Thursday, April 22, 2010

MORNING NEWS

QPlus(23/4) - Harga minyak dunia bervariasi pada Kamis, karena pedagang
terfokus pada melemahnya data permintaan dari Amerika Serikat, konsumen energi
terbesar di dunia. Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman
Juni, naik dua sen menjadi 83,70 dolar per barel. Minyak mentah Brent North Sea untuk
penyerahan Juni menyusut tiga sen menjadi 83,70 dolar di perdagangan New York.

End(Ag)



PROYEKSI HARGA CPO

Kebangkitan Minyak Mentah Turut Dongkrak Harga CPO


JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) kembali merangkak naik. Sampai pukul 17.00 WIB kemarin (22/4), harga CPO untuk pengiriman Mei 2010 di Bursa Derivatif Malaysia (MDEX) naik 0,61% menjadi US$ 785,25 per ton.

Salah satu pemicu kebangkitan harga CPO adalah kenaikan harga minyak mentah ke level US$ 84 per barel, setelah turun di awal pekan lalu.

Ibrahim, analis Asia Kapitalindo Futures, mengatakan hingga semester pertama tahun ini harga CPO bisa menyentuh level US$ 800 per ton. Jika angka itu terlampaui, harganya berpeluang menuju US$ 850 per ton.

Selain dipengaruhi laju harga minyak mentah, menurut Ibrahim, secara fundamental kenaikan harga CPO juga didorong permintaan minyak sawit yang masih bagus.

Sepanjang 2010, harga tertinggi CPO pernah mencapai US$ 803,5 per ton. Harga komoditas tersebut di sepanjang kuartal satu 2010 lebih tinggi dari periode sama tahun lalu. Hal ini pula yang membuat kinerja emiten produsen CPO mulai membaik. Misalnya PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI). Selama kuartal I-2010, anggota Grup Astra ini menikmati kenaikan harga jual CPO sebesar 19,1% menjadi Rp 6.544 per kilogram dari semula Rp 5.494 per kg.

China National Grain and Oils Information Center, seperti dikutip Bloomberg, melaporkan pengiriman CPO dari Malaysia ke China dalam periode 1 April hingga 20 April turun ke level terendahnya tahun ini. Hal tersebut dipicu penurunan permintaan dan berlimpahnya stok CPO di China.

Pada periode 1 April-20 April, pengiriman CPO ke China sebanyak 173.000 ton, turun 27% dari periode yang sama di bulan sebelumnya. Ibrahim berpendapat, penurunan permintaan China tak terlalu besar asalkan permintaan dari India dan Jepang tidak ikut merosot.

Wahyu Tri Rahmawati



PROYEKSI IHSG

Peluang Menanjak Lagi


JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum berhenti mengukir sejarah. Kemarin (22/4), IHSG meningkat 0,47% menuju 2.926,53. Artinya, dalam dua hari berturut-turut indeks mencetak angka tertingginya sepanjang masa.

Empat saham perbankan, yakni Bank BRI, Bank BNI, Bank CIMB Niaga, dan Bank International Indonesia turut menopang laju IHSG.
Chandra, analis E-Trading Securities, berpendapat para investor memandang positif kinerja emiten perbankan selama kuartal satu 2010 yang sudah dan akan dirilis dalam beberapa hari ke depan. "Pada hari ini (23/4), saya memperkirakan saham-saham bluechip (unggulan) masih akan menjadi pemicu kenaikan indeks," ujarnya.

Analis AM Capital, Yustian Hartono, melihat beberapa saham emiten pertambangan batubara dan perkebunan berpotensi menjadi penggerak bursa pada perdagangan hari ini. "Saham sejumlah emiten seperti AALI, SGRO, UNTR dan PTBA patut dicermati," katanya. Meski begitu, para investor perlu mewaspadai aksi profit taking di akhir pekan ini.

Yustian menebak, hari ini IHSG berada di level 2.900-2.975. Adapun Chandra melihat, IHSG bergerak di 2.880-2.950. "Hasil laporan keuangan kuartal I masih menjadi sentimen positif bursa," ujarnya.

Avanty Nurdiana




IQPlus(23/4) - PT Indosat Tbk mencatat laba laba bersih kuartal I 2010 sebesar
Rp285,9 miliar, tumbuh 139,2 persen atau Rp119,5 miliar dari periode sama 2009. "Pencapaian
pertumbuhan ini didorong perbaikan parameter operasional perusahaan," kata Presiden Direktur
Indosat, Harry Sasongko,di Jakarta, Kamis. Selama tiga bulan pertama 2010, perseroan membukukan
pendapatan Rp4,73 triliun, naik tipis 2,5 persen dari sebelumnya Rp4,616 triliun. Beban usaha
melonjak 11,4 persen menjadi Rp3,968 triliun dari sebelumnya Rp3,56 triliun. Adapun rasio laba
bersih sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) tercatat Rp 2,244 triliun, naik
3,3 persen dari sebelumnya Rp2,173 triliun. Dengan demikian, marjin EBITDA tercatat 47,13 persen,
naik 0,3 poin dari sebelumnya 47,1 persen.
Selama tiga bulan pertama pula, anak perusahaan Qatar Telecom ini memperoleh tambahan
pelanggan 5,98 juta nomor. Total jumlah pada akhir Maret 2010 menjadi 39,1 juta nomor, atau melonjak
17,6 persen dari akhir Desember 2009 sebanyak 33,3 pelanggan. Meskipun dinamika musiman yang biasanya
menghambat kinerja pada setiap kuartal I tahun berjalan, namun ini sebagai awal yang baik untuk
Indosat dalam mengawali tahun. Posisi utang per akhir Maret 2010 mencapai Rp24,937 triliun, meningkat
8,6 persen dari sebelumnya Rp22,970 triliun.

