Thursday, May 6, 2010

XL Axiata Bukukan Pertumbuhan 1Q10

Salah satu pelaku usaha telekomunikasi, XL Axiata, membukukan kenaikan
kinerja hingga kuartal pertama tahun 2010. Pendapatan kotor meningkat
menjadi Rp 4.16tn (1Q10) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu
sebesar Rp 2.92tn (1Q09) atau bertumbuh sebesar 42.42% YoY. Kinerja
pendapatan bersih juga tercatat naik dari Rp 2.90tn (1Q09) vs Rp 4.10tn (1Q10)
atau bertumbuh 41.48% YoY.Dari total kenaikan tersebut, voice revenue
memberikan kontribusi terbesar, yaitu sekitar Rp 2.07tn (1Q10) atau
menyumbangkan sekitar 49.78% dari total pendapatan konsolidasi perusahaan.
Pendapatan sms juga mengalami pertumbuhan sebesar 54.89% menjadi Rp
776miliar (1Q10) vs Rp 501miliar (1Q09). Sub lini bisnis yang lain pada divisi
seluler juga melaporkan kinerja pertumbuhan yang signifikan. Data, VAS
melonjak 97% menjadi 552miliar (1Q10) dan international roaming service
meningkat sebesar 13% menjadi Rp 420miliar (1Q10). Sementara itu mesin
pertumbuhan perusahaan yang lain yaitu sewa jaringan dan tower mencatat
kenaikan pendapatan sebesar 28% dari Rp 269miliar (1Q09) menjadi 344miliar
(1Q10). Pada periode yang sama, lini usaha utama yaitu seluler memberikan
sumbangan kepada total pendapatan XL Axiata sebesar 91.74% atau bertumbuh
bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu memberikan kontribusi sebesar
90.80% (1Q09).

Perusahaan juga membukukan pertumbuhan laba usaha menjadi Rp 1.16tn
(1Q10). Penurunan kerugian selisih kurs yang terjadi dari sekitar Rp
643.49miliar (1Q09) menjadi Rp 60.08miliar (1Q10) telah mendorong XL Axiata
mencatat kenaikan laba sebelum pajak sebesar Rp 819.74miliar (1Q10) dari rugi
sebelum pajak sebesar Rp 282.39miliar (1Q09). Kinerja yang lebih baik dari
ekspektasi tersebut telah menyebabkan laba bersih perusahaan bertumbuh
signifikan menjadi Rp 598.43miliar (1Q10) dari rugi bersih sebesar Rp
217.22miliar (1Q09).

Penurunan komposisi tingkat hutang berdenominasi USD yang signifikan menjadi
24.19% (1Q10) dari sekitar 53.11% (1Q09) kami lihat berpotensi memberikan
dampak yang baik terhadap operasional usaha XL Axiata di tahun yang akan
datang. Penguatan nilai tukar rupiah juga berpotensi memberikan benefit bagi
penurunan tingkat kewajiban berdenominasi mata usang asing tersebut.
Kenaikan jumlah pelanggan menjadi 32.6juta pelanggan (1Q10) dari sekitar
24.9juta pelanggan (1Q09) dan peningkatan jumlah pelanggan (RGB) dari
sekitar 21.6juta pelanggan (1Q09) menjadi 32.9juta (1Q10) kami lihat dapat
menjadi sebuah indikator terhadap perbaikan kinerja operasional perusahaan.
Didukung oleh kekuatan merek XL dan beragam promosi dan diversifikasi produk
layanan telekomunikasi serta jaringan infrastruktur yang kuat, utamanya di
wilayah pulau Jawa akan menjadi beberapa faktor penggerak pertumbuhan
perusahaan hingga akhir tahun ini. EXCL ditutup pada harga Rp 3.450 atau
setara dengan p/e rasio sebesar 10.03x atau dibawah rata rata industrinya
sebesar 13.70x. Kami masih memiliki sudt pandang yang optimis dan konsisten
dengan rekomendasi BUY dengan target harga selama 12 bulan kedepan sebesar
Rp 3.800 per lembar saham.

