Tuesday, May 4, 2010

MORNING NEWS

IQPlus(5/4) -Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun lebih dari 200 poin pada Selasa, di tengah kekhawatiran tentang kesehatan zona euro. Pada penutupan Dow turun 225,06 poin (2,02 persen) menjadi berdiri di 10.926,77. Indekskomposit Nasdaq turun 74,49 poin (2,98 persen) menjadi 2.424,25 dan indeks Standard & Poor`s 500 turun 28,66 poin (2,38 persen) menjadi 1.173,60.


IQPlus(5/4) -Bursa saham di seluruh dunia mengalami kerugian besar pada Selasa, dalam perdagangan yang didorong rumor di tengah kecemasan bencana utang Yunani akan menantang sebuah dana talangan (bailout) internasional dan menyebar ke Spanyol dan Portugal. Penularan kecemasan juga memukul euro, yang jatuh ke terendah satu tahun rendah terhadap dolar di 1,3023. Mata uang tunggal kemudian diperdagangkan pada 1,3035 dolar terhadap 1,3187 pada Senin. Di Eropa kerugian berkisar dari 2,56 persen pada 5,411.11 poin di London , Paris menyerah 3,64 persen pada 3,689.29 poin, Frankfurt turun 2,6 persen pada 6,006.86 poin.


IQPlus(5/4) -Harga minyak dunia merosot lebih dari tiga dolar pada Selasa, karena para pedagang mengambil petunjuk mereka dari mata uang AS yang menguat dan pasar saham yang jatuh di tengah kegelisahan terus menerus tentang Yunani. Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juni, merosot 3,45 dolar menjadi 82,74 dolar per barel. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni turun 3,27 dolar menjadi 85,67 dolar per barel.


Rumor Bursa
Saham SMRA Menuju Rp1.125

INILAH.COM, Jakarta - Beberapa trader yakin, saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) berpeluang menguat ke level Rp1.125 dalam jangka pendek.

Kabar di pasar menyebutkan, peluncuran dua Cluster perumahan baru Summarecon Bekasi, dan berpotensi membukukan pendapatan Rp1,6 triliun tahun ini, dibandingkan tahun llau Rp1,3 triliun.

Pada perdagangan bursa kemarin harga saham SMRA ditutup naik Rp10 ke RP950. [san/cms]


Rumor Bursa
Investor Global Masuk Saham Sumalindo


INILAH.COM, Jakarta - PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk (SULI) akan dikerek ke Rp200 dalam waktu dekat terkait rencana restrukturisasi utang perseroan.

Ada investor global yang dikabarkan siap mendanai aksi korporasi tersebut seiring dengan kembali bergairahnmya industri pengelolaan kayu. Investor baru itu juga akan mengakuisisi HPH.

Sementara itu, pada penutupan perdagangan bursa kemarin harga saham SULI ditutup turun Rp3 ke RP157.

IQplus (5/5) - Perusahaan jasa konstruksi swasta nasional, PT Duta Graha Indah Tbk (DGIK)
menargetkan pendapatan pada tahun 2010 sebesar Rp1,87 triliun. "Kami targetkan pendapatan dalam kisaran Rp1,79 triliun sampai Rp1,87 triliun," kata Direktur Utama PT Duta Graha Indah Tbk, Dudung Purwadi di Jakarta, Selasa. Sebagian besar pendapatan Duta Graha berasal dari sektor bangunan bangunan mencapai Rp189 miliar atau 60,6 persen, sedangkan infrastruktur menyumbang Rp123,1 miliar atau 39,5 persen dari total pendapatan. Kontribusi sektor ini meningkat dari kontribusi tahun lalu yang sebesar 36,4 persen.

Perusahaan dengan kode bursa DGIK pada kuartal I 2010 meraih total pendapatan Rp382,6 miliar atau naik 13,46 persen dari periode yang sama tahun 2009 sebesar Rp337,2 miliar. Pendapatan Duta Graha terdiri dari pendapatan atas usaha sendiri Rp 312 miliar naik 3 persen dari periode yang sama tahun 2009 sebesar Rp302,9 miliar dan pendapatan dari kontrak kerja sama operasi (KSO) sebesar Rp70,6 miliar atau naik 105,8 persen dari periode yang sama tahun 2009 sebesar Rp34,3 miliar. "Kinerja ini mencerminkan kemampuan Perseroan untuk bersaing dan menyelesaikan kontrak. Upaya ini didukung melalui 11 anak cabang yang mampu menjangkau seluruh wilayah di Indonesia," ujar Dudung. Laba bersih Duta Graha pada Kuartal I 2010 mencapai Rp14,3 miliar atau naik 3,6 persen dari tahun sebelumnya Rp13,8 miliar.


IQplus (4/5) - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) memutuskan untuk membagikan dividen tahun buku 2009 sebesar Rp25 per saham. Direktur AKRA, Suresh Vembu di Jakarta, mengatakan, total dividen yang dibagikan tersebut sebesar Rp94,59 miliar, atau setara dengan 34,43 persen dari laba bersih 2009 yang mencapai Rp274,7 miliar. Menurutnya sisa laba Rp179,9 miliar akan digunakan sebagai laba ditahan dan Rp200 juta sebagai dana cadanngan.

Pada saat bersamaan anak perusahaan AKRA, PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk (SOBI) akan
membagikan dividen sebesar Rp55 per saham. Total dividen yang dibagikan sebesar Rp 50,27 miliar atau 31,9 persen dari laba bersih 2009 sebesar Rp 157,5 miliar. Dia menambahkan, sisa laba sebesar Rp 107,1 miliar dimasukan kedalam laba ditahan dan Rp 200 juta sebagai dana cadangan. Suresh mengatakan, dividen akan dibagikan kepada pemegang saham yang namanya tercatat pada 31 Mei 2010. Sedangkan tanggal pembayaran dividen masih menunggu keputusan dari Bursa Efek Indonesia (BEI).


EKSPANSI ABBA
Mahaka Berminat Akuisisi Indosiar

JAKARTA. Daftar peminat stasiun televisi Indosiar bertambah banyak. PT Mahaka Media Tbk (ABBA) mengaku tertarik mengakuisisi saham PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM), yang merupakan pemilik stasiun televisi itu. Ketertarikannya sejalan dengan rencana pengembangan bisnis perusahaan, yang semula bernama PT Abdi Bangsa Tbk, untuk menjajal industri pertelevisian di tahun ini.

Presiden Direktur ABBA, Rudi Setia Laksmana, mengatakan, Indosiar merupakan perusahaan bagus dan menguntungkan. Selain itu, Indosiar masuk tiga besar stasiun televisi terbesar di Indonesia. "Tentu saja kami tertarik, tapi kami masih menghitung kemungkinan itu," katanya di Jakarta, kemarin (4/5).

Saat ini, ABBA masih membahas langkah-langkah strategis yang akan dilakukan. Harapannya, mereka bisa mengakuisisi satu stasiun televisi pada semester kedua nanti.

Menurut pemilik ABBA, Erick Tohir, pihaknya serius mengembangkan bisnis televisi. Namun, hingga kini, dia mengaku belum berbicara dengan pemilik Indosiar. Pasalnya, yang akan diakuisisi ABBA tidak harus stasiun televisi nasional. "Bisa juga televisi lokal. Nanti akan disesuaikan dengan jumlah dana yang ada," imbuhnya.

Nah, demi memuluskan rencana ekspansi ke bisnis televisi, ABBA akan meningkatkan modalnya terlebih dahulu. Kemarin, para pemegang saham ABBA menyetujui peningkatan modal dasar dari Rp 240 miliar menjadi Rp 500 miliar. "Peningkatan modal ini dilakukan agar kami bisa lebih leluasa melakukan aksi korporasi," kata Erick.

Peningkatan modal tersebut sejalan dengan rencana ABBA menerbitkan saham baru alias rights issue. "Dalam waktu dekat kami akan menyampaikan rencana itu ke Bapepam-LK," ujar Rudi. Lewat aksi korporasi itu, ABBA berharap bisa meraup dana sekitar Rp 150 miliar hingga Rp 200 miliar.

Dana itu akan dipakai ABBA untuk membiayai ekspansi usahanya. Maklum, hingga akhir 2009, kas dan setara kasnya hanya Rp 8,13 miliar.

Padahal, selain mengincar stasiun televisi, ABBA juga ingin menambah jumlah stasiun radio yang dimilikinya tahun ini. Tak hanya itu, perusahaan milik Grup Mahaka ini juga berencana mengembangkan bisnis papan iklan.

Sofyan Nur Hidayat




Sorini Agro Bagi Dividen Rp55 per Saham
Agustina Melani

INILAH.COM, Jakarta - PT Sorini Agro Asia Tbk (SOBI) berencana akan membagikan dividen tunai Rp55 per lembar saham atau total Rp50,274 miliar untuk tahun buku 2009 dari laba bersih tahun buku 2009 sebesar Rp157,548 miliar.

Hal itu disampaikan Direktur PT Sorini Agro Asia Tbk V. Suresh (SOBI), Selasa (4/5). \"Persentase dividen sebesar 31,91% dari laba bersih 2009,\" ujar Suresh.

Pembayaran dividen tersebut dilaksanakan dengan penetapan daftar pemegang saham pada 31 Mei 2010. Selain itu, sisa laba bersih akan digunakan untuk dana cadangan sebesar Rp200 miliar dan sisanya sebesar Rp107,073 miliar akan digunakan untuk modal kerja dan dibukukan sebagai laba ditahan.

Seperti diketahui, Perseroan mencatatkan laba bersih Rp157 miliar dengan penjualan Rp1,470 triliun pada 2009.

Terkait aksi korporasi yang dilakukan pada 2010, Perseroan akan menyelesaikan pembangunan pabrik di Lampung pada 2010. Sebelumnya Perseroan telah mengakuisisi 3 pabrik tepung pada akhir 2009. Nilai investasi akuisisi tersebut sebesar Rp70 miliar hingga Rp80 miliar. Total kapasitas pabrik tersebut menjadi 300ribu metrik ton. \"Kita membutuhkan banyak tepung untuk sorbitol dan maltose,\" kata Suresh.

Saat ini Sorini dan anak perusahaan mengoperasikan dua pabrik strach sweeteners dan lima pabrik starch yang tersebar di Jawa Timur dan Lampung. Suresh menambahkan, penjualan Sorini sebesar 55% untuk domestik

dan 45% untuk ekspor. \"Kita fokuskan penjualan di domestik,\" ujar Suresh.

Seperti diketahui, laba bersih Sorini turun 25% dari Rp40,8 miliar pada kuartal pertama 2009 menjadi Rp30,2 miliar pada kuartal pertama 2010. Perseroan juga telah memproduksi maltodextrine pada kuartal pertama 2010.

0 comments:

Post a Comment

Your comment will be moderated the first time you do like if you include links. From there not be necessary if you use the same data and keep your sanity. Will not be published insults, slander or disrespect to the readers and commentators on this blog.