End(Ag)




DIVIDEN

PGAS Bagi Dividen Minimal 50% dari Laba 2009



JAKARTA. Meski pemerintah masih membahas porsi dividen yang akan ditarik dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) siap membagikan dividen cukup besar. "Minimal 50%," kata Hendri Prio Santosa, Direktur Utama PGAS, kemarin.

Jadi, jika laba bersih 2009 PGAS mencapai Rp 6,2 triliun maka dividen yang akan dibagikan Rp 3,2 triliun. Jumlah ini setara dengan Rp 132 per saham.

Sekedar perbandingan, tahun lalu PGAS membagikan dividen mencapai Rp 1 triliun. Jumlahnya jauh lebih besar dari laba bersih yang diraup tahun 2008 yaitu Rp 633,86 miliar.

Abdul Wahid Fauzi




EKSPANSI ADHI KARYA

ADHI Bidik Tiga Proyek Baru Senilai Rp 25,5 Triliun



JAKARTA. Di usianya yang ke-50 tahun, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) terus menggelar ekspansi usaha. Perusahaan konstruksi pelat merah ini tengah mengincar tiga proyek konstruksi Engineering Procurement Construction (EPC) dengan total nilai investasi Rp 25,5 triliun.

Presiden Direktur ADHI Bambang Triwibowo mengungkapkan, pihaknya tengah mengikuti tender tahap awal untuk tiga proyek tersebut. Dua proyek EPC adalah pembangunan kilang minyak milik Exxon Mobil di Blok Cepu untuk Paket Satu dan Paket Lima. "Paket Satu nilainya Rp 12 triliun, sedangkan Paket Lima sekitar Rp 1,2 triliun," katanya, kemarin (22/4).

Sedangkan satu proyek lagi adalah tender penambahan kilang RFCC di Cilacap. Nilai proyeknya Rp 12 triliun. ADHI menggandeng perusahaan asal Korea Selatan yang telah berpengalaman di bidang EPC untuk tender kilang minyak di Cepu. "Komposisi kepemilikannya, kami 45% dan sisanya investor Korea," ujar Bambang. Sedangkan modal kerja yang dibutuhkan hanya 10% hingga 12% dari total nilai proyek.

Direktur Keuangan ADHI Supardi menambahkan, perusahaan Korea ini bisa memberikan nilai plus bagi ADHI untuk bersaing mendapatkan proyek itu. Apalagi, ini adalah proyek minyak terbesar yang mau dimenangkan ADHI.

Di proyek Cepu Paket Satu, ADHI harus bersaing dengan delapan perusahaan asing lain. "Kalau yang Paket Lima, ada tiga kontraktor termasuk kami yang lolos," ujar Bambang. Sedangkan proyek di Cilacap, Adhi Karya berebut dengan empat kontraktor.

Ekspansi usaha itu demi mencapai target kontrak senilai Rp 15,6 triliun pada tahun ini. Dari jumlah itu, sebesar Rp 5,75 triliun merupakan kontrak bawaan tahun 2009, dan Rp 9,87 triliun merupakan kontrak baru. Hingga kini, ADHI telah memperoleh kontrak baru Rp 808 miliar. Sedangkan pendapatan kuartal satu 2010 ADHI sebesar Rp 957 miliar. Namun, laba bersihnya melorot menjadi Rp 4 miliar.

Anna Suci Perwitasari






Saham GPRA Dikerek ke 200


INILAH.COM, Jakarta - PT Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA) dikabarkan menerbitkan obligasi untuk membiayai ekspansi usaha yaitu pengembangan lahan di Serpong, Tangerang Selatan.

Pembeli siaga obligasi tersebut dikabarkan Dubai Fund. Perusahaan tersebut salah satu pemegang saham GPRA. Dengan rencana ekspansi usaha dan target kinerja perseroan, saham GPRA akan dikerek ke level Rp200.

Pada perdagangan Kamis (22/4), saham GPRA ditutup pada level 162 dengan total saham yang ditransaksikan sebanyak 5,3 juta lembar senilai Rp861 juta.

Seperti diketahui, perseroan mencatatkan laba bersih konsolidasi 2009 sebesar 152% menjadi Rp28,661 miliar dari sebelumnya Rp11,370 miliar. Pencapaian laba bersih didukung pendapatan sport club sekitar 104,39% menjadi Rp3,346 miliar dari sebelumnya hanya Rp1,637 miliar. [cms]






Saham BBLD Menuju Rp350


INILAH.COM, Jakarta - PT Buana Finance Tbk (BBLD) dikabarkan akan menjalin kerjasama dengan salah satu anak usaha grup Astra yang bergerak di usaha pengadaan alat berat.

Saat ini anak usaha Astra tersebut mendapatkan pesanan untuk pengembangan infrastruktur di kawasan Indonesia Timur. Dengan kerjasama tersebut saham BBLD dikabarkan akan dikerek ke level Rp300-350.

Pada perdagangan saham Kamