Showing posts with label Fact. Show all posts
Showing posts with label Fact. Show all posts

Thursday, May 13, 2010

Total Bangun Persada (TOTL): Kinerja 1Q10

Pada 1Q10 TOTL mencatat penurunan pendapatan yang cukup signifikan sebesar 11,5% yoy menjadi Rp409,9 milyar. Meskipun pendapatan turun sebesar itu, beban kontrak mencatat penurunan yang lebih dalam sebesar 13,2% yoy menjadi Rp371 milyar. Dengan didukung oleh peningkatan laba proyek kerja sama operasi (KSO) yang sangat tinggi menjadi Rp1,3 milyar pada 1Q10 dibandingkan Rp42,9 juta pada 1Q09, laba kotor setelah proyek KSO mengalami kenaikan 13,5% yoy menjadi Rp40,15 milyar. Beban usaha mencatat kenaikan sekitar 36% yoy menjadi Rp18,2 milyar, sehingga perubahan laba usaha relatif flat menjadi Rp22 milyar pada 1Q10. Pendapatan lain-lain mencatat kenaikan yang tidak signifikan sekitar 5% yoy menjadi Rp5,5 milyar, terutama karena adanya keuntungan pelepasan invesatasi senilai Rp307,5 juta. Sehingga laba bersih perusahaan mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebesar 14,1% yoy
menjadi Rp15,2 milyar pada 1Q10. TOTL memiliki kemampuan untuk dapat meningkatkan marjinnya meskipun pendapatan yang dibukukan pada 1Q10 mengalami penurunan. Bahkan perusahaan mencatat kenaikan laba bersih yang cukup signifikan yang juga ditunjang oleh peningkatan pendapatan lain-lain.
Kebutuhan untuk pengadaan gedung bertingkat yang merupakan bisnis andalan TOTL masih tinggi. Untuk tahun 2010F kami perkirakan TOTL akan membukukan pendapatan Rp1,78 trilyun dengan laba bersih Rp61 milyar. Target harga saham TOTL adalah Rp360 dengan menggunakan metode DCF.

Tuesday, May 11, 2010

Dividen INTP (PT Indocement Tbk) Rp 225/saham Cum dan Ex Dividen di Pasar Reguler pada 21 dan 22 Juni 2010

IQPlus (12/5) - Pembayaran dividen PT Indocement Tbk (INTP) akan dilaksanakan pada 7 Juli 2010. Adapun, Cum dan Ex Dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi pada 21 dan 22 Juni 2010, sedangkan Cum dan Ex Dividen di Pasar Tunai pada 24 dan 25 Juni 2010, Recording date yang berhak atas dividen pada 24 Juni 2010.

Sebelumnya, PT Indocement Tbk (INTP) memutuskan untuk membagikan dividen 2009 sebesar Rp225 per lembar saham atau Rp828 miliar dari total laba bersih tahun buku 2009. Pembagian dividen ini setara dengan 30% dari laba bersih Perseroan pada tahun buku 2009 sebesar Rp2,7 triliun.

Wednesday, May 5, 2010

Adhi Karya (ADHI): Kinerja 1Q10

ADHI mencatat penurunan pendapatan yang signifikan sebesar 29,5% yoy
menjadi Rp957,2 milyar pada 1Q10. Penurunan pendapatan tersebut terutama
akibat berkurangnya pendapatan jasa konstruksi seebsar 41,7% yoy menjadi
Rp706,5 milyar. Namun di sisi lain terjadi peningkatan pendapatan yang
signifikan pada PT Adhi Realty sebesar lebih dari 2 kali lipat menjadi Rp31,9
milyar. Pada 1Q10 ADHI mencatat pendapatan dari Adhi Multi Power sebesar
Rp122,5 milyar di mana pada 1Q09 jenis pendapatan tersebut belm ada.
Perseroan dapat menurunkan beban pokok pendapatannya sebesar 32,8% yoy
menjadi Rp897 milyar. Selain itu laba proyek kerja sama (KSO) meningkat lebih
dari 2 kali lipat menjadi Rp12,9 milyar. Sehingga laba kotor setelah KSO
mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 167,6% yoy menjadi Rp73,1 milyar
pada 1Q10. Beban usaha dapat ditekan 5,8% yoy menjadi Rp41,5 milyar. Hal ini
berakibat ADHI mampu mencatat laba usaha Rp31,6 milyar pada 1Q10
dibandingkan rugi usaha Rp16,8 milyar pada 1Q09. Di luar level operasional
ADHI mencatat beban lain-lain Rp18,9 milyar pada 1Q10 dibandingkan
pendapatan lain-lain Rp27,3 milyar pada 1Q09. Hal ini terutama pada 1Q09
ADHI mencatat laba penjualan aset tetap sebesar Rp44,4 milyar. Sehingga laba
bersih mengalami penurunan 46,1% yoy menjadi Rp4 milyar pada 1Q10.
Kami memiliki outlook positif terhadap kinerja ADHI pada tahun 2010F.

Meskipun pendapatan mengalami penurunan, laba kotor setelah KSO dan laba
usaha masih dapat mencatat kenaikan yang signifikan. Hal ini didukung oleh
upaya perseroan dalam meningkatkan efisiensi antara lain dengan menekan
berbagai biaya seperti beban administrasi dan umum. Untuk kinerja tahun 2010F
kami perkirakan ADHI akan membukukan pendapatan Rp8,66 trilyun dengan
laba bersih Rp238 milyar. Target harga saham ADHI adalah Rp850 dengan
menggunakan metode DCF.

Dividen BBCA Rp 110 per saham

IQPplus (6/5) - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membagikan dividen final sebesar Rp2,68 triliun atau atau setara dengan 39 persen dari laba bersih 2009 perseroan yang mencapai Rp6,81 triliun. Dengan demikian, dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham adalah sebesar Rp110 per saham. "Dividen yang dibagikan Rp2,68 triliun atau 39 persen dari laba bersih 2009," jelas manajemen perseroan dalam hasil keputusan RUPS Tahunan dalam siaran pers di Jakarta.

Tuesday, May 4, 2010

Kinerja Sampoerna Agro (SGRO) di Kwartal I 2010

SGRO membukukan laba bersih Rp 43 miliar atau naik 219% dibandingkan pendapatannya di kwartal I 2009 yang sebesar Rp 13 miliar. Kenaikan tersebut ditunjang dengan naiknya penjualan SGRO yang pada tahun ini naik 94%. Proporsi biaya produksi dan operasional dapat dijaga sehingga level pendapatan operasional SGRO meningkat 117% dair RP 30 miliar menjadi Rp 64 miliar.

Minimnya kepemilikan hutang dan adanya keuntungan selisih kurs menyebabkan laba bersih SGRO naik lebih dari dua kali lipat.Kami melihat potensi kenaikanvolume penjualan SGRO akan berada diatas volume penjualan perusahaan sejenis. Hal tersebut diakibatkan adanya siklus dari kebun SGRO yang selalu memberikan hasil yang sangat baik pada tahun genap. Dibarengi dengan kenaikan harga jual minyak kelapa sawit mentah memberikan dampak kenaikan penjualan SGRO sebanyak 94%.Proyeksi kami SGRO akan menjual 143.000 ton minyak kelapa sawit mentah yang naik di tahun ini (2010F) dari 120.000 ton tahun lalu (2009) dan dikombinasikan dengan kenaikan harga minyak kelapa sawit mentah dari USD 681 per ton pada tahun 2009 menjadi USD 750 per ton akan menyebabkan SGRO membukukan pendapatan Rp 2.66 triliun (2010F) dari Rp 1.8 triliun (2009) dan laba bersih Rp 247 miliar dari Rp 149 miliar di tahun lalu atau naik 65%.Perhitungan harga wajar setelah proyeksi kinerja SGRO memberikan Rp 3200 sebagai harga wajar nya. Valuasi SGRO juga masih menarik menurut perhitungan PER dan EV/Ha, oleh sebab itu kami merekomendasikan BUY untuk saham SGRO.


Thursday, April 29, 2010

Indocement Tunggal Prakarsa (INTP): Kinerja 1Q10

Pada 1Q10 INTP mencatat kenaikan pendapatan yang cukup signifikan sebesar
16,6% yoy menjadi Rp2,55 trilyun. Namun kenaikan beban pokok pendapatan
hanya sekitar 4% yoy menjadi Rp1,2 trilyun, sehingga laba kotor mengalami
kenaikan yang signifikan sebesar 31,2% yoy menjadi Rp1,32 trilyun. Seiring
dengan kenaikan penjualan, beban usaha mencatat peningkatan sekitar 30% yoy
menjadi Rp343,4 milyar terutama karena kenaikan beban pengangkutan dan
penjualan. Sehingga laba usaha mencatat kenaikan 31,5% yoy menjadi Rp980
milyar pada 1Q10. Di luar level operasional INTP mencatat pendapatan lain-lain
Rp53,8 milyar pada 1Q10 dibandingkan beban lain-lain Rp48,9 milyar pada
1Q09. Hal ini terutama disebabkan oleh dua hal. Pertama INTP mencatat
keuntungan kurs Rp15,3 milyar pada 1Q10 dibandingkan kerugian kurs Rp56,7
milyar pada 1Q09 dan kenaikan penghasilan bunga yang signifikan sebesar 158%
yoy menjadi Rp44,6 milyar. Laba bersih mencatat kenaikan yang sangat
signifikan sebesar 56,4% yoy menjadi Rp786,4 milyar pada 1Q10.
Kinerja INTP pada 1Q10 sesuai dengan perkiraan kami. Sebelumnya kami
memperkirakan perusahaan akan mencatat pendapatan dan laba bersih masingmasing
Rp14,1 trilyun dan Rp3,2 trilyun pada tahun 2010F.

Secara keseluruhan kami masih memiliki outlook positif terhadap kinerja INTP
dalam beberapa tahun ke depan, didorong oleh tren kenaikan volume penjualan
semen domestik yang juga didukung oleh kemampuan perusahaan untuk
meningkatkan efisiensi. Target harga saham INTP adalah Rp11.000 dengan
menggunakan metode DCF. Karena harga sahamnya saat ini telah melampaui
target harga saham kami, rekomendasi kami adalah SELL.

Kinerja Bank Rakyat Indonesia (BBRI) pada kwartal I 2010

BBRI membukukan laba bersih Rp 2.15 triliun pada kwartal I tahun ini atau
naik 25% dengan perbandingan tahun per tahun dibantu dengan kenaikan
pendapatan dari kredit dari Rp 8.3 triliun di tahun lalu pada periode yang sama
menjadi Rp 9.5 triliun. BBRI berhasil menurunkan biaya pendanaan sebanyak
3% dari tahun lalu sehingga membantu pendapatan bersih dari bunga naik 24%.
Kami melihat secara tahunan pertumbuhan kredit BBRI membukukan kenaikan
yang tertinggi dibandingkan dengan bank-bank besar lainnya. Pendapatan dari
bunga kredit juga naik dengan baik. BBRI membayar provisi dengan jumlah
yang sama dengan tahun lalu sehingga dapat dikatakan kinerja BBRI murni dari
hasil kerja kreditnya.
Selisih bunga kredit dan bunga bank (NIM) BBCA di tahun ini turun dibandingkan
dengan tahun lalu. Sementara rasio pinjaman terhadap simpanan naik dari 81%
menjadi 86%. Apabila pada tahun ini BBRI dapat menjada likuiditas maka akan
tidak mengherankan apabila performa BBRI akan sangat baik di tahun ini.
Proyeksi kinerja BBRI dan perhitungan harga wajar BBRI memberikan Rp 8900
sebagai harga wajar BBRI. Perbandingan valuasi PER dan PBV juga tidak
berjauhan dengan harga rata-rata industri perbankan. Harga penutupan pasar
kemarin tidak memberikan keuntungan investasi yang menerik oleh sebab itu
kami memrekomendasi HOLD.

