangan Jumat (30/4), saham ADRO diperkirakan berada pada kisaran Rp2.000-2.250. "Dalam jangka menengah bisa mencapai Rp2.400," ujarnya. Ia merekomendasikan beli saham ADRO baik jangka pendek, menengah, maupun panjang. "Akumulasi beli untuk jangka pendek, menengah, panjang," ungkapnya. [ast/mdr]



IQPlus(29/4) - PT Elnusa Tbk (ELSA) mencatatakan pendapatan usaha senilai
Rp1,15 triliun pada kuarta I-2010, tumbuh signifikan 64 persen dibanding periode yang
sama tahun 2009 lalu senilai Rp698 miliar. Pertumbuhan pendapatan usaha tersebut di
topang oleh kuatnya pertumbuhan bisnis migas pada kuartal I-2010. Menurut keterangan
resminya di BEI, Kamis.

Hingga saat ini, total rihan kontrak segmen jasa hulu migas terintegrasi telah mencapai
hampir USD140 juta. Kontrak ini terdiri dari USD107 juta kontrak Carry Over tahun sebelumnya
serta USD33 juta kontrak baru. Saat ini Perseroan sedang aktif mengikuti tender-tender
jasa hulu migas berbagai perusahaan nasional dan multinasional. Demikian pernyataannya.

Disamping itu, Kinerja laba bersih senilai kurang lebih sebesar Rp50 miliar pada kuartal
I-2010 atau meningkat 25 persen dibandingkan dengan kuartal I-2009 yang senilai kurang
lebih Rp40 miliar. "Tahun ini Perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan usaha
konsolidasi mencapai 22 persen menjadi senilai Rp4,4 triliun. Pendapatan kelompok jasa
hulu migas terintegrasi ditargetkan mencapai Rp2,79 triliun atau berkontribusi sebesar
62 persen." paparnya.

End (As)



Laba Bersih Indofood Agri Resources Tumbuh 35,5%
Susan Silaban


INILAH.COM, Jakarta - PT Indofood Agri Resources Ltd mencetak pertumbuhan laba bersih 35,5% menjadi Rp405 miliar pada kuartal 1-2010 dibandingkan periode yang sama sebelumnya hanya Rp299 miliar.

Pencapaian laba bersih ini didukung dari meningkatnya pendapaan usaha sekitar Rp2,112 triliun, atau naik 5,8% dari Rp1.995 triliun. Pendapatan ini naik lantaran dari aniknya harga jual rata-rata hasil perkebunan dan kenaikan penjualan karet, seiring dengan kuarnya harga CPO di kuartal 1-2010, yaitu rata-rata sebesar US$808 per ton.

Meskipun pendapatan meningkat, marjin laba kotor turun 41,21% di kuartal pertama 2009 menjadi 37,8% di kaurtal pertama 2010, terutama disebabkan oleh turunnya kinerja Divisi Minyak Goreng dan Margarin.

Marjin EBITDA di kuartal pertama 2010 naik menjadi 33,5% dari 32,7% dikuartal pertama 2009 karena meningkatnya laba usaha dan adanya laba kurs sebesar Rp35 miliar.

"Kami akan terus mengembangakan laba perkebunan kepala sawit melalui penanaman baru dan berinvestasi di bidang penelitian dan pengembangan, serta pemuliaan bibit sawit untuk meningkatkan produktivitas. Selain itu, Grup juga memberikan perhatian khusus pada tanggungjawab sosial perusahaan dan bermaksud untuk meningkatkan produksi CPO yang berkesinambungan dan bersertifikan Reountable Sustanaible Palm Oil (RSPO) di lahan perkebunan Sumatera," ungkap CEO dan Executive Direktur Indofood Agri Mark Wakeford. [san/cms]


KINERJA ASTRA INTERNATIONAL

Ekonomi Membaik, Laba ASII Meroket 61%


JAKARTA. Tak percuma para investor terus memburu saham PT Astra International Tbk (ASII) di lantai bursa. Pada kuartal pertama 2010, ASII mencetak laba bersih Rp 3,25 triliun. Angka ini naik 61% dibandingkan periode sama 2009.

