Tuesday, May 4, 2010

ASII Catat Pertumbuhan 1Q10 Signifikan

ASII kembali membukukan pertumbuhan usaha yang signifikan. Pada periode 1Q10, perusahaan mencatat kenaikan total pendapatan menjadi Rp 29.68tn (1Q10) atau bertumbuh sebesar 37.84%. Dari total pencapaian tersebut, lini usaha automotive untuk jenis 4W memberikan kontribusi sebesar Rp 12.21tn (1Q10) atau naik sebanyak 72% YoY, sekaligus menjadi kontributor terbesar terhadap total pendapatan ASII atau setara dengan 41.12% (1Q10) atau naik dari sekitar 32.95% (1Q09). Lini usaha otomotif untuk jenis 2W juga melaporkan kinerja pertumbuhan yang baik yaitu sebesar 16% YoY menjadi Rp 2.40tn (1Q10). Sementara itu, mesin pertumbuhan Astra terbesar kedua yaitu United Tractors, pada periode yang sama, berhasil menyumbangkan pendapatan sebesar Rp 8.70tn (1Q10) atau setara dengan kontribusi sebesar 29.32% atau bertumbuh sebesar 25.15% YoY. Kontribusi lini usaha Astra yang lainnya adalah jasa keuangan yang mencatat pendapatan Rp 2.18tn (+15%YoY)
atau setara dengan kontribusi sebesar 7.36% dan agribisnis serta bisnis komponen perusahaan masing masing menyumbangkan pendapatan sebanyak Rp 1.63tn (1Q10) setara dengan 5.5% dan sebesar Rp 1.49tn (1Q10) atau setara dengan 5.03% (komponen).Laba operasi ASII juga mencatat kenaikan yang signifikan menjadi Rp 3.24tn (1Q10) atau bertumbuh 23.83% YoY, sedangkan laba bersih perusahaan juga kembali membukukan pertumbuhan dari Rp 1.87tn
(1Q09) menjadi Rp 3.01tn (1Q10) atau setara dengan pertumbuhan 60.74% YoY.

Kinerja tersebut juga memberikan dampak yang baik terhadap pertumbuhan internal kas ASII. Pada periode yang sama, perusahaan melaporkan peningkatan cash and cash equivalent dari Rp 8.59tn (1Q09) menjadi Rp 9.92tn (1Q10).

Kenaikan tersebut telah memicu kenaikan hutang bersih perusahaan menjadi Rp 13.30tn (1Q10) dari sekitar Rp 12.53tn (1Q09).Kontinuitas ekspansi usaha didukung oleh lini usaha yang saling mendukung, utamanya bisnis inti perusahaan yaitu otomotif yang masih menunjukan kinerja pertumbuhan yang baik serta potensi peningkatan permintaan yang signifikan di masa yang akan datang berpotensi menjadi salah satu katalis pertumbuhan ASII hingga akhir
tahun ini. Perkembangan bisnis alat berat ASII serta potensi fokus usaha pada sektor pertambangan (selain alat berat dan kontraktor pertambangan) tentu akan memberikan dampak yang positif terhadap pertumbuhan total pendapatan ASII. Demikian pula halnya dengan prospek usaha jasa keuangan dan agribisnis yang berpotensi mengalami pertumbuhan yang signifikan juga akan menambah mesin pendapatan ASII hinggaakhir tahun ini. Kami masih
memiliki sudut pandang positif dan konsisten dengan rekomendasi BUY dengan target harga selama 12 bulan kedepan sebesar Rp 47.000 per lembar saham.

Jasa Marga (JSMR): Kinerja 1Q10

JSMR mencatat peningkatan pendapatan yang signifikan sebesar 21,4% yoy menjadi Rp1 trilyun pada 1Q10. Kenaikan terjadi pada semua ruas jalan tol peseroan dengan persentase kenaikan tertinggi terjadi pada ruas Palikanci sebesar lebih dari 2 kali lipat menjadi Rp31,4 milyar. Beban usaha hanya mencatat kenaikan 7,5% yoy menjadi Rp500,3 milyar, terutama disebabkan oleh kenaikan beban umum dan administrasi sebesar 34,2% yoy menjadi Rp170,2 milyar pada 1Q10. Sehingga laba usaha mencatat kenaikan sebesar 39% yoy menjadi Rp303,1 milyar.

Beban lain-lain mencatat kenaikan 10,9% yoy menjadi Rp132 milyar terutama karena penurunan pendapatan bunga dan pendapatan lainnya. Laba bersih mencatat kenaikan yang tinggi sebesar 54,2% yoy menjadi Rp303,1 milyar.Laba bersih yang dicapai oleh perseroan di atas perkiraan kami.