Monday, September 7, 2009

PGAS Tandatangani Perjanjian Jual-Beli

Kemarin PGAS menandatangani perjanjian jual-beli dengan Energy Equity Epic Singkang Pty Ltd. Dari perjanjian ini, PGAS akan mendapatkan kepastian pasokan LNG sebanyak 1,5 juta sampai 5 juta ton per tahun. PGAS akan menyalurkan LNG dari sumber gas di Sengkang PSC Blok Sulawesi Selatan ke terminal penerima (LNG receiving terminal) yang akan dibangun PGAS. LNG tersebut nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan gas dalam negeri
yang diperkirakan akan mulai disalurkan pada tahun 2012 dengan jangka waktu 5 tahun.

Aksi korporasi yang dilakukan oleh PGAS ini masih belum berpengaruh terhadap
kinerja perseroan dalam 2 tahun yang akan datang. Energy Equity baru akan mengembangkan infrastruktur pengeboran di Singkang PSC Blok yang pembangunannya diperkirakan akan membutuhkan waktu 12 sampai 18 bulan. Namun dari sini terlihat bahwa perseroan memiliki rencana jangka panjang yang cukup matang untuk dapat membantu memenuhi kebutuhan LNG domestik sekaligus meningkatkan pendapatan usaha distribusinya. Kami perkirakan untuk
tahun 2009 PGAS akan membukukan pendapatan Rp18,85 trilyun dengan laba bersih Rp5,46 trilyun.

Timah (TINS) Beli Kapal USD 45 juta

TINS membeli lima unit kapal keruk ukuran kecil senilai USD 15 juta serta membangun bucket wheel senilai USD 30 juta. Perusahaan akan menggunakan dana internal untuk belanja modal tersebut. TINS akan tetap berkonsentrasi untuk mengembangkan bisnis hilir.

Belanja modal TINS ini sesuai dengan visi perusahaan kedepan yang akan lebih banyak mengumpulkan bijih timah dari offshore daripada daratan. Perusahaan melakukan hal tersebut untuk mempertahankan cadangan kandungan timah. Realisasi dari belanja modal ini juga kami kira tidak banyak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan karena kinerja perusahaan tersebut lebih dipengaruhi oleh harga dan volume penjualan. Haga penjualan sendiri bisa turun
apabila terlalu banyak pasokan.

Tahun ini kami memprediksikan harga timah rata-rata di USD 13000 yang mana turun dari USD 18408 atau turun 29% sementara untuk volume penjualan kami prediksikan TINS akan menjual sebanyak 45.000 ton yang mana hanya turun tipis dari tahun lalu sebanyak 46.438 ton. Hal ini menyebabkan pendapatan dan laba bersih TINS turun 49% dari tahun 2008.

Valuasi indeks pertambangan di bursa efek Jakarta berada di 14x sementara untuk PER 09F TINS berada di 15x. . Kami merekomendasikan HOLD untuk saham TINS karena perhitungan harga wajar TINS menurut kami berada di Rp 1850.


Analyst: Asti Pohan (asti.pohan@bnisecurities.co.id)

Company Commentary of SGRO

PT Sampoerna Agro, Tbk - September 07, 2009

Debt refinancing cuts
financial charges forthcoming years

SGRO's subsidiary, Sungai Rangit, was granted by lender for the loan in the amount of IDR 300 billion. The interest bearing to the loan deal was 12% which contains of two tranches. Trache A comprises of IDR 215 loan and matures for almost five and half years from August 21st, 2009.

