Tuesday, September 8, 2009

REKOMENDASI HARI INI

ADRO , Rekom. : BUY dengan stoploss di 1350 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 1380 . Support II : 1280 , Support I : 1320 , Pivot : 1350 , Resist I : 1390 , Resist II : 1420 . Technical Notes : break resist

ASII , Rekom. : BUY dengan stoploss di 29500 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 29950 . Support II : 29150 , Support I : 29450 , Pivot : 29700 , Resist I : 30000 , Resist II : 30250 . Technical Notes : buying power after doji


BNBR , Rekom. : BUY dengan stoploss di 131 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 136 . Support II : 129 , Support I : 132 , Pivot : 134 , Resist I : 137 , Resist II : 139 . Technical Notes : rebound from support


BSDE , Rekom. : BUY dengan stoploss di 640 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 680 . Support II : 638 , Support I : 655 , Pivot : 668 , Resist I : 685 , Resist II : 698 . Technical Notes : rebound from support


BUMI , Rekom. : BUY dengan stoploss di 2950 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 3025 . Support II : 2844 , Support I : 2913 , Pivot : 2969 , Resist I : 3038 , Resist II : 3094 . Technical Notes : break trendline


ENRG , Rekom. : BUY dengan stoploss di 380 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 385 . Support II : 358 , Support I : 370 , Pivot : 378 , Resist I : 390 , Resist II : 398 . Technical Notes : break resist


INCO , Rekom. : BUY dengan stoploss di 4325 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 4375 . Support II : 4044 , Support I : 4188 , Pivot : 4294 , Resist I : 4438 , Resist II : 4544 . Technical Notes : break resist


INDF , Rekom. : BUY dengan stoploss di 2550 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 2650 . Support II : 2500 , Support I : 2550 , Pivot : 2600 , Resist I : 2650 , Resist II : 2700 . Technical Notes : rebound from support


AALI , Rekom. : Spec. BUY dengan stoploss di 21100 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 21550 . Support II : 20438 , Support I : 20925 , Pivot : 21238 , Resist I : 21725 , Resist II : 22038 . Technical Notes : near resist


ANTM , Rekom. : Spec. BUY dengan stoploss di 2450 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 2525 . Support II : 2131 , Support I : 2288 , Pivot : 2406 , Resist I : 2563 , Resist II : 2681 . Technical Notes : near resist


BBRI , Rekom. : Spec. BUY dengan stoploss di 7200 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 7300 . Support II : 7163 , Support I : 7225 , Pivot : 7263 , Resist I : 7325 , Resist II : 7363 . Technical Notes : near resist


ELTY , Rekom. : Spec. BUY dengan stoploss di 375 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 380 . Support II : 355 , Support I : 365 , Pivot : 375 , Resist I : 385 , Resist II : 395 . Technical Notes : near resist

LSIP , Rekom. : Spec. BUY dengan stoploss di 7550 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 7750 . Support II : 7425 , Support I : 7550 , Pivot : 7675 , Resist I : 7800 , Resist II : 7925 . Technical Notes : near resist


PGAS , Rekom. : Spec. BUY dengan stoploss di 3450 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 3475 . Support II : 3294 , Support I : 3363 , Pivot : 3419 , Resist I : 3488 , Resist II : 3544 . Technical Notes : near resist


PTBA , Rekom. : Spec. BUY dengan stoploss di 12900 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 13100 . Support II : 12575 , Support I : 12750 , Pivot : 12925 , Resist I : 13100 , Resist II : 13275 . Technical Notes : near resist


TINS , Rekom. : Spec. BUY dengan stoploss di 2125 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 2175 . Support II : 1956 , Support I : 2038 , Pivot : 2106 , Resist I : 2188 , Resist II : 2256 . Technical Notes : near resist


UNSP , Rekom. : Spec. BUY dengan stoploss di 860 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 880 . Support II : 815 , Support I : 840 , Pivot : 865 , Resist I : 890 , Resist II : 915 . Technical Notes : near resist


UNVR , Rekom. : Spec. BUY dengan stoploss di 10850 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 10900 . Support II : 10500 , Support I : 10700 , Pivot : 10900 , Resist I : 11100 , Resist II : 11300 . Technical Notes : doji at high


BMRI , Rekom. : HOLD dengan stoploss ketat di 4100 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 4150 . Support II : 4050 , Support I : 4100 , Pivot : 4150 , Resist I : 4200 , Resist II : 4250 . Technical Notes : doji at high


ITMG , Rekom. : HOLD dengan stoploss ketat di 23900 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 23950 . Support II : 23538 , Support I : 23775 , Pivot : 23938 , Resist I : 24175 , Resist II : 24338 . Technical Notes : sideways


TLKM , Rekom. : HOLD dengan stoploss ketat di 8400 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 8450 . Support II : 8388 , Support I : 8425 , Pivot : 8488 , Resist I : 8525 , Resist II : 8588 . Technical Notes : sideways

Wijaya Karya (WIKA) Raih Kontrak PLTD

WIKA meraih kontrak pengerjaan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) marine fule oil (MFO) berkapasitas 40 - 50 MW senilai Rp500 milyar. Listrik yang dihasilkan akan dijual ke PT Indonesia Power. Proyek tersebut akan dikerjakan selama 12 bulan. PLTD ini akan digunakan untuk memasok listrik di pulau Bali. Harga jual listrik dari PLTD ini adalah Rp1.183,2 per kwh dengan memperhitungkan BBM. Indonesia Power akan menyediakan lokasi PLTD, bertanggung jawab terhadap untuk penanganan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) serta menyediakan MFO. WIKA sebagai kontraktor utama akan menjalankan skema build, operation and transfer (BOT) selama 9 tahun. Porsi kepemilikan WIKA adalah 70% dan sisanya dimiliki oleh PT Mirlindo Pandu Kencana. Sumber pendanaan proyek berasal dari internal perseroan. Pengerjaan proyek akan dimulai pada Oktober 2009.