Sebelumnya kami memperkirakan JSMR akan mencatat pendapatan Rp4,3 trilyun dengan laba bersih Rp1 trilyun pada tahun 2010F. Outlook kinerja JSMR positif didoron goleh tingginya permintaan jalan tol serta kenaikan tarif tol setiap dua tahun sekali. Target harga saham JSMR adalah Rp2.000 dengan menggunakan metode DCF. Kami melihat harga sahamnya saat ini sudah mencapai target harga saham kami, rekomendasi untuk JSMR adalah SELL.

Kinerja Sampoerna Agro (SGRO) di Kwartal I 2010

SGRO membukukan laba bersih Rp 43 miliar atau naik 219% dibandingkan pendapatannya di kwartal I 2009 yang sebesar Rp 13 miliar. Kenaikan tersebut ditunjang dengan naiknya penjualan SGRO yang pada tahun ini naik 94%. Proporsi biaya produksi dan operasional dapat dijaga sehingga level pendapatan operasional SGRO meningkat 117% dair RP 30 miliar menjadi Rp 64 miliar.

Minimnya kepemilikan hutang dan adanya keuntungan selisih kurs menyebabkan laba bersih SGRO naik lebih dari dua kali lipat.Kami melihat potensi kenaikanvolume penjualan SGRO akan berada diatas volume penjualan perusahaan sejenis. Hal tersebut diakibatkan adanya siklus dari kebun SGRO yang selalu memberikan hasil yang sangat baik pada tahun genap. Dibarengi dengan kenaikan harga jual minyak kelapa sawit mentah memberikan dampak kenaikan penjualan SGRO sebanyak 94%.Proyeksi kami SGRO akan menjual 143.000 ton minyak kelapa sawit mentah yang naik di tahun ini (2010F) dari 120.000 ton tahun lalu (2009) dan dikombinasikan dengan kenaikan harga minyak kelapa sawit mentah dari USD 681 per ton pada tahun 2009 menjadi USD 750 per ton akan menyebabkan SGRO membukukan pendapatan Rp 2.66 triliun (2010F) dari Rp 1.8 triliun (2009) dan laba bersih Rp 247 miliar dari Rp 149 miliar di tahun lalu atau naik 65%.Perhitungan harga wajar setelah proyeksi kinerja SGRO memberikan Rp 3200 sebagai harga wajar nya. Valuasi SGRO juga masih menarik menurut perhitungan PER dan EV/Ha, oleh sebab itu kami merekomendasikan BUY untuk saham SGRO.


MORNING NEWS

IQPlus(5/4) -Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun lebih dari 200 poin pada Selasa, di tengah kekhawatiran tentang kesehatan zona euro. Pada penutupan Dow turun 225,06 poin (2,02 persen) menjadi berdiri di 10.926,77. Indekskomposit Nasdaq turun 74,49 poin (2,98 persen) menjadi 2.424,25 dan indeks Standard & Poor`s 500 turun 28,66 poin (2,38 persen) menjadi 1.173,60.


IQPlus(5/4) -Bursa saham di seluruh dunia mengalami kerugian besar pada Selasa, dalam perdagangan yang didorong rumor di tengah kecemasan bencana utang Yunani akan menantang sebuah dana talangan (bailout) internasional dan menyebar ke Spanyol dan Portugal. Penularan kecemasan juga memukul euro, yang jatuh ke terendah satu tahun rendah terhadap dolar di 1,3023. Mata uang tunggal kemudian diperdagangkan pada 1,3035 dolar terhadap 1,3187 pada Senin. Di Eropa kerugian berkisar dari 2,56 persen pada 5,411.11 poin di London , Paris menyerah 3,64 persen pada 3,689.29 poin, Frankfurt turun 2,6 persen pada 6,006.86 poin.


IQPlus(5/4) -Harga minyak dunia merosot lebih dari tiga dolar pada Selasa, karena para pedagang mengambil petunjuk mereka dari mata uang AS yang menguat dan pasar saham yang jatuh di tengah kegelisahan terus menerus tentang Yunani. Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juni, merosot 3,45 dolar menjadi 82,74 dolar per barel. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni turun 3,27 dolar menjadi 85,67 dolar per barel.


Rumor Bursa
Saham SMRA Menuju Rp1.125

INILAH.COM, Jakarta - Beberapa trader yakin, saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) berpeluang menguat ke level Rp1.125 dalam jangka pendek.

Kabar di pasar menyebutkan, peluncuran dua Cluster perumahan baru Summarecon Bekasi, dan berpotensi membukukan pendapatan Rp1,6 triliun tahun ini, dibandingkan tahun llau Rp1,3 triliun.

Pada perdagangan bursa kemarin harga saham SMRA ditutup naik Rp10 ke RP950. [san/cms]


Rumor Bursa
Investor Global Masuk Saham Sumalindo


INILAH.COM, Jakarta - PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk (SULI) akan dikerek ke Rp200 dalam waktu dekat terkait rencana restrukturisasi utang perseroan.

Ada investor global yang dikabarkan siap mendanai aksi korporasi tersebut seiring dengan kembali bergairahnmya industri pengelolaan kayu. Investor baru itu juga akan mengakuisisi HPH.

Sementara itu, pada penutupan perdagangan bursa kemarin harga saham SULI ditutup turun Rp3 ke RP157.

IQplus (5/5) - Perusahaan jasa konstruksi swasta nasional, PT Duta Graha Indah Tbk (DGIK)
menargetkan pendapatan pada tahun 2010 sebesar Rp1,87 triliun. "Kami targetkan pendapatan dalam kisaran Rp1,79 triliun sampai Rp1,87 triliun," kata Direktur Utama PT Duta Graha Indah Tbk, Dudung Purwadi di Jakarta, Selasa. Sebagian besar pendapatan Duta Graha berasal dari sektor bangunan bangunan mencapai Rp189 miliar atau 60,6 persen, sedangkan infrastruktur menyumbang Rp123,1 miliar atau 39,5 persen dari total pendapatan. Kontribusi sektor ini meningkat dari kontribusi tahun lalu yang sebesar 36,4 persen.

Perusahaan dengan kode bursa DGIK pada kuartal I 2010 meraih total pendapatan Rp382,6 miliar atau naik 13,46 persen dari periode yang sama tahun 2009 sebesar Rp337,2 miliar. Pendapatan Duta Graha terdiri dari pendapatan atas usaha sendiri Rp 312 miliar naik 3 persen dari periode yang sama tahun 2009 sebesar Rp302,9 miliar dan pendapatan dari kontrak kerja sama operasi (KSO) sebesar Rp70,6 miliar atau naik 105,8 persen dari periode yang sama tahun 2009 sebesar Rp34,3 miliar. "Kinerja ini mencerminkan kemampuan Perseroan untuk bersaing dan menyelesaikan kontrak. Upaya ini didukung melalui 11 anak cabang yang mampu menjangkau seluruh wilayah di Indonesia," ujar Dudung. Laba bersih Duta Graha pada Kuartal I 2010 mencapai Rp14,3 miliar atau naik 3,6 persen dari tahun sebelumnya Rp13,8 miliar.


IQplus (4/5) - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) memutuskan untuk membagikan dividen tahun buku 2009 sebesar Rp25 per saham. Direktur AKRA, Suresh Vembu di Jakarta, mengatakan, total dividen yang dibagikan tersebut sebesar Rp94,59 miliar, atau setara dengan 34,43 persen dari laba bersih 2009 yang mencapai Rp274,7 miliar. Menurutnya sisa laba Rp179,9 miliar akan digunakan sebagai laba ditahan dan Rp200 juta sebagai dana cadanngan.

Pada saat bersamaan anak perusahaan AKRA, PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk (SOBI) akan
membagikan dividen sebesar Rp55 per saham. Total dividen yang dibagikan sebesar Rp 50,27 miliar atau 31,9 persen dari laba bersih 2009 sebesar Rp 157,5 miliar. Dia menambahkan, sisa laba sebesar Rp 107,1 miliar dimasukan kedalam laba ditahan dan Rp 200 juta sebagai dana cadangan. Suresh mengatakan, dividen akan dibagikan kepada pemegang saham yang namanya tercatat pada 31 Mei 2010. Sedangkan tanggal pembayaran dividen masih menunggu keputusan dari Bursa Efek Indonesia (BEI).


EKSPANSI ABBA
Mahaka Berminat Akuisisi Indosiar

JAKARTA. Daftar peminat stasiun televisi Indosiar bertambah banyak. PT Mahaka Media Tbk (ABBA) mengaku tertarik mengakuisisi saham PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM), yang merupakan pemilik stasiun televisi itu. Ketertarikannya sejalan dengan rencana pengembangan bisnis perusahaan, yang semula bernama PT Abdi Bangsa Tbk, untuk menjajal industri pertelevisian di tahun ini.

