Monday, May 24, 2010

Wijaya Karya (WIKA) akan Bangun Pabrik Alumina Tayan


WIKA bersama mitra kerjanya Tsukishima Kikai Co Ltd, sebuah perusahaan dari Jepang dan PT Nusea memenangkan tender proyek Chemical Grade Alumina (CGA) milik PT Indonesia Chemical Alumina, anak usaha PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM). Konsorsium tersebut akan mengerjakan prosese engineering, procurement and construction (EPC). Konstruksi proyek diharapkan akan dapat dimulai pada tahun 2010 dan mulai beroperasi komersial pada tahun 2014.

Nilai proyek sekitar US$314 juta.

Menurut kami dengan dimenangkannya tender pengerjaan EPC oleh konsorsium WIKA akan memberikan dampak positif yang cukup signifikan bagi peningkatan kinerja perseroan. Dari pengerjaan proyek ini, WIKA mengharapkan akan memperoleh porsi proyek sekitar Rp1,3 trilyun dalam jangka waktu pengerjaan 4 sampai 5 tahun. Keberhasilan WIKA memenangkan tender ini juga didukung oleh keahliannya dalam pengerjaan berbagai proyek EPC. Untuk kinerja tahun 2010F kami perkirakan WIKA akan membukukan pendapatan Rp8,9 trilyun dengan laba bersih Rp360 milyar. Target harga saham WIKA adalah Rp560 dengan menggunakan metode DCF. Rekomendasi: BUY.

Timah (TINS) akan lebih banyak lakukan penambangan laut


Jika pada tahun lalu TINS memporsikan penambangan 50:50 antara penambangan laut dan darat maka pada tahun ini TINS akan memporsikan 70:30 antara penambangan laut dan daratnya. Lebih banyak porposional penambangan laut daripada darat disebutkan karena perusahaan ingin memperkecil tumpang tindih dengan kegiatan illegal mining. Pada tahun ini TINS mentargetkan untuk memproduksi dan menjual sebanyak 50.000 ton timah. Permintaan timah sendiri membaik. TINS sendiri melihat permintaan timah akan membaik sekitar 10%-
15% dari tahun lalu.

Penambangan laut oleh perusahaan dianggap lebih memberikan efisiensi karena peluang penambang lain yang tidak berijin ikut serta mengeruk bijih timah lebih kecil. Untuk mengeruk bijih timah dari laut tentunya memerlukan sarana yang kuat seperti kapal keruk yang tidak dapat mudah dimiliki oleh illegal mining. Hal sebaliknya terjadi pada penambangan darat.

Kami sependapat bahwa permintaan timah meningkat di tahun ini oleh karenanya harga timah juga akan membaik menjadi USD 16900 per ton dari USD 13420 di tahun lalu. Permintaan yang membaik ini akan dipergunakan oleh perusahaan untuk menjual lebih tinggi outputnya namun menurut kami kenaikan tersebut tidak terlalu tinggi atau berkisar 46.000 saja dari 45.000 di tahun 2009. Kenaikan yang moderat tersebut menurut kami penting untuk menjaga harga komoditas timah tetap menarik di dunia. TINS sendiri merupakan supplier penting untuk persediaan komoditas timah dunia.

Proyeksi kami dengan asumsi 50:50 penambangan laut dan darat dan harga asumsi USD 16900 dan volume penjualan 46.000 ton memberikan potensi membukukan penjualan Rp 8.2 triliun dari Rp 7.7 triliun. Tahun ini TINS juga akan lebih efisien dan akan membukukan laba bersih Rp 1.4 triliun dari Rp 313 milyar di tahun lalu. Harga wajar setelah proyeksi keungan memberikan harga TINS berada di Rp 2700 atau memberikan keuntungan investasi sebanyak 36% yang mana menurut kami cukup menarik. Oleh sebab itu kami merekomendasikan BUY untuk TINS.

Indeks Bergerak di Teritori Negatif

Sentimen yang negatif dari bursa pasar global selain krisis hutang Yunani bertambah dengan berita kurang kondusif dari Spanyol. Langkah pemerintah setempat untuk menyelamatkan bank yang terseret kredit macet properti mengirim kekhawatiran akan kesehatan perbankan tidak saja di negara tersebut namun hingga keseluruh kawasan. Berita yang negatif dari benua seberang juga turut menggoncang bursa saham di Amerika. Bursa indeks saham Dow Jones, S&P
dan Nasdag ditutup di teritori merah. Perlemahan juga menyebar hingga di bursa saham kawasan asia dimana bursa saham yang telah bertransaksi aktif bergerak melemah seperti bursa saham Nikkei Jepang, Taiwan, Korea dan Singapura.