Summarecon Agung (SMRA): Peluncuran Summarecon Bekasi

SMRA telah sukses meluncurkan cluster Palm dan Maple di kawasan superblok
Summarecon Bekasi. Perusahaan telah berhasil menjual seluruh unit yang
dipasarkan yaitu 475 unit. Harga yang ditawarkan di kisaran Rp500 juta
sampau Rp1,3 milyar. Pihak SMRA menyatakan bahwa kesuksesan peluncuran
cluster baru tersebut terutama ditunjang oleh lokasi yang strategis serta
kemudahan akses.

Kami menilai bahwa keberhasilan perusahaan dalam meluncurkan cluster baru
di Summarecon Bekasi akan memberikan sentimen positif yang cukup
signifikan bari SMRA. Sentimen positif tersebut baik dalam mendukung
pertumbuhan kinerjanya maupun dalam meningkatkan brand image SMRA bagi
masyarakat. SMRA memiliki kemampuan untuk dapat memilih berbagai lokasi
strategis untuk memperkuat portfolionya setelah berhasil mengembangkan
wilayah Kelapa Gading. Sebelumnya SMRA juga telah cukup sukses
mengembangkan kawasan Summarecon Serpong. Untuk tahun 2010F kami
perkirakan SMRA akan membukukan pendapatan Rp1,54 trilyun dengan laba
bersih Rp266 milyar. Target harga saham SMRA adalah Rp1.250 dengan
menggunakan metode NAV. Rekomendasi: BUY.

Kinerja BISI Internasional (BISI) pada kwartal I 2010

BISI pada kwartal I tahun ini membukukan penjualan Rp 216 miliar dari Rp 246
miliar di tahun lalu atau mengalami penurunan 12%. Setelah ongkos produksi
dan operasional, BISI membukukan laba bersih senilai Rp 44 miliar atau turun
10% dibandingkan setahun yang lalu dari Rp 49 miliar.

Pada laporan kwartalan di website perusahaan disebutkan penjualan benih
jagung masih turun dan penurunannya mencapai 55%. Penurunan penjualan
benih jagung mempengaruhi pendapatan perusahaan karena benih jagung
merupan main key driver untuk pendapatan perusahaan. Ketika perusahaan
hanya mampu menjual dalam jumlah yang rendah maka pada saat yang
bersamaan harga jual rendah. Penurunan tersebut kami perkirakan terjadi
karena masih tingginya curah hujan sehingga petani menunda penanaman
jagung.

Untuk keseluruhan tahun ini kami memperkirakan harga jual jagung akan
membaik dibandingkan dengan tahun 2009 karena perkiraan musim kemarau
yang lebih cepat dating dan lebih lama berlangsung. Penjualan 2010F akan
mencapai Rp 1.26 triliun dari Rp 782 miliar di tahun 2009. Laba bersih BISI
dapat membukukan Rp 252 miliar dari Rp 76 miliar. Perhitungan harga wajar
setelah proyeksi keuangan BISI berada pada Rp 1900 yang mana masih
memberikan keuntungan investasi yang menarik oleh karena itu kami
merekomendasikan BUY

Indeks bergerak fluktuatif dan masih mungkin ditutup melemah

Panic selling merajalela di Eropa yang dipicu oleh kekhawatiran krisis hutang
menjalar tidak hanya di kawasan Eropa namun juga sampai ke Amerika. Dow
jones sempat turun di atas 600 poin namun keadaan membaik sehingga
penutupannya hanya melemah 348 poin. Pagi ini indeks bursa saham di Asia yang
telah aktif bertransaksi mengalami penurunan yang cukup signifikan. Nikkei
Jepang pada pagi ini telah mengalami penurunan hingga 4%, KOSPI Korea juga
melemah hingga 3%.
Harga minyak bumi melemah, namun untuk harga timah dan nikel mengalami
penguatan. Harga minyak kelapa sawit mentah di Malaysia melemah demikian
juga di Rotterdam Belanda. Nilai tukar mata uang rupiah pada pagi hari
menguat dibandingkan dengan semalam.
Prediksi kami indeks pada pembukaan dapat saja terpengaruh dengan sentimen
negatif dari luar negeri namun pada saat mendekati penutupan indeks dapat
terjadi rebound. Ditopang dengan data makro ekonomi yang kuat dan penguatan
rupiah. Indeks akan bergerak 2720-2780.

MORNING NEWS

IQPlus(7/5) -"Panic selling" (penjualan panik) melanda pasar AS pada Kamis, karena Dow Jones merosot pada rekor hampir 1.000 poin sebelum mengembalikan lebih dari setengah kerugian tersebut. Tidak jelas apakah penyebab aksi jual tiba-tiba tersebut, Dow mengalami penurunan terbesar perdagangan harian (intraday) terbesar selama ini, merupakan akibat dari kekhawatiran atas krisis utang Yunani, perdagangan yang keliru atau kesalahan teknis. Pada penutupan, Dow telah pulih ke 10.520,32, turun 347,80 poin (3,20 persen), sedangkan Nasdaq turun 82,65 poin (3,44 persen) pada 2.319,64. Indeks Standard & Poors 500 turun 37,72 poin (3,24 persen) menjadi 1.128,15.


IQPlus(7/5) -Harga minyak jatuh untuk hari ketiga berturut-turut di New York, Kamis, di tengah kekhawatiran yang terus berlanjut mengenai stabilitas zona euro dan aksi jual menakjubkan di pasar keuangan AS. Minyak mentah berjangka telah menguat pada perdagangan pagi hari, tetapi kemudian cenderung terus menurun karena euro jatuh di bawah 1,27 dolar, mencapai level terendah sejak Maret 2009. Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juni, ditutup turun 2,86 dolar menjadi 77,11 dolar per barel. Selama tiga sesi terakhir perdagangan minyak telah turun 10,5 persen. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni merosot 2,78 dolar AS menjadi 79,83 dolar di London.


PROYEKSI IHSG

Hari Ini, IHSG Berpotensi Rebound

JAKARTA. Guncangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih terus berlanjut. Kemarin (6/5), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rontok 1,25% ke level 2.810,62. Padahal, tekanan jual pada indeks sudah sedikit berkurang dibandingkan dua hari lalu (5/5), ketika indeks turun tajam 3,81%.

Karena itulah, ada kemungkinan IHSG pada hari ini bisa sedikit terangkat. Namun, sentimen negatif yang menjadi akar permasalahan gempa di pasar finansial global ternyata belum sepenuhnya teratasi. Krisis utang di Yunani yang diperkirakan bisa merembet ke beberapa negara Eropa bakal menurunkan minat investasi asing ke negara-negara yang mempunyai risiko tinggi.

Dampaknya, asing mulai hengkang dari bursa. Kemarin, asing mencatat penjualan bersih (net sell) senilai Rp 862,63 miliar. Menurut Felix Sindhunata, pengamat pasar modal, tekanan jual terhadap indeks hari ini bisa berkurang. Beberapa saham unggulan, seperti BMRI dan ADRO masih diburu oleh investor.

Yustian Hartono, analis AM Capital Securities, juga menduga hari ini indeks berpotensi menguat. Dia melihat, indeks bisa mondar-mandir di kisaran 2.785 hingga 2.840. Felix juga memprediksi, indeks akan bergerak dengan kecenderungan menguat di area 2.760 hingga 2.835.

Avanty Nurdiana



Rumor Bursa
Cermati Saham DGIK

INILAH.COM, Jakarta - PT Duta Graha Indah Tbk (DGIK) dikabrkan mendapatakan suntikan dana dari bank lokal untuk mengembangkan konstribusi di Surabaya, Jawa Timur.

Bank lokal tersebut kabarnya akan mendanai DGIK untuk proyek infrastruktur pemerintah yang menelan biaya triliunan rupiah. DGIK pun akan dibawa ke level Rp150-200 dalam jangkan pendek, apalagi perseroan akan menaikkan kepemilikan pada proyek jalan tol Waru menjadi 25%.

Sementara itu, pada penutupan perdagangan bursa kemarin, harga saham DGIK ditutup di level Rp104 per saham. [san/cms]


Rumor Bursa
ENRG Bakal Dikerek Menuju Rp250


INILAH.COM, Jakarta - Harga saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) bakal dikerek menuju level Rp250 per saham, seiring dengan kabar perseroan telah menyediakan dana untuk finalisasi blok.

Dana yang akan digunakan untuk finalisasi blok Masela, Sulawesi pada Juni 2010 ini dari roadshow perseroan. Di sisi lain, peburuan terhadap saham-saham Grup Bakrie turut menopang pergerakan saham ENRG.