Kami menilai kepercayaan yang diperoleh WIKA untuk memasok listrik di pulau Bali akan meningkatkan recurring income perseroan dalam jumlah yang cukup signifikan. Hal ini juga menunjukkan kepercayaan PT Indonesia Power terhadap kemampuan perseroan dalam membangun pembangkit listrik serta mendistribusikan tenaga listrik yang dihasilkannya. Hasil dari penjualan listrik ini belum kami masukkan pada perkiraan kinerja 2009F karena pengerjaannya masih membutuhkan waktu 1 tahun.

WIKA memang merupakan perusahaan kontraktor yang telah banyak mengerjakan proyek pembangkit listrik. Untuk tahun 2009 kami perkirakan WIKA akan membukukan pendapatan Rp8,1 trilyun dengan laba bersih Rp200 milyar. Target harga saham WIKA adalah Rp600
dengan menggunakan metode DCF. Rekomendasi: BUY.

RUMOR TODAY 9 SEPTEMBER 2009

PT. Wijaya Karya Tbk (Wika) memenangi tender proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) milik PT.Indonesia Power di Pesanggrahan, Bali. "Wika dalam proyek ini ikut serta dalam penyertaan modal 70 persen, sedangkan 30 persen lainnya dimiliki PT. Mirlindo Padu Kencana," kata Direktur Keuangan WIKA Ganda Kusuma di Jakarta, Rabu.Ganda mengatakan, proyek diharap selesai 12 bulan sejak pekerjaan dimulai Oktober 2009. Sebagai pimpinan konsorsium (leader consorcium), Wika bertanggung jawab dalam pekerjaan sipil, pengadaan alat utama, konstruksi, dan pemancangan.Wika dalam proyek ini akan menjalankan skema bangun, operasi, dan transfer (BOT) dalam kurun waktu sembilan tahun. Wika dalam proyek ini menyediakan sumber dana, melaksanakan semua pekerjaan, serta menjamin pasokan
selama masa kontrak, jelas Ganda.Pihak Indonesia Power sendiri berkewajiban menyediakan lokasi untuk disewa selama kontrak, penanganan AMDAL dan memasok kebutuhan bahan bakar bagi pembangkit Marine Fuel Oil (MFO).

PT Aneka Tambang Tbk (Antam) akan menutup pertambangan bauksit unit pertambangan Kijang, di Tanjung Pinang. Menurut Direktur Utama Antam Alwin Syah Loebis, dengan ditutupnya unit pertambangan bauksit di Tanjung Pinang menyebabkan kegiatan perseroan di wilayah tersebut secara bertahap akan dipindahkan ke Tayan, Kalimantan Barat."Operasi kita yang di kijang akan ditutup, karena Kuasa Pertambangan (KP) habis akhir bulan ini," kata Alwin Syah Loebis di Jakarta.

PT Indosat Tbk., mendapat tambahan frekuensi jaringan bergerak seluler generasi ke tiga (3G)."Tambahan pita frekuensi 2.1 GHz untuk Indosat pada rentang frekuensi 1955-1960 MHz berpasangan dengan 2145-2150 MHz," kata Presiden Direktur Indosat Harry Sasongko, dalam keterangan pers, di Jakarta, Rabu. Perolehan tambahan blok frekuensi tertuang dalam Keputusan Menteri (KM) Kominfo No 268/KEP/M.KOMINFO/9/2009. "Tambahan frekuensi 3G untuk meningkatkan kapasitas layanan 3G kepada pelanggan serta memenuhi kebutuhan pasar "broadband" yang tumbuh signifikan," kata Harry.

Fitch Ratings menetapkan peringkat Obligasi PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) I Tahun 2007 senilai Rp1,35 trilyun di posisi "AAA(idn)" dengan prospek stabil. Lembaga tersebut dalam rilisnya mengungkapkan, rating ini didasarkan ekspektasi atas garansi penuh yang diberikan British American Tobacco Plc (BAT) dan adanya komitmen penggantian irrevovable dan unconditional untuk obligasi tersebut. Jaminan yang diberikan BAT sangat penting karena rangking yang dimiliki perusahaan itu lebih tinggi dari rating Negara Indonesia dalam mata uang lokal yang berada di posisi BB dengan prospek Stabil.

PREDIKSI
Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) berpeluang menguat pada perdagangan hari ini. Membaiknya harga komoditas disertai sentimen positif dari bursa global dan regional menjadi pendorong utama penguatan indeks. Pada perdagangan kemarin, indeks BEI melonjak 30,91 poin (1,32%) menjadi 2.371,3.

“Peluang penguatan indeks masih terbuka, menyusul ekspektasi penguatan indeks bursa global dan regional sepanjang hari ini,” ujar analis PT Mega Capital Indonesia Ratna Lim kepada Investor Daily di Jakarta, Selasa (8/9).

Tren penguatan harga minyak mentah dunia bisa menjadi katalis positif terhadap perdagangan komoditas lainnya di pasar internasional. Menurut dia, momentum tersebut akan dimanfaatkan pemodal untuk menopang penguatan harga saham emiten sektor komoditas.

Dia menambahkan, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bisa menjadi sentimen pendukung pergerakan indeks hari ini. (epa)

Katarina Incar Patrakom

HARGA saham PT Katarina Utama Tbk (RINA) tengah diburu sejumlah broker, sehingga harganya berpotensi mencapai level Rp 180-185 dalam jangka pendek.