Presiden Direktur ABBA, Rudi Setia Laksmana, mengatakan, Indosiar merupakan perusahaan bagus dan menguntungkan. Selain itu, Indosiar masuk tiga besar stasiun televisi terbesar di Indonesia. "Tentu saja kami tertarik, tapi kami masih menghitung kemungkinan itu," katanya di Jakarta, kemarin (4/5).

Saat ini, ABBA masih membahas langkah-langkah strategis yang akan dilakukan. Harapannya, mereka bisa mengakuisisi satu stasiun televisi pada semester kedua nanti.

Menurut pemilik ABBA, Erick Tohir, pihaknya serius mengembangkan bisnis televisi. Namun, hingga kini, dia mengaku belum berbicara dengan pemilik Indosiar. Pasalnya, yang akan diakuisisi ABBA tidak harus stasiun televisi nasional. "Bisa juga televisi lokal. Nanti akan disesuaikan dengan jumlah dana yang ada," imbuhnya.

Nah, demi memuluskan rencana ekspansi ke bisnis televisi, ABBA akan meningkatkan modalnya terlebih dahulu. Kemarin, para pemegang saham ABBA menyetujui peningkatan modal dasar dari Rp 240 miliar menjadi Rp 500 miliar. "Peningkatan modal ini dilakukan agar kami bisa lebih leluasa melakukan aksi korporasi," kata Erick.

Peningkatan modal tersebut sejalan dengan rencana ABBA menerbitkan saham baru alias rights issue. "Dalam waktu dekat kami akan menyampaikan rencana itu ke Bapepam-LK," ujar Rudi. Lewat aksi korporasi itu, ABBA berharap bisa meraup dana sekitar Rp 150 miliar hingga Rp 200 miliar.

Dana itu akan dipakai ABBA untuk membiayai ekspansi usahanya. Maklum, hingga akhir 2009, kas dan setara kasnya hanya Rp 8,13 miliar.

Padahal, selain mengincar stasiun televisi, ABBA juga ingin menambah jumlah stasiun radio yang dimilikinya tahun ini. Tak hanya itu, perusahaan milik Grup Mahaka ini juga berencana mengembangkan bisnis papan iklan.

Sofyan Nur Hidayat




Sorini Agro Bagi Dividen Rp55 per Saham
Agustina Melani

INILAH.COM, Jakarta - PT Sorini Agro Asia Tbk (SOBI) berencana akan membagikan dividen tunai Rp55 per lembar saham atau total Rp50,274 miliar untuk tahun buku 2009 dari laba bersih tahun buku 2009 sebesar Rp157,548 miliar.

Hal itu disampaikan Direktur PT Sorini Agro Asia Tbk V. Suresh (SOBI), Selasa (4/5). \"Persentase dividen sebesar 31,91% dari laba bersih 2009,\" ujar Suresh.

Pembayaran dividen tersebut dilaksanakan dengan penetapan daftar pemegang saham pada 31 Mei 2010. Selain itu, sisa laba bersih akan digunakan untuk dana cadangan sebesar Rp200 miliar dan sisanya sebesar Rp107,073 miliar akan digunakan untuk modal kerja dan dibukukan sebagai laba ditahan.

Seperti diketahui, Perseroan mencatatkan laba bersih Rp157 miliar dengan penjualan Rp1,470 triliun pada 2009.

Terkait aksi korporasi yang dilakukan pada 2010, Perseroan akan menyelesaikan pembangunan pabrik di Lampung pada 2010. Sebelumnya Perseroan telah mengakuisisi 3 pabrik tepung pada akhir 2009. Nilai investasi akuisisi tersebut sebesar Rp70 miliar hingga Rp80 miliar. Total kapasitas pabrik tersebut menjadi 300ribu metrik ton. \"Kita membutuhkan banyak tepung untuk sorbitol dan maltose,\" kata Suresh.

Saat ini Sorini dan anak perusahaan mengoperasikan dua pabrik strach sweeteners dan lima pabrik starch yang tersebar di Jawa Timur dan Lampung. Suresh menambahkan, penjualan Sorini sebesar 55% untuk domestik

dan 45% untuk ekspor. \"Kita fokuskan penjualan di domestik,\" ujar Suresh.

Seperti diketahui, laba bersih Sorini turun 25% dari Rp40,8 miliar pada kuartal pertama 2009 menjadi Rp30,2 miliar pada kuartal pertama 2010. Perseroan juga telah memproduksi maltodextrine pada kuartal pertama 2010.