Pada perdagangan bursa kemarin harga saham ENRG ditutup di level Rp142 per saham dengan nilai transaksi Rp25 miliar. [san/cms]


REKOMENDASI SAHAM SMCB

Utang Berkurang, SMCB Kian Gencar Ekspansi

JAKARTA. PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) berencana meningkatkan kapasitas produksinya dengan membangun pabrik baru. Produsen semen ini tengah mengurus perizinan pembangunan pabrik semen di Tuban, Jawa Timur. Targetnya, mereka bisa mengantongi izin tahun ini sehingga bisa memulai pembangunannya.

"Proses pengerjaan pabrik tersebut akan berjalan dua setengah tahun," kata Budi Primawan, Corporate Communication Manager SMCB, kemarin. Kapasitasnya 1,6 juta ton per tahun. Namun, dia tidak mau menjelaskan nilai investasi proyek itu.

Sonny John, analis Samuel Sekuritas, melihat pembangunan pabrik baru itu akan berdampak positif karena meningkatkan kapasitas produksi SMCB. Saat ini, kapasitas produksinya sebesar 8,3 juta ton per tahun. "Namun execution risk-nya sangat tinggi," imbuhnya.

Apalagi, hasilnya tidak bisa dinikmati Holcim tahun ini lantaran proses pembangunannya baru dimulai tahun ini. Hendrik, analis Batavia Prosperindo Securities, menaksir, biaya pembangunan pabrik semen itu akan menghabiskan dana sekitar US$ 200 juta. Namun, SMCB tidak akan menggelontorkan dana tersebut sekaligus. "Pemakaian dananya secara bertahap. Jadi tidak akan terlalu memberatkan SMCB," ujarnya.

Asal tahu saja, saat ini SMCB memiliki kas internal sebesar Rp 426,39 miliar. Neraca keuangan Holcim tergolong sehat, lantaran mereka baru saja membayar utang sebesar US$ 95,7 juta. Sedangkan sepanjang tahun lalu, SMCB telah membayar utang senilai US$ 225 juta. Dus, SMCB berhasil mengurangi utang berdenominasi dollar Amerika Serikat sebesar 66% dari total utangnya.

Imbasnya, rasio utang terhadap ekuitas alias debt to equity ratio (DER) SMCB turun menjadi 0,6 kali. Padahal, pada tahun 2008 DER Holcim masih sebesar 1,4 kali.

Hendrik memperkirakan, tahun ini DER SMCB bakal menciut kembali menjadi 0,5 kali jika tidak membuat utang baru. "Posisi balance sheet dari Holcim sekarang masih memungkinkan mereka untuk mendapatkan pinjaman," katanya. Duitnya untuk membiayai pabrik semen baru.

Beban berkurang

Budi Rustanto, analis Valbury Asia Securities, juga menilai beban Holcim lebih ringan setelah membayar sebagian besar utangnya. Sehingga, ke depan, kinerjanya semakin bagus. Indikasinya tercermin dari kinerja kuartal satu 2010. SMCB meraih pendapatan Rp 1,37 triliun atau naik 8,13% dari periode sama 2009.

Sedangkan laba bersih kuartal I-2010 SMCB sebesar Rp 204,92 miliar. Angka ini melonjak dari rugi bersih yang dideritanya sebesar Rp 77,49 miliar pada kuartal I-2009.

Karena itulah, Sonny melihat saham SMCB masih layak dikoleksi. Dia menargetkan harga saham SMCB mencapai Rp 2.700 per saham. Hendrik juga menyarankan beli saham ini dengan target harga Rp 2.525 per saham.

Namun, Budi menilai harga SMCB saat ini sudah mendekati target harganya sebesar Rp 2.200 per saham. Sehingga, dia menyarankan tahan saham SMCB. Kemarin, harga saham SMCB ditutup di posisi Rp 2.125 per saham.

Avanty Nurdiana


IQPlus(7/5) - PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) menargetkan laba bersih hingga akhir tahun ini naik 15-16 persen dari perolehan 2009 sebesar Rp362 miliar. "Kami targetkan laba tahun ini tumbuh 15-16 persen," kata Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi, di Jakarta, Kamis. Menurut Glen, target ini didasarkan pada kondisi makro ekonomi yang semakin membaik. Untuk kuartal pertama 2010 laba bersih Bukopin Rp113,95 miliar atau naik 16,98 persen dibanding periode sama 2009 Rp97,41 miliar.