The other tranche, Tranche B, is a credit facility worth of IDR 85 billion. The company may exercise its facility of IDR 30 billion this year, another IDR 30 billion in next year and the rest by 2011 in the amount of IDR 25 billion. Lender applied 12% financial charge upon the loan once the company draws the facility.

SGRO's old loan agreement bore 13% interest expense for IDR 215 billion debt, in our account. Therefore the refinancing, where new lender applied 12% credit loan interest, SGRO will enable to lower loan charges to IDR 26 billion this year and years ahead with no additional loan scenario.

The refinancing will result a bit change on our SGRO projection for the forthcoming years, especially if SGRO withdrew the facility. We construct SGRO projection based whether or not the company exercising the credit facility and SGRO financial projection with old loan agreement.


The old loan agreement has a 13% interest rate credit for loan valued of IDR 215 billion. In our view, the old loan interest credit rate would entail SGRO as much as IDR 27.7 billion by the end of 2009F. The story would change a bit with new loan interest charge.

Other consequence of the new loan is that SGRO would possess higher amount of liabilities, if the company additional debt is necessary to finance business expansion. As we mentioned above that SGRO has credit facility for the amount of IDR 85 billion. Company's capital structure differs with new debt inflows which our fair value per share may be altered as well.

We remain to use discounted cash flow to evaluate SGRO fair value per share with revision from previously12% risk free rate to 10.52%, 7.23% country risk premium and 1.2x beta factor. The scenarios resulting two different target prices.



SGRO Price Target with Scenarios
Old Loan Agreement ............................................... 2800
New Loan Agreement with no Additional Loan....... 2800
New Loan Agreement with Additional Loan .............2100

As SGRO signed new loan contract and soon enough repay the loan to lender and has not yet withdrawn credit facility, thus after discounted cash flow method calculation we came out with IDR 2800 as our new target price. This new target price was revising our previous target price of IDR 2700.

The comparison valuation among companies in the same industry shows SGRO is the most attractive stock than others whereas SGRO PER 09F is below PER 09F of average industry and by Enterprise value per Ha as well. We therefore remain to recommend BUY for SGRO with target price of IDR 2800.

Monday, June 29, 2009

Cahaya Kalbar 1Q Sales Drop 38.38%

Monday, 29 June 2009 17:15:12
StockWatch (Jakarta) - Edible oil producer PT Cahaya Kalbar Tbk (CEKA) booked IDR363.12 billion of sales in January-March 2009, falling 38.38% from IDR592.55 billion in the same period of 2008, the company's president Erik Tjia said.

He said in a public expose document issued today (Monday 29/6) in Jakarta, sales stepped down on global recession that caused decline in the market's buying capability. He said 87.97% of the first-quarter sales or IDR321.19 billion came from the local market and IDR43.93 billion from the export market.

Gross profit stumbled 28.88% at IDR65.63 billion during that period from IDR92.28 billion in the same period of 2008, because production and sales were down, but operating profit was up 14.82% at IDR58.60 billion versus IDR51.04 billion.

But net profit was up 7.56% at IDR38.69 billion during that period versus IDR35.97 billion in the same period of 2008, due to decline in lower cost of goods sold (COGS) and operating expense. (abr/bw)

Sunday, June 28, 2009

Asahimas to Pay Dividends of IDR40 per Share

Monday, 29 June 2009 10:08:21
StockWatch (Jakarta) - Shareholders of glass manufacturer PT Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG) have approved the management's proposal for paying dividends of IDR40 per share for the 2008 fiscal year or totally IDR17.36 billion.

Asahimas' management said in a press release, the company has allocated IDR2.75 billion for reserves, which was taken from the company's 2008 net profit of IDR228.27 billion. The rest of the 2008 net profit which is IDR208.16 billion, management said, will be withheld.

In 2008, Asahimas recorded net profit of IDR228.27 billion (IDR526 per share), rising 47.26% from IDR155.01 billion in 2007, backed by sales that moved up 17% at IDR2.235 trillion from IDR1.909 trillion. (konrad/bw)