Perlemahan di bursa saham tampaknya tidak banyak mengubah harga komditas dunia. Meski harga minyak bumi dan minyak kelapa sawit menurun namun harga komoditas metal seperti timah dan nikel mengalami penguatan. Kekhawatiran kondisi ekonomi lebih tercermin pada pergerakan mata uang dimana USD dan Yen menguat terhadap EUR. Mata uang rupiah pada pagi hari ini cenderung melemah daripada USD.

Berita dari global akan memperngaruhi indeks bursa dan kami melihat indeks bursa nasional juga akan terpengaruh berita dari emitten di bursa. Indeks akan bergerak di kisaran 2560-2610 dan dan ditutup melemah.

MORNING NEWS

IQplus (24/5) - Saham-saham AS merosot pada Senin waktu setempat, di tengah kekhawatiran baru atas krisis utang Eropa, dipicu oleh penyelamatan bank tabungan Spanyol. Dow Jones Industrial Average kehilangan 126,82 poin (1,24 persen) menjadi berakhir di 10.066,57, memperpanjang kerugian besar pekan lalu ketika indeks blue-chip menyusut lebih dari empat persen dan sempat jatuh di bawah titik sensitif 10.000 poin. Indeks komposit Nasdaq merosot 15,49 poin (0,69 persen) menjadi 2.213,55 sementara pasar lebih luas indeks Standard & Poor`s 500 turun 14,04 poin (1,29 persen) menjadi 1.073,65.

Pasar dibuka pada catatan bearish (lesu) setelah bank sentral Spanyol akhir pekan lalu menyelamatan bank tabungan daerah CajaSur, membebani Spanyol keuangan publik yang sudah tegang. Penyelamatan CajaSur datang karena pemerintah Spanyol memperkenalkan putaran baru langkah penghematan untuk membawa defisit publik ke sebuah batas zona euro tiga persen dari produk domestik bruto, dari 11,2 persen tahun lalu. Bailout (dana talangan) utang tersebut memperbarui kekhawatiran zona euro yang telah menyeret pasar turun dalam beberapa pekan terakhir. Ini memipicu "putaran lain kekhawatiran mengenai kesehatan sistem keuangan di negara itu meskipun ada rencana penyelamatan besare Uni Eropa/IMF," kata Frederic Dickson, kepala analis pasar di DA Davidson & Co. "Investor akan terus mengikuti opera sabun yang berlangsung di Eropa dan pergerakan euro dalam menanggapi perubahan harapan investor tentang bagaimana situasi utang habis di Yunani, Portugal, dan Spanyol," katanya.


IQplus (24/5) - Harga minyak stabil di New York pada Senin, menghentikan penurunan tiga pekan yang telah membuat harga jatuh 20 persen di tengah kekhawatiran pasar terhadap krisis utang zona euro dan pemulihan ekonomi global yang rapuh. Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juli, naik tipis 17 sen menjadi 70,21 dolar per barel, dari penutupan pasar Jumat. Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juli turun 51 sen menjadi berakhir pada 71,17 dolar per barel. Kontrak New York dibuka dengan kenaikan malu-malu dan mengambang di sekitar netral sepanjang sesi.

"Pasar masih sangat fluktuatif," kata Antoine Halff dari Newedge Group. "Indikator-indikator ekonomi AS telah cukup bagus belakangan ini, tetapi apa yang meberatkan pasar sekarang ini adalah krisis keuangan Eropa," katanya.


Rumor Bursa
BHIT Bakal Dikerek Menuju Rp200


INILAH.COM, Jakarta - Saham PT Bhakti Investama Tbk (BHIT) bakal dikerek menuju level Rp200 dalam waktu dekat terkait rampungnya akuisisi tambang.

Kabar di pasar b erhembus, Bhakti akan menjaminkan saham perseroan selain salah satunya saham bonus dan penerbitan saham baru. Langkah ini diambil perseroan untuk mendanai aksi korporasinya.