Glen mengungkapkan bahwa kenaikan laba ini didorong oleh pendapatan bunga bersih dan pendapatan opersional lainnya. Pendapatan bunga bersih naik 23,03 persen menjadi Rp417,86 triliun dari Rp339 miliar. Sedangkan pendapatan operasional lainnya pada tiga bulan pertama tahun ini naik 9,02 persen menjadi Rp107,90 miliar dibanding periode sama 2009 Rp98,97 miliar. Untuk pertumbuhan kredit sebesar 15-20 persen sesuai dengan industri, kata Glen.



IQPlus(7/5) - Pembayaran dividen PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp110 per saham
pada 17 Juni 2010. Sementara, Cum dan Ex Dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi pada 31 Mei dan 1 Juni 2010, Cum dan Ex Dividen dipasar Tunai pada 3 dan 4 Juni 2010. Recording date pada 3 Juni 2010.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membagikan dividen final sebesar Rp2,68 triliun atau atau setara dengan 39 persen dari laba bersih 2009 perseroan yang mencapai Rp6,81 triliun atau sebesar Rp110 per saham.


IQPlus(7/5) -PT International Nickel Indonesia Tbk mengumumkan hasil-hasil triwulan pertama tahun 2010 yang tidak diaudit. INCO mencatat laba bersih sebesar AS$76,2 juta pada trwiulan pertama tahun 2010 (AS$0,008 per saham), naik 27,2% jika dibandingkan triwulan keempat tahun 2009 sebesar AS$60,0 juta (AS$0,006 per saham).

Total EBITDA sebesar AS$121,7 juta untuk triwulan pertama tahun 2010, dibandingkan dengan nilai sebesar AS$106,1 juta pada tripulan keempat tahun 2009. Kenaikan EBITDA dan laba bersih pada triwulan pertama tahun 2010 dibandingkan dengan triwulan keempat tahun 2009 terutama diakibatkan oleh lebih tingginya volume penjualan dan juga harga realisasi rata-rata.


DIVIDEN
PJAA Bagi Dividen Rp 63,99 Miliar


JAKARTA. Ada kabar gembira bagi para pemegang saham PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA). Emiten sektor rekreasi itu bakal membagikan dividen tahun 2009 yang totalnya mencapai Rp 63,99 miliar. Dividen yang dibagikan merupakan 46,6% dari total laba bersih yang diraih PJAA pada tahun lalu.

Corporate Secretary PJAA Fransiskus Xaverius Husni mengatakan, pemegang saham akan memperoleh dividen Rp 40 per saham. "Pembagiannya akan dilakukan pada tanggal 17 Juni 2010," ungkap Fransiskus dalam acara paparan publik yang digelar usai RUPSLB, Kamis (6/5).

Tahun 2009, laba bersih PJAA mencapai Rp 137,39 miliar atau naik 3,91% dari tahun sebelumnya. Peningkatan laba bersih itu ditopang oleh pendapatan usaha yang naik 5,14% dari tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp 898,32 miliar.

Laba ditahan PJAA tahun 2009 akan digunakan untuk mengembangkan wahana yang ada di Taman Impian Jaya Ancol. Beberapa wahana baru yang akan dibangun tahun ini adalah Space Shot, Balada Kera, Istana Boneka dan kolam air laut dengan kadar garam yang tinggi.

Sofyan Nur Hidayat




CIC Tolak Deal Right Issue BUMI?

INILAH.COM, Jakarta – Saham PT Bumi Resources (BUMI) bergerak cenderung stagnan. Hal ini karena adanya isu bahwa China Investment Corporation (CIC) tidak mau deal dengan non pre-emptive right di harga Rp2.950.

Meskipun berkali-kali sempat menyentuh level Rp2.400, saham BUMI masih tertekan dan sulit menembus angka ini dalam dua pekan terakhir. Pada perdagangan Kamis (6/5) kemarin saja, saham BUMI ditutup di level Rp2.350, atau naik Rp100. Sedangkan sejak akhir pekan lalu, anak usaha Bakrie ini justru terpantau turun tipis 1%.

Beredar rumor di pasar, bahwa stagnannya harga BUMI ini disebabkan CIC kemungkinan akan menegosiasikan lagi harga right issue BUMI. Mereka menilai, selisih harga non pre-emptive rights, yang dipatok di angka Rp2.950, masih terlalu tinggi di atas harga pasar BUMI saat ini.

“Jadi pergerakan naik harga saham BUMI terhambat oleh negosiasi harga non pre emptive right antara BUMI dan CIC,” ujar seorang pengamat pasar modal.

Lebih lanjut dikatakan, CIC berani menjadi standby buyer right issue BUMI hanya jika harga batubara hingga akhir 2010 terus menguat menuju ke US$90 per ton. [nat/ast]



IQPlus(7/5) - PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) akan membagikan Dividen tunai sebesar
Rp9,2 per saham yang akan dibayarkan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar
pemegang saham Perseroan pada tanggal 2 Juni 2010 sampai dengan pukul 16:00 WIB. Pembayaran
dividen tunai mulai 16 Juni 2010. Adapun Cum dan Ex Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi
pada 27 Mei dan 31 Mei 2010, Cum dan Ex di Pasar tunai pada 2 dan 3 Juni 2010.


IQPlus(7/5) - PT Meadow Indonesia akan melakukan penawaran tender atas maksimal 58.494.580 saham (baik seri A, B, dan C) PT Matahari Departement Store Tbk (MPPA) yang dimiliki oleh pemegang saham yang ditawarkan dengan harga Rp2.706 per saham. Periode penawaran tender akan dilakukan pada 7 sampai 14 Mei 2010 dengan tanggal pembayaran 20 Mei 2010. Seperti diketahui PT Meadow Indonesia adalah pemegang 2.859.423.500 saham PT Matahari Departement Store Tbk yang mewakili 98 persen pemegang saham.


IQPlus(7/5) - PT Bank Panin Tbk (PNBN) dan anak Perusahaan mencatatkan kenaikan laba bersih di triwulan I 2010 sebesar Rp420,16 miliar, atau naik 221,4 % jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp130,72 miliar. Menurut laporan keuangan Perseroan yang telah dipublikasikan Jum'at, menyebutkan kenaikan laba bersih ini dipicu dari pendapatan bunga bersih yang meningkat menjadi Rp856,9 miliar dari Rp572,1 miliar. Perseroan berhasil meraih Laba Operasional sebesar Rp533,35 miliar dari Rp166,04 miliar.

ASIA segera merealisasikan produksi nikel di Bombana

IQPplus (6/5) - Perusahaan perdagangan komoditas, PT Asia Natural Resources Tbk (ASIA) segera merealisasikan produksi nikel di Bombana, Sulawesi Tenggara seiring didapatnya izin usaha pertambangan (IUP) operasi produksi dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM). Potensi yang dikembangkan bisa mencapai 70 juta ton nikel. Direktur ASIA Stanislaus Say mengatakan, kepastian memproduksi nikel ini setelah Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral dan Batubara, Kementerian ESDM menyetujui permohonan penyesuaian IUP eksplorasi anak usaha ASIA di bidang nikel, PT Tekonindo menjadi IUP operasi produksi. Penyesuaian izin ini sesuai dengan amanat Undang-undang No.4 Tahun 2009.

Menurut dia, Tekonindo merupakan anak usaha yang diakuisisi pada akhir 2008 lalu dengan porsi kepemilikan ASIA sebagai pemegang saham mayoritas. Saat itu, Tekonindo yang memiliki lokasi tambang nikel di Kecamatan Kabaena Barat, Kabupaten Bombana, Propinsi Sulawesi Tenggara seluas 37,213 hektar (ha) masih dalam taraf izin eksplorasi. Menurut Stanislaus, dengan didapatnya izin produksi tersebut, perseroan optimisme prospek ASIA ke depan semakin cerah. Untuk itu, pihaknya akan mencari sumber pendanaan baik internal maupun dari pemegang saham pengendali guna sesegera mungkin memproduksi tambang nikel tersebut. “Kami sesegera mungkin akan memproduksi nikel,” katanya.