Sumber Investor Daily mengungkapkan, adanya kabar di pasar yang menyebutkan bahwa perseroan tengah mengincar mayoritas saham PT Patra Telekomunikasi Indonesia, anak usaha PT Telkom Tbk, menjadi momentum kenaikan harga RINA. Pada perdagangan kemarin, RINA ditutup menguat Rp 8 (5,63%) ke posisi Rp 150.


Cermati Saham Surya Semesta

HARGA saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) berpeluang naik ke level Rp 550, karena perseroan disebut-sebut akan melangsungkan pemecahan nilai saham (stock split). Sumber Investor Daily mengatakan, rasio stock split perseroan yang beredar di pasar adalah 1:5.

Selain itu, kata dia, pengerjaan proyek resor baru di Bali dan mal di Jakarta juga bakal berdampak positif. Pada perdagangan kemarin, SSIA ditutup naik Rp 35 (9,21%) ke level Rp 415. (jau)

Monday, September 7, 2009

PGAS Tandatangani Perjanjian Jual-Beli

Kemarin PGAS menandatangani perjanjian jual-beli dengan Energy Equity Epic Singkang Pty Ltd. Dari perjanjian ini, PGAS akan mendapatkan kepastian pasokan LNG sebanyak 1,5 juta sampai 5 juta ton per tahun. PGAS akan menyalurkan LNG dari sumber gas di Sengkang PSC Blok Sulawesi Selatan ke terminal penerima (LNG receiving terminal) yang akan dibangun PGAS. LNG tersebut nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan gas dalam negeri
yang diperkirakan akan mulai disalurkan pada tahun 2012 dengan jangka waktu 5 tahun.

Aksi korporasi yang dilakukan oleh PGAS ini masih belum berpengaruh terhadap
kinerja perseroan dalam 2 tahun yang akan datang. Energy Equity baru akan mengembangkan infrastruktur pengeboran di Singkang PSC Blok yang pembangunannya diperkirakan akan membutuhkan waktu 12 sampai 18 bulan. Namun dari sini terlihat bahwa perseroan memiliki rencana jangka panjang yang cukup matang untuk dapat membantu memenuhi kebutuhan LNG domestik sekaligus meningkatkan pendapatan usaha distribusinya. Kami perkirakan untuk
tahun 2009 PGAS akan membukukan pendapatan Rp18,85 trilyun dengan laba bersih Rp5,46 trilyun.

Timah (TINS) Beli Kapal USD 45 juta

TINS membeli lima unit kapal keruk ukuran kecil senilai USD 15 juta serta membangun bucket wheel senilai USD 30 juta. Perusahaan akan menggunakan dana internal untuk belanja modal tersebut. TINS akan tetap berkonsentrasi untuk mengembangkan bisnis hilir.

Belanja modal TINS ini sesuai dengan visi perusahaan kedepan yang akan lebih banyak mengumpulkan bijih timah dari offshore daripada daratan. Perusahaan melakukan hal tersebut untuk mempertahankan cadangan kandungan timah. Realisasi dari belanja modal ini juga kami kira tidak banyak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan karena kinerja perusahaan tersebut lebih dipengaruhi oleh harga dan volume penjualan. Haga penjualan sendiri bisa turun
apabila terlalu banyak pasokan.

Tahun ini kami memprediksikan harga timah rata-rata di USD 13000 yang mana turun dari USD 18408 atau turun 29% sementara untuk volume penjualan kami prediksikan TINS akan menjual sebanyak 45.000 ton yang mana hanya turun tipis dari tahun lalu sebanyak 46.438 ton. Hal ini menyebabkan pendapatan dan laba bersih TINS turun 49% dari tahun 2008.

Valuasi indeks pertambangan di bursa efek Jakarta berada di 14x sementara untuk PER 09F TINS berada di 15x. . Kami merekomendasikan HOLD untuk saham TINS karena perhitungan harga wajar TINS menurut kami berada di Rp 1850.


Analyst: Asti Pohan (asti.pohan@bnisecurities.co.id)

Bursa JCI Potensi Kembali Ditutup Naik

Beberapa bursa acuan dunia kembali menunjukan arah penguatan. Dow ditutup menguat 1.03% menjadi 9441.27 pada transaksi 9/04/09 dengan transaksi pada bursa futures yang diperdagangkan pada teritori negarif. Penguatan indeks tersebut lebih dipicu oleh pernyataan G-20 terhadap program stimulus yang akan dilanjutkan untuk pemulihan ekonomi Amerika Serikat. Data perekonomian yang lebih baik dari ekspektasi juga menjadi pemicu tambahan trend kenaikan indeks Dow selama beberapa hari terakhir, meskipun secara keseluruhan data
perekonomian tersebut masih mencatat performa yang tidak signifikan.

Penguatan indeks Amerika Serikat tersebut diikuti oleh bursa FTSE yang ditutup naik 1.68% menjadi 4933.18, sedangkan beberapa bursa di wilayah asia pasifik juga merefleksikan hal tersebut dimana Nikkei ditutup menguat menjadi 10320.94 dan HangSeng naik 1.53% menjadi 20629.31. Demikian pula halnya dengan bursa di negara tetangga seperti FSSTI yang tercatat ditutup positif 0.81% menjadi 2643.95 dan KLCI naik 0.99% menjadi 1190.41, sedangkan indeks
JCI juga menguat ditutup pada level 2340.41 atau naik 0.76%.Pagi ini bursa di beberapa pasar dunia menunjukan kenaikan. Nikkei ditransaksikan menguat sementara 0.09% menjadi 10331.21 dan FSSTI mencatat penurunan sementara 0.05% menjadi 2642.56 sedangkan KLCI ditransaksikan naik sementara 0.17% menjadi 1192.46. Penguatan sementara nilai tukar rupiah yang saat ini diperdagangkan pada Rp 10.020 per US Dolar dan harga minyak dunia yang kembali ditransaksikan menguat pada US$ 68.21 per barel serta kenaikan hampir pada seluruh jenis harga komoditas dunia termasuk penguatan indeks acuan di beberapa negara berpotensi menjadi katalis penggerak kenaikan bursa dalam negeri. Kami memprediksikan bursa JCI akan bergerak pada rentang 2328.31 - 2347.31 dengan potensi kembali ditutup menguat.
Analyst : Akhmad Nurcahyadi (anurcahyadi@bnisecurities.co.id).

RUMOR TODAY 8 SEPTEMBER 2009

IQP(8/9) -PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) tengah melakukan kajian terhadap dua hingga tiga blok minyak dan gas di Indonesia. Rencananya, jika memenuhi syarat, produksi blok akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan gas dalam negeri.Direktur Presiden PGN Hendi Prio Santoso mengatakan, perusahaan kini sedang mengkaji mengakuisisi dua-tiga blok penghasil migas. Untuk memenuhi kebutuhan LNG Receiving Terminal.PGN telah meneken kontrak kerja sama dengan Energy Equity Epic Pty Ltd (EEES), perusahaan asal Australia untuk kontrak kerja sama penjualan gas alam cair (LNG) di blok Sengkang. Kerja sama dengan kisaran 1,5-5 metrik ton pertahun (MTPA).

IQP(8/9) -Regulator telah menyetujui peraturan baru yang keras untuk
bank-bank yang akan memaksa banyak bank di Eropa untuk meningkatkan modal puluhan
miliar euro dalam beberapa bulan mendatang, Financial Times mengatakan Selasa.
Para gubernur bank sentral terkemuka dan regulator telah sepakat bahwa setidaknya
setengah dari modal yang diselenggarakan oleh bank-bank di masa depan harus
terdiri atas saham biasa dan laba ditahan, kata surat kabar itu.Kelompok itu
mengatakan pada Minggu sudah sepakat mengenai paket langkah-langkah untuk
memperkuat peraturan dan pengawasan industri perbankan dalam bangkit dari krisis
keuangan - setelah pertemuan di Basel.
End(Ag)


PREDIKSI INVESTOR DAILY 8 September 2009: Bursa Regional Topang Indeks
08/09/2009 07:37:06 WIB

Sentimen dari bursa global dan regional akan menopang pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini. Pada penutupan kemarin, indeks menguat 17,66 poin (0,76%) menjadi 2.340,39.

Analis PT Optima Securities Ikhsan Binarto mengatakan, sentimen dari hasil pertemuan G20 dan bursa regional akan mendominasi arah pergerakan indeks. Selain itu, fluktuasi harga minyak mentah dunia akan menjadi penentu pergerakan sejumlah saham. Khususnya saham sektor komoditas.

Adapun volume perdagangan saham, menurut Iksan, diproyeksikan meningkat dibandingkan beberapa hari terakhir. Pada perdaganan kemarin nilai transaksi bursa hanya mencapai Rp 2,2 triliun. Sektor utama penggerak indeks kemarin berasal dari properti, konsumer, dan infrastruktur setelah menguat di atas1%.

Dia menjelaskan, hari ini, indeks akan mencoba bergerak di teritori positif dengan batas resistance 2.360. Namun, apabila sentimen negatif banyak masuk pasar, indeks kemungkinan terseret menju level support 2.320.

Pada perdagangan kemarin, investor asing membukukan pembelian saham mencapai Rp 606,19 miliar dengan nilai penjualan senilai Rp 423,71 miliar, sehingga pemodal asing masih membukukan pembelian bersih (net buying).

Penguatan indeks bei sejalan dengan indeks bursa Asia. Di antaranya, indeks Hang Seng menguat 310,69 (1,53%) menjadi 20.629,31, Nikkei 225 menguat 133,83 poin (1,31%) menjadi 2.122,69, dan Straits Times menguat 21,26 (0,81%) menuju 2.643,95.

Saham-saham yang harganya menguat dan menjadi top gainer antara lain Unilever (UNVR) yang naik Rp 450 menjadi Rp 10.850, Telkom (TLKM) menguat Rp 150 menjadi Rp 8.550, BRI (BBRI) naik Rp 150 menjadi Rp 7.250, dan Astra International (ASII) meningkat Rp 100 menjadi Rp 29.500. Itu belum termasuk saham United Tractor (UNTR) yang naik Rp 100 menjadi Rp 13.500, Bumi Resources (BUMI) yang menguat Rp 50 menjadi Rp 2.925, serta BCA (BBCA) naik Rp 125 menjadi Rp 4.400.

Adapun saham-saham harganya turun dan menjadi top loser di antaranya Indofood (INDF) yang melemah Rp 100 menjadi Rp 2.550, Aneka Tambang (ANTM) turun Rp 25 menjadi Rp 2.300, Adaro (ADRO) turun Rp 10 menjadi Rp 1.330, dan PTBA yang terkoreksi Rp 150 menjadi Rp 12.750. (epa)



RUMOR PASAR INVESTOR DAILY 8 September 2009
08/09/2009 07:34:36 WIB


Asing Minati Eterindo

HARGA saham PT Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA) berpotensi menuju level Rp 500 dalam jangka pendek. Menurut sumber Investor Daily, perseroan disebut-sebut bakal mendapat suntikan dana dari institusi asing yang berminat dengan bisnis perseroan di bidang CPO dan biodiesel.

Selain itu, kata dia, langkah perseroan memperkuat sektor hulu untuk mengamankan bahan baku produksi biodiesel perseroan juga menjadi momentum kenaikan harga ETWA. Pada perdagangan kemarin, ETWA ditutup terkoreksi Rp 5 (2,08%) ke posisi Rp 235. (jau)

Cermati Saham Arwana

SAHAM PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) dikabarkan bakal diangkat ke level Rp 500 dalam jangka pendek, seiring pemecahan nilai saham (stock split) dengan rasio 1:2. Sumber Investor Daily mengungkapkan, rencana stock split tersebut akan diumumkan pada bulan ini.

Selain itu, kata dia, peningkatan kapasitas produksi perseroan menyusul melonjaknya permintaan juga bakal berdampak positif. Pada perdagangan kemarin, ARNA ditutup naik Rp 15 (5,26%) ke level Rp 300. (jau)

Prediksi IHSG
Pilih Properti, Infrastruktur & Bank
Asteria & Natascha

(inilah.com /Dokumen)

INILAH.COM, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (8/9) diperkirakan masih berpotensi melanjutkan penguatan dalam kisaran terbatas. Saham-saham yang direkomendasikan adalah CTRA, CTRS, SMRA, SMCB, SMGR, BBRI dan BDMN.

Suryadi Chandra Kasih dari eTrading Securities mengatakan, lantai bursa masih akan berlangsung sepi meskipun terbuka tipis peluang penguatan IHSG. Ini adalah pola yang umum terjadi selama September.

“Secara historis, pola perdagangan sepanjang September adalah tipis, dimana pelaku pasar banyak yang tidak melakukan transaksi,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (7/9) petang.

Sementara itu, pemerintah China akhirnya mengendurkan kebijakan investasinya setelah bursa saham mereka turun lebih dari 23% dalam sebulan terakhir. Regulator disana memutuskan mengambil langkah lebih akomodatif untuk menyelamatkan bursa menjadi lebih stabil dan sehat. “Hal ini meredam kekhawatiran pasar sehingga bursa kembali menguat,” paparnya.

Suryadi menyarankan pelaku pasar masuk bursa setelah Lebaran, mengantisipasi kinerja emiten kuartal ketiga 2009, yang diperkirakan mixed, ketimbang dua kuartal sebelumnya.

Hal ini mengingat pada kuartal pertama dan kedua, terjadi lonjakan kinerja dari level terendah di 2008. “Sehingga kuartal ketiga ini, kenaikan yang terjadi tidak terlalu tinggi,” paparnya. Beberapa saham masih direkomendasikan.

Dari sektor properti PT Ciputra Development (CTRA), PT Ciputra Surya (CTRS), dan PT Summarecon Agung (SMRA). Kemudian dari infrastruktur seperti PT Holcim (SMCB) dan PT Semen Gresik (SMGR) dan perbankan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT Bank Danamon (BDMN). “Saham-saham ini masih relatif aman untuk berinvestasi,” tandasnya.

Pada perdagangan Senin (7/9), IHSG ditutup menguat 17,656 poin (0,76%) ke level 2.340,392. Seluruh perdagangan mencatatkan volume transaksi sebesar 4.072 juta lembar saham, senilai Rp 2,543 triliun dengan frekuensi 64.086 kali. Sebanyak 100 saham naik, 81 saham turun dan 74 saham stagnan.

Emiten-emiten yang mengalami penguatan terbesar antara lain PT Unilever (UNVR) naik Rp 450 ke Rp 10.850, PT Telkom (TLKM) naik Rp 150 menjadi Rp 8.550, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) naik Rp 150 ke Rp 7.250, PT Astra International (ASII) naik Rp 100 menjadi Rp 29.500, PT United Tractor (UNTR) naik Rp 100 menjadi Rp 13.500, PT Bumi Resources (BUMI) naik Rp 50 menjadi Rp 2.925, dan PT Bank Central Asia (BBCA) naik Rp 125 menjadi Rp 4.400.

Sedangkan beberapa emiten yang melemah antara lain PT Indofood (INDF) turun Rp 100 menjadi Rp 2.550, PT Aneka Tambang (ANTM) turun Rp 25 menjadi Rp 2.300, PT Adaro Energy (ADRO) turun Rp 10 ke Rp 1.330, PT Bukit Asam (PTBA) turun Rp 150 menjadi Rp 12.750. Saham properti yang menguat antara lain PT Ciputra Development (CTRA) naik Rp 20 (2,7%) ke level Rp 750, PT Ciputra Surya (CTRS) naik Rp 10 (1,9%) ke Rp 530, PT Summarecon Agung (SMRA) naik Rp 30 (5,55%) menjadi Rp 570, PT Bakrieland Development (ELTY) naik Rp 20 (5,7%) menjadi Rp 370, dan PT Lippo Karawaci (LPKR) naik Rp 20 (2,9%) ke Rp 690. [E1]

Ayo! Beli TLKM, ISAT, PGAS, ANTM,TINS dan BUMI
Wahid Ma'ruf

(inilah.com /Dokumen)

INILAH.COM, Jakarta - Pergerakan IHSG pada perdagangan Selasa (8/9) diperkirakan akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat terbatas yang berada di kisaran 2.329 - 2.357 dengan saham pilihan TLKM, ISAT, PGAS, ANTM,TINS dan BUMI.

Hal itu dikatakan analis saham Panin Securities, Purwoko Sartono kepada INILAH.COM kemarin. "Hari ini kami perkirakan indeks akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat terbatas. Kisaran support-resistance 2.329-2.357," katanya.

Indeks masih minim transaksi di bursa masih sehingg penguatannya terbatas. Hal ini terlihat dari nilai transaksi Senin kemarin yang hanya mencapai Rp 2,2 triliun sementara IHSG mampu bertahan dengan menguat 17 poin ke level 2.340. Tiga sektor yakni properti, konsumer dan infrastruktur menjadi penopang indeks karena menguat di atas 1%.