Pada penutupan perdagangan bursa kemarin harga saham BHIT ditutup koreksi menuju level Rp132. [san/cms]


Rumor Bursa
Cermati Saham Medco Energy

INILAH.COM, Jakarta - Kabar di pasar berhembus ada sejumlah bandar akan memburu saham PT Medco Energy International Tbk (MEDC) terkait rencana pemerintah mengumumkan Donggi Senoro.

Proyek Donggi- Senoro ini akan memberikan sinyal positif bagi perseroan. Selain itu, perseroan mulai agresif menjalin kongsi strategis dengan Pertamina untuk mengembangkan sejumlah blok migas melalui pola sama operasi.

Sementara itu, pada penutupan perdagangan bursa kemarin harga saham MEDC ditutup koreksi menuju level Rp2.675. [san/cms]



REKOMENDASI SAHAM

Inilah Saham Astra yang Layak Diburu


JAKARTA. Sejumlah analis meramu rekomendasi grup Astra yang layak dikoleksi. Menurut Edwin Sebayang, saat ini ada dua saham grup Astra yang pantas di koleksi investor jangka panjang, mereka adalah PT Astra Internasional Tbk (ASII) dan PT United Tractors Tbk (UNTR).

"Performa keduanya akan sangat luar biasa di tahun-tahun kedepan," katanya. Dimana pendapatan ASII diproyeksikan mencapai Rp 118,23 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 12,55 triliun. Sedangkan UNTR diprediksi Edwin akan mengalami pertumbuhan 15% di tahun 2010. "Dimana pendapatannya akan mencapai 34,36 triliun dan net income-nya sebesar 4,29 triliun," jelas Edwin

Tak heran dengan harga yang terpangkas cukup dalam untuk dua saham ini, Edwin sangat menyarankan untuk beli kedua saham grup Astra ini. "Keduanya menarik sekali untuk dikoleksi di jangka panjang," pungkasnya.

Edwin memproyeksikan hingga akhir 2010 mendatang, ASII akan finish di posisi Rp 50.000 sementara UNTR di posisi Rp 21.050 per saham.

Untuk saham-saham grup Astra lainnya, Edwin melihat, jika investor sudah memilikinya, maka sebaiknya di hold saja. Walaupun tidak semenarik dua perusahaan diatas tapi kedepannya masih akan berkembang walaupun tak sepesat UNTR dan ASII.

Wakil Presiden Valbury Asia Future Nico Omer Jonckheere punya pendapat agak berbeda dengan Edwin. Menurutnya, saham grup Astra yang paling menarik hanyalah UNTR yang memiliki sektor bisnis alat berat dan batubara. "Mereka yang akan paling diuntungkan," katanya.

Selain UNTR, Nico melihat AALI juga bisa menjadi pilihan. Karena dalam kurun waktu lima tahun kedepan, komoditas akan bergerak secara signifikan. Terlebih AALI selalu memberikan dividen yang bagus bagi para pemegang sahamnya.

Sementara untuk ASII, Nico melihat, dalam jangka awaktu hingga lima tahun kedepan, harga bahan baku yang digunakan ASII akan melonjak. Dan ini tidak akan terlalu menarik lagi. Ini juga terjadi pada saham AUTO. Walaupun sebenarnya AUTO memiliki potensi untuk naik secara signifikan karena industrinya sendiri masih sangat bagus, tapi bayang-bayang kenaikan bahan baku terus menghantui prospek kedepannya.

Malahan Nico pun merekomendasikan untuk menjual secara mencicil saham-saham grup Astra yang dimiliki saat ini. Karena harga saham akan terus terkoreksi hingga akhir tahun. "Jadi buat apa beli sekarang jika kedepannya harganya akan jatuh juga," jelasnya. Nico merekomendasikan untuk membeli saham grup Astra di tahun depan. Dimana target harga UNTR yang dibuat Nico Rp 22.500, sementara ASII hanya Rp 41.100.

Anna Suci Perwitasari


IQplus (26/5) - Empat Bank spanyol berencana untuk dimerger. Bank Caja De Ahorros Del Mediteerano, Grupp Cajastur, Caja De Ahorros,de Santander dan Caja De Ahorros Monte sedang diajukan ke bank sentral spanyol untuk digabung. Bank-bank di Spanyol sedang diusahakan untuk merger guna meningkatkan kecukupan modal mereka. "Sebagian mereka hampir bangkrut," kata Rafael Pampillon kepala analis IE Business School di Madrid. Kekhawatiran bahwa krisis keuangan Yunani akan menyebar ke negara lain seperti Spanyol telah membuat kekhawatiran baru di pasar keuangan dunia.



Bantahan ‘Rights Issue’ Manjur Kikis Tekanan Jual BUMI?

INILAH.COM, Jakarta – Manajemen PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membantah akan melakukan penawaran umum terbatas atau rights issue. Namun apakah bantahan ini manjur menahan tekanan jual pada perdagangan hari ini.

"Tidak ada alasan BUMI untuk melakukan rights issue. BUMI belum ada rencana untuk melakukan rights issue," ujar Vice President Investor Relation BUMI Dileep Srivastava lewat pesan singkat yang diterima INILAH.COM, kemarin sore.

Manajemen BUMI, lanjut Dileep, membantah akan melepas 20% kepemilikan saham BUMI di PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID).

Gara-gara isu inilah saham BUMI terus merosot hingga menyenguh level terendahnya turun Rp345 menjadi Rp1.780 pada penutupan perdagangan saham Senin (24/5). Anjloknya saham BUMI kemarin sekaligus menjadi pemicu pelemahan IHSG sebesar 0,51% ke level 2.609,61.

Melemahnya saham BUMI juga ikut menjerumuskan saham Grup Bakrie lainnya seperti saham PT Bakrieland Development (ELTY) turun Rp30 menjadi Rp129, PT Energi Mega Persada (ENRG) melemah Rp23 ke Rp96, dan PT Bakrie Telecom (BTEL) terkoreksi Rp3 menjadi Rp139 per lembar saham.

Demikian pula saham PT Darma Henwa (DEWA) turun Rp10 menjadi Rp70, PT Bakrie Sumatra Plantation (UNSP) melemah Rp65 poin ke Rp335 dan PT Bakrie and Brothers (BNBR) turun Rp8 menjadi R[54 per lembar saham.

Menurut analis AM Capital, Yustian Hartono kemarin, CLSA melakukan penjualan terbesar, diikuti JP Morgan dan OSK Nusadana Securities Indonesia. Aksi jual terhadap saham BUMI ini dipicu rencana BUMI untuk melakukan rights issue di bawah harga pasar senilai Rp1.800 per saham.

Analis saham Milenium Danatama Securities Ahmad Riyadi memapakan saham BUMI tertekan akibat aksi investor asing yang banyak melakukan aksi jual. "Asing keluar dan membuat investor lokal panik," katanya.

Boleh jadi rumor tersebut telah membuat sejumlah investor asing melakukan aksi jual secara massal pada saham BUMI yang kemudian diikuti oleh investor-investor domestik.

Namun apakah investor hari ini masih akan menjauhi saham BUMI. Ada kekhawatiran bahwa otoritas bursa akan melakukan suspensi terhadap saham ini. Rumor rights issue itu jelas merugikan BUMI.

Investor khawatir jika harga rights issue jauh di bawah harga pasar tersebut jadi dilaksanakan. Ini juga menjadi indikasi bahwa perseroan menilai sahamnya sudah over value. Rumor negatif tampaknya masih menghantui saham BUMI sepanjang hari ini. [mdr]


IQplus (24/5) - PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp79,98 miliar per 31 Maret 2010, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang merugi Rp27 juta. Demikian disampaikan Perseroan dalam laporan keuangannya yang telah diterbitkan, Selasa.

Perseroan juga berhasil mencatat laba usaha per 31 Maret 2010 sebesar Rp103,19 miliar, dibandingkan dengan rugi usaha pada periode yang sama pada 2009 Rp1,13 miliar.


IQplus (26/5) - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) hingga April 2010 membukukan penjualan superblok Kemang Village sebesar Rp1,3 triliun atau setara 70 persen dari total penjualan yang mencapai 1.100 unit apartemen. Direktur Lippo Karawaci Jopie Rusli di Jakarta, Senin mengatakan perseroan menargetkan hingga akhir 2010 seluruh unit akan terserap pasar. Optimisme ini didasari naiknya permintaan sektor properti tahun ini khususnya segmen grade A, termasuk apartemen.

"Hingga kini kami sudah bukukan penjualan sekitar 800 unit apartemen yang tersebar di lima tower," katanya. Sepanjang 2009, perseroan membukukan laba bersih Rp389,41 miliar, atau naik dari 2008 sebesar Rp370,87 miliar. Peningkatan laba bersih dikarenakan pertumbuhan yang signifikan pada bisnis Healthcare dan Large Scale Integrated Development.