Kenaikan laba bersih ini tidak lepas dari pendapatan bersih Grup Astra yang mencapai Rp 29,69 triliun atau naik 38% dibandingkan kuartal pertama 2009 yang sebesar Rp 21,54 triliun. Sementara itu, laba usaha ASII naik 24% dari Rp 2,62 triliun menjadi Rp 3,25 triliun.

Menurut Presiden Direktur ASII Prijono Sugiarto, peningkatan kinerja ASII pada kuartal I 2010 ini berkat kondisi perekonomian Indonesia yang membaik. "Mudah-mudahan hal ini dapat terus berlanjut hingga akhir tahun," katanya, kemarin (29/4).

ASII melaporkan, laba usaha dari segmen otomotif dan jasa keuangan meningkat 44% dibandingkan kuartal I 2009 menjadi Rp 1,3 triliun. Laba bersih di sektor ini pun meningkat menjadi Rp 1 triliun.

Kenaikan ini disumbangkan oleh penjualan mobil di kuartal pertama yang mencapai 99.000 unit, menanjak 71% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Alhasil, pangsa pasar mobil Grup Astra mencapai 57% dari total pasar mobil nasional. Penjualan sepeda motor ASII juga naik 28% menjadi 750.000 unit.

Bidang otomotif dan pembiayaan memberikan kontribusi terbesar pada kenaikan pendapatan ASII. "Kontribusinya sekitar 65%," kata Yulian Warman, GM Humas ASII.

Laba bersih anak usahanya, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) juga naik 25% menjadi Rp 272 miliar. Ini berkat kenaikan harga rata-rata crude palm oil (CPO) sebesar 19%.

Anna Suci Perwitasari



IQPlus(29/4) - PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) pada kuartal pertama tahun ini membukukan laba bersih konsolidasi (tidak diaudit) senilai Rp524,2 miliar atau meningkat 100 persen dari periode yang sama 2009 yang sebesar Rp262,7 miliar. Presiden Direktur CIMB Niaga Arwin Rasyid dalam siaran persnya, Kamis, mengatakan, peningkatan laba CIMB Niaga ini terutama disebabkan oleh meningkatnya pendapatan operasional, tidak adanya biaya merger di 2010 dan penurunan beban penyisihan kerugian.

Disebutkan bahwa total aset per 31 Maret 2010 mencapai Rp114,6 triliun, meningkat 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp102,9 triliun, sehingga CIMB Niaga mempertahankan posisinya sebagai bank terbesar kelima di Indonesia dari sisi aset, kredit dan dana pihak ketiga. Total kredit meningkat 14 persen menjadi Rp83,7 triliun yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah kredit di semua segmen usaha. "Loan to Deposit Ratio (LDR)" CIMB Niaga per 31 Maret 2010 tercatat 88,46 persen, meningkat dibandingkan tahun lalu yang 85,77 persen.

Lebih 18 persen dari total kredit CIMB Niaga disalurkan di luar pulau Jawa, mencerminkan strategi penyaluran kredit yang menyeluruh di Indonesia. CIMB Niaga terus mempertahankan kualitas asetnya, tercermin dari rasio NPL bruto sebesar 3,07 persen per 31 Maret 2010, berada di bawah NPL rata-rata industri yang mencapai 3,54 persen per Februari 2010.


IQPlus(29/4) - Laba bersih PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) melonjak sebesar 626,31 persen per 31 Maret 2010, menjadi Rp106,5 miliar jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2009 Rp14,6 miliar. Demikian disampaikan oleh Manajemen TOWRdalam laporan keuangan (tidak diaudit) yang telah di publikasikan kepada PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis.

Dalam Laporannya tersebut juga tercatat kenaikan pada pendapatan Perseroan dari Rp239,1 miliar menjadi Rp326,3 miliar. Perseroan juga berhasil mencatat laba sebelum bebena pajak penghasilan sebesar Rp145,7 miliar, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang merugi Rp105,4 miliar.