Antusiasme dari tercapainya agreement dalam pertemuan G-20 terkait kebijakan dalam sistem finansial gloal menjadi pendorong naiknya bursa regional dalam perdagangan kemarin.

Hal yang sama juga dikatakan analis saham Optima Securities, Ikhsan Binarto. "Transaksi di bursa diperkirakan meningkat namun masih tipis dengan arah indeks masih mengandalkan sentimen regional," katanya secara terpisah. Meski demikian tipisnya volume transaksi mengindikasikan masih lemahnya kekuatan indeks untuk rally lebih lanjut.

Sedangkan saham yang menjadi pilihan adalah Telekomunikasi Indonesia (TLKM), Indosat (ISAT), Perusahaan Gas Negara (PGAS) dan Bumi Resources (BUMI) untuk trading harian. Sedangkan saham Aneka Tambang (ANTM) dan Timah (TINS) dengan strategi buy on weakness (BoW). [hid]

REKOMENDASI SAHAM
Sekuritas Emiten Rekomendasi Target Harga Keterangan
Kim Eng Securities (AKRA) Beli 1.330 3 Agustus 2009 lalu, Kim Eng merekomendasikan beli dengan target harga Rp 1.030.
Mandiri Sekuritas (ELTY) Beli 500
NISP Sekuritas (UNTR) Tahan 14.500
OSK (Asia) Securities (UNTR) Beli 18.100
Kim Eng Securities (ANTM) Tahan 2.200
Universal Broker Indonesia (TINS) Outperform 2.750 Jika dibandingkan emiten lain di sektor logam, saham TINS masih murah.
Universal Broker Indonesia (AUTO) Tahan 6.000 Kenaikan penjualan otomotif pada semester kedua akan menjadi sentimen positif bagi AUTO.
CIMB-GK Securities (UNVR) Underperform 8.730 Target harga sebelumnya Rp 9.140
Kim Eng Securities (DOID) Beli 2.500
Kim Eng Securities (SMGR) Beli 7.000

AKSI KORPORASI OKAS

OKAS Minta Restu Rights Issue Lagi

JAKARTA. PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) segera melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) kedua untuk meminta restu penawaran saham baru (rights issue). Rencananya, OKAS akan menggelar RUPSLB 11 September 2009.

OKAS menggelar RUPSLB kedua setelah pada RUPSLB pertama tanggal 28 Agustus lalu, hanya 0,015% pemegang saham minoritas yang hadir. "Sampai sekarang kami belum mendapatkan pernyataan efektif dari Bapepam-LK," kata Direktur Ancora Indonesia Meliza Musa, kemarin (7/9).

OKAS berniat melepas saham baru untuk mendapatkan dana Rp 117,58 miliar. Perusahaan bentukan Gita Wirjawan ini akan membelanjakan dana tersebut untuk mengakuisisi 60% saham PT Bormindo Nusantara serta menambah kepemilikan saham di PT Multi Nirotama Kimia. Akuisisi dan penambahan kepemilikan ini merupakan transaksi material dan transaksi afiliasi, sehingga perlu meminta izin pemegang saham.

Sebenarnya, total kebutuhan dana OKAS untuk akuisisi mencapai Rp 320,64 miliar. Jadi, OKAS masih harus mencari dana tambahan sebesar Rp 203,06 miliar.

Wahyu Tri Rahmawati KONTAN


REKOMENDASI SAHAM

Indofood Masih Menarik Jika Pintar Menyapih Anak

JAKARTA. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) membuat kejutan. Perusahaan milik Grup Salim ini berniat memisahkan (spin off) divisi usaha mi instan dan bahan makanan menjadi anak perusahaan bernama PT Indofood Consumer Branded Product (CBP) Sukses Makmur.

Nanti, INDF menguasai 99,9% saham Indofood CBP, dan 0,01% milik PT Prima Intipangan Sejati. Setelah spin off, Indofood hanya mengelola kegiatan usaha penggilingan tepung terigu. Pemisahan ini bertujuan supaya struktur manajemen perusahaan ini lebih jelas dan terkontrol.

INDF menyetorkan modal awal Rp 194,16 miliar ke Indofood CBP. Sehingga, awal Oktober nanti, perusahaan ini bisa beroperasi. Kabarnya, setelah semua proses beres, Indofood CBP akan melantai di bursa dan melepas sebagian saham melalui penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).

Harry Su, Analis Bahana Securities mengingatkan, Indofood CBP harus menjual saham dengan harga tinggi saat IPO agar menguntungkan INDF. Indofood CBP harus melego sahamnya dengan rasio harga terhadap laba bersih per saham alias price to earning ratio (PER) di atas 15 kali. Jika tidak, "Penawaran saham Indofood CPB tidak berpengaruh kepada INDF," kata Harry, kemarin.

INDF juga harus pintar memilih divisi yang akan masuk Indofood CBP. Jika semua usaha barang konsumsi masuk Indofood CBP dan perusahaan ini jadi masuk bursa, investor akan memilih saham Indofood CBP ketimbang INDF. Maklum, kini, seluruh divisi barang konsumsi menyumbang hampir 50% pendapatan INDF.

Alhasil, jika pendapatan itu pindah ke Indofood CBP, saham INDF tidak akan semenarik sekarang.
Pendapat lain datang dari Naya Tirambintang, Analis Danareksa Sekuritas. Menurutnya, pembentukan Indofood CBP justru menguntungkan INDF.

Anak usaha ini akan semakin menarik dan ekspansif karena lebih mudah memperoleh dana dari pasar modal. Investor pun masih akan tertarik memperdagangkan saham INDF. Sebab, laporan keuangan Indofood CBP tetap terkonsolidasi dengan INDF. "Tapi saya belum menghitung nilainya," katanya.

Merujuk riset Naya, bisnis mi instan menyumbang 15,2% pendapatan INDF di semester satu 2009, adapun divisi barang konsumsi menyumbang 38,2% pendapatan INDF. Sisa pendapatan INDF berasal dari divisi lain termasuk minyak goreng dan terigu.

Hitungan Harry, tahun ini, penjualan INDF akan turun 0,4% menjadi Rp 38,6 triliun. Tapi laba bersihnya tetap naik 16,5% jadi Rp 1,2 triliun karena INDF mampu berhemat.

Penurunan pendapatan INDF terjadi karena harga minyak goreng tak setinggi tahun lalu. Di sisi lain, penjualan terigu juga agak seret meski produksi terigu naik 15,3% di semester satu 2009.

Harry hanya merekomendasikan tahan. Sebab, harga saham INDF sudah mendekati nilai wajarnya yakni Rp 2.800 per saham. PER INDF juga sudah cukup tinggi yakni 17,7 kali, jauh di atas PER industri yang sebesar 14 kali.

Tapi Naya masih merekomendasikan beli walaupun belum menetapkan target harga terbaru. "Bisa lebih tinggi dari target harga sebelumnya yang Rp 2.250," ujarnya. Kemarin, harga saham INDF turun 3,77% menjadi Rp 2.550 per saham.
Abdul Wahid Fauzie KONTAN

KINERJA AALI

Hingga Agustus, Produksi CPO Astra Agro Lestari Naik 6,4%

JAKARTA. Delapan bulan pertama tahun ini, produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik 6,4% menjadi 707.143 ton. Periode yang sama tahun lalu, AALI memproduksi 664.764 ton.

Produksi CPO AALI meningkat berkat peningkatan produksi tandan buah segar (TBS) di kebunnya. Selama Januari-Agustus 2009, produksi TBS AALI mencapai 14,20 ton per hektare (ha), naik 1,7% dari 13,97 ton per ha pada periode yang sama tahun lalu.

Sekretaris Perusahaan AALI Santosa menyatakan, area kebun di Kalimantan menyumbang satu juta ton TBS. Angka ini melonjak 21,2% ketimbang kontribusi delapan bulan pertama 2008 yang sebesar 825.415 ton. "Ini setara dengan 35% total produksi TBS AALI," tulis Santoso dalam laporan kepada Bursa Efek Indonesia, kemarin.
Kemudian, kebun AALI di Sulawesi menyumbang produksi TBS 542.020 ton, naik 7,1% dari 506.157 ton pada periode yang sama 2008. Jadi, kontribusinya mencapai 19,2% dari total produksi.

Tapi, produksi TBS kebun di Sumatra melorot 4,1% menjadi 1,27 juta ton. Pada Januari-Agustus 2008, kebun ini menghasilkan 1,33 juta ton TBS.

Analis PT Launtandhana Securindo Muhammad Sugiarto yakin, produksi CPO AALI tahun ini akan tumbuh 20% menjadi satu juta ton. "Kenaikan ini sejalan dengan kenaikan permintaan CPO sebesar 20%," katanya.

Tapi, menurut Sugiarto, kenaikan produksi minyak sawit itu tak akan mendongkrak laba bersih AALI. Sebab, harga CPO tahun ini hanya sekitar US$ 650 per ton. Sejak awal bulan ini, harga CPO untuk pengiriman Oktober di bursa berjangka Malaysia telah turun 9,5% dari US$ 676 per ton (28/8) menjadi US$ 611,75 per ton kemarin (7/9). Sugiarto menghitung, penurunan harga itu akan membuat laba bersih AALI tahun ini anjlok 31% jadi Rp 1,8 triliun.

Catatan saja, kemarin, harga saham AALI naik 0,48% menjadi Rp 21.000 per saham.
Herlina KD, Abdul Wahid Fauzi KONTAN


RIGHTS ISSUE META

Bosowa Tak Eksekusi Rights Issue META

JAKARTA. Grup Bosowa memastikan tidak akan mengeksekusi haknya dalam penawaran saham terbatas atau rights issue PT Nusantara Infrastructure Tbk (META).

Presiden Direktur Bosowa Corporation Erwin Aksa mengatakan, Grup Bosowa mempersilakan PT Leyand International Tbk (LAPD) mengeksekusi saham rights issue jatah Bosowa. "Kami menilai Leyand sebagai mitra strategis yang nantinya bersama-sama Bosowa akan membangun Nusantara Infrastructure," ungkap Erwin kepada KONTAN, kemarin (7/9). Leyand adalah pembeli siaga dalam rights issue ini.

Direktur LAPD Enrico Masquera Djakman menyatakan, LAPD telah memperoleh komitmen utang dari lembaga keuangan non-bank di luar negeri senilai Rp 500 miliar untuk membeli saham rights issue META. "Pinjaman ini berjangka panjang dengan bunga rendah," ujarnya.

LAPD akan masuk ke META lewat tiga cara. Pertama, mereka akan membeli 7% atau 709 juta saham META lewat pasar. Mereka menyiapkan dana Rp 125 miliar untuk pembelian saham ini.

Kedua, setelah masuk META, LAPD bisa mendapat Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dalam rights issue ini. LAPD mengincar HMTED 772,81 juta saham di harga Rp 44 per saham. META sendiri akan menerbitkan 11,04 miliar saham baru.

Ketiga, LAPD akan mengeksekusi haknya sebagai pembeli siaga rights issue META. Itu kalau pemegang saham pengendali, yakni Bosowa Grup dan pemegang saham lain tidak mengeksekusi hak mereka.

Bosowa sendiri sudah menyalakan lampu hijau bagi LAPD untuk mengambilalih jatahnya. Meski tak mengambil jatah rights issue, Erwin bilang, Grup Bosowa tetap menjadi pengendali META pasca rights issue nanti. "Porsi kepemilikan Bosowa dan Leyand di META akan berbeda tipis," ungkap Erwin.

