Thursday, May 13, 2010

BTEL Dirikan Dua Anak Usah Baru dan Lunasi Hutang US$175juta

Salah satu pelaku usaha telekomunikasi BTEL akan menginvestasikan dananya sebesar US$ 100juta untuk mengembangkan anak usahanya yang baru didirikan pada Maret 2010. PT. Bakrie Connectivity didirikan untuk fokus dalam bidang usaha perdagangan produk berbasis internet provider dan multimedia. Investasi yang menggunakan dana hasil penerbitan obligasi senilai US$ 250juta tersebut, diharapkan akan memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan usaha perusahaan, khususnya di bidang layanan jasa internet. Perusahaan juga telah mendirikan anak usaha baru lainnya bernama Bakrie Network yang bergerak dalam bidang pembangunan infrastruktur jasa telekomunikasi.

Selain pengembangan anak usahanya yang baru, perusahaan juga enggunakan dana hasil penerbitan obligasi tersebut untuk melunasi sebagian kewajibannya atau sekitar US$ 175juta. Adapun pelunasan tersebut termasuk pinjaman jangka pendek senilai US$ 45 juta dari Credit Suisse, Morgan Stanley, dan Bank of America Merril Lynch.Sebagai salah satu pelaku usaha besar telekomunikasi jaringan CDMA, pengembangan anak usaha tersebut berpotensi memberikan benefit terhadap pertumbuhan usaha perusahaan di tahun yang akan datang.

Diversifikasi produk layanan atau jasa telekomunikasi juga kami lihat menjadi salah satu kunci penting bagi perkembangan usaha perusahaan. Penurunan tingkat hutang tersebut juga menurut kami akan memberikan dampak yang cukup baik pada penurunan beban perusahaan dan operasional usaha hingga akhir tahun ini.Pada transaksi perdagangan kemarin, BTEL ditutup pada Rp 141 per lembar saham atau setara dengan p/e sebesar 40.88x atau diatas rata rata industrinya sebesar 20.60x. Kami masih konsisten dengan sudut pandang netral dan memberikan rekomendasi HOLD dengan target harga sebesar Rp 150 per lembar saham.

Total Bangun Persada (TOTL): Kinerja 1Q10

Pada 1Q10 TOTL mencatat penurunan pendapatan yang cukup signifikan sebesar 11,5% yoy menjadi Rp409,9 milyar. Meskipun pendapatan turun sebesar itu, beban kontrak mencatat penurunan yang lebih dalam sebesar 13,2% yoy menjadi Rp371 milyar. Dengan didukung oleh peningkatan laba proyek kerja sama operasi (KSO) yang sangat tinggi menjadi Rp1,3 milyar pada 1Q10 dibandingkan Rp42,9 juta pada 1Q09, laba kotor setelah proyek KSO mengalami kenaikan 13,5% yoy menjadi Rp40,15 milyar. Beban usaha mencatat kenaikan sekitar 36% yoy menjadi Rp18,2 milyar, sehingga perubahan laba usaha relatif flat menjadi Rp22 milyar pada 1Q10. Pendapatan lain-lain mencatat kenaikan yang tidak signifikan sekitar 5% yoy menjadi Rp5,5 milyar, terutama karena adanya keuntungan pelepasan invesatasi senilai Rp307,5 juta. Sehingga laba bersih perusahaan mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebesar 14,1% yoy
menjadi Rp15,2 milyar pada 1Q10. TOTL memiliki kemampuan untuk dapat meningkatkan marjinnya meskipun pendapatan yang dibukukan pada 1Q10 mengalami penurunan. Bahkan perusahaan mencatat kenaikan laba bersih yang cukup signifikan yang juga ditunjang oleh peningkatan pendapatan lain-lain.
Kebutuhan untuk pengadaan gedung bertingkat yang merupakan bisnis andalan TOTL masih tinggi. Untuk tahun 2010F kami perkirakan TOTL akan membukukan pendapatan Rp1,78 trilyun dengan laba bersih Rp61 milyar. Target harga saham TOTL adalah Rp360 dengan menggunakan metode DCF.

Indeks Berpeluang untuk Berbalik Arah

Pada hari Rabu kemarin indeks mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebeasar 34,7 poin (1,2%). Namun untuk perdagangan pada hari terakhir minggu ini kami perkirakan indeks akan mengalami pergerakan yang fluktuatif dengan kecenderungan untuk terkoreksi. Dow Jones semalam mencatat penurunan yang dalam sebesar 114 poin (1,05%). Penurunan tersebut antara lain akibat pelemahan mata uang dolar AS dan Euro terhadap yen serta keuntungan Sony Corp. di bawah ekspektasi analis. Bursa regional Asia Pasifik pada pagi ini juga mengalami penurunan, dengan koreksi yang paling signifikan dicatat oleh Nikkei. Penurunan juga dialami oleh Strait Times dan Seoul Composite. Namun di sisi lain indeks juga memiliki beberapa sentimen positif yang berpotensi dapat menahan laju penurunannya. Harga berbagai jenis logam di LME mengalami kenaikan dengan nikel mengalami kenaikan yang signifikan. Begitu juga dengan kurs rupiah terhadap dolar AS pada hari ini yang menunjukkan penguatan, berada di posisi Rp9.100 per US$ dibandingkan posisi kemarin di Rp9.119 per US$. Kami perkirakan pada hari ini indeks akan bergerak di kisaran 2810 sampai 2860.

ANALISA TEKNIKAL HARI INI

GGRM mengalami penguatan yang signifikan setelah berhasil menembus resist ascending trianglenya di 28,300 dengan target kenaikan teoritis 32,100 yang diiringi dengan peningkatan volume perdagangan. Harga masih berpeluang naik mendekati resistnya di 32,100 setelah sempat menyentuh level 31,600, namun hati-hati terhadap aksi profit taking mendekati level supportnya di 30,700 dan 29,900. Rekomendasi: Spec.BUY dengan stoploss di 29,850.

ELTY rebound dari range sidewaysnya di 225-240 setelah sebelumnya membentuk black marubozu. Harga berpeluang melanjutkan penguatannya dengan target resist di 250 dan 270 jika resist falling wedgenya di 240 berhasil ditembus. Namun jika terjadi tekanan, harga akan kembali berfluktuasi di range sidewaysnya dengan support di 225 dan support falling wedgenya di 200. Rekomendasi: Spec.BUY dengan stoploss di 220.

BBTN menguat tipis dalam sebuah trend bearish minor dengan buying power yang lemah kemarin. BBTN berpeluang rebound menuju resist 1.460, jika tembus ke resist berikutnya di 1.510/1.570. Namun jika terjadi koreksi, BBTN memiliki support di 1.270, jika tembus menuju 1.250. Rekomendasi: Spec.BUY, stop loss 1.330.

SMGR menunjukkan kenaikan dengan pola higher high & higher low dan buying power yang meningkat kemarin. SMGR berada dalam trend bullish, berpeluang menuju resist 8.300, jika tembus menuju 8.500/8.800. Namun jika SMGR gagal bertahan diatas support 7.900, berpeluang menuju support berikutnya di 7.700/7.550. Rekomendasi: Spec.BUY, stop loss 7.850.

IHSG mendekati level resist 2.850

IHSG dibuka menguat hingga akhir perdagangan, mencapai level tertinggi 2.890, meski ditutup di level 2.847. Indeks untuk hari perdagangan ke-3 gagal ditutup diatas 2.850,90 (50.0% fibonacci retracement 2.996-2.705), menunjukkan pola candle bullish harami dengan buying power yang melemah, dapat membatasi peluang kenaikan indeks menuju resist 2.865, jika tembus menuju resist 2.885/2.927. Namun jika gagal bertahan diatas 2.850 dalam intraday basis, berpeluang menuju support 2.827, jika tembus menuju support berikutnya di 2.803/2.774. Indeks diperkirakan dalam kisaran 2.820-2.880.