Erwin membantah bahwa Leyand masih memiliki hubungan atau terafiliasi dengan Grup Bosowa. "Mereka hanya mitra strategis bagi kami," tandas Erwin.

Sandy Baskoro, Barly Haliem KONTAN


Bursa-Bursa Asia Kembali Bergelora

JAKARTA. September tak selamanya kelabu bagi bursa saham. Tengok saja, pada penutupan perdagangan saham di bursa Asia kemarin (7/9), hampir seluruh indeks saham mengalami penguatan.

Secara historis, saban tahun bursa Asia cenderung mengalami koreksi di bulan September. Soalnya, banyak hedge fund asal Amerika dan Eropa menarik dananya dari bursa untuk menikmati liburan musim panas. Selain itu investor juga menunggu data ekonomi global kuartal III.

Indikasi bakal melempemnya bursa Asia sebenarnya mulai terlihat ketika pemerintah China berencana mengerem laju kredit perbankannya pada Juli lalu. Kebijakan ini kontan memicu aksi ambil untung dan mengakibatkan indeks bursa Asia rontok beberapa hari belakangan.

Namun, kekhawatiran pasar bahwa kebijakan itu akan memangkas pertumbuhan ekonomi China dinilai berlebihan. "Ekonomi China sudah mulai pulih," ujar Kenny Soedjatman, Head of Equity Investment Mandiri Investment Management, kemarin.

Kenny meramal, tren penguatan bursa Asia ini masih akan berlanjut hingga akhir tahun. Alasannya, dana stimulus pemerintah AS untuk pemulihan ekonomi negara adidaya itu sebagian akan mengalir ke pasar saham global, termasuk Asia.

Berbeda dengan Kenny, Kepala Riset Financorpindo Nusadana Edwin Sebayang menilai, penguatan indeks di bursa Asia kemarin, hanya penguatan semu. Lagi pula, meski indeks naik, volume perdagangan tergolong tipis. Mayoritas investor, kata Edwin, masih menunggu laporan keuangan perusahaan dan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat kuartal III.

Kepala Riset Recapital Secirities Poltak Hotradero menyatakan, kucuran anggaran stimulus AS sejatinya hanya memperlambat penurunan ekonomi. Bahkan, kondisi ini justru menyebabkan proses pemulihan ekonomi menjadi tidak pasti. Imbasnya, transaksi saham di bursa saham akan cenderung berfluktuasi, termasuk di Asia.

Poltak khawatir fluktuasi tinggi di bursa saham saat ini akan mendorong koreksi indeks saham lebih dalam. Di sisi lain, kalau pun bisa menguat, kenaikan indeks saham akan sangat terbatas karena sentimen penopang indeks sangat minim. "Pasar saham belum stabil," ujarnya.

Edwin meramal, indeks bursa saham Asia baru bisa menguat pada pada Oktober mendatang. Saat itu beberapa data ekonomi dunia kuartal III mulai keluar. Itu sebabnya, dia menyarankan investor untuk tidak terlalu optimis pada penguatan indeks bursa saham secara harian.
Ade Jun Firdaus KONTAN

Company Commentary of SGRO

PT Sampoerna Agro, Tbk - September 07, 2009

Debt refinancing cuts
financial charges forthcoming years

SGRO's subsidiary, Sungai Rangit, was granted by lender for the loan in the amount of IDR 300 billion. The interest bearing to the loan deal was 12% which contains of two tranches. Trache A comprises of IDR 215 loan and matures for almost five and half years from August 21st, 2009.

The other tranche, Tranche B, is a credit facility worth of IDR 85 billion. The company may exercise its facility of IDR 30 billion this year, another IDR 30 billion in next year and the rest by 2011 in the amount of IDR 25 billion. Lender applied 12% financial charge upon the loan once the company draws the facility.

SGRO's old loan agreement bore 13% interest expense for IDR 215 billion debt, in our account. Therefore the refinancing, where new lender applied 12% credit loan interest, SGRO will enable to lower loan charges to IDR 26 billion this year and years ahead with no additional loan scenario.

The refinancing will result a bit change on our SGRO projection for the forthcoming years, especially if SGRO withdrew the facility. We construct SGRO projection based whether or not the company exercising the credit facility and SGRO financial projection with old loan agreement.


The old loan agreement has a 13% interest rate credit for loan valued of IDR 215 billion. In our view, the old loan interest credit rate would entail SGRO as much as IDR 27.7 billion by the end of 2009F. The story would change a bit with new loan interest charge.

Other consequence of the new loan is that SGRO would possess higher amount of liabilities, if the company additional debt is necessary to finance business expansion. As we mentioned above that SGRO has credit facility for the amount of IDR 85 billion. Company's capital structure differs with new debt inflows which our fair value per share may be altered as well.

We remain to use discounted cash flow to evaluate SGRO fair value per share with revision from previously12% risk free rate to 10.52%, 7.23% country risk premium and 1.2x beta factor. The scenarios resulting two different target prices.



SGRO Price Target with Scenarios
Old Loan Agreement ............................................... 2800
New Loan Agreement with no Additional Loan....... 2800
New Loan Agreement with Additional Loan .............2100

As SGRO signed new loan contract and soon enough repay the loan to lender and has not yet withdrawn credit facility, thus after discounted cash flow method calculation we came out with IDR 2800 as our new target price. This new target price was revising our previous target price of IDR 2700.

The comparison valuation among companies in the same industry shows SGRO is the most attractive stock than others whereas SGRO PER 09F is below PER 09F of average industry and by Enterprise value per Ha as well. We therefore remain to recommend BUY for SGRO with target price of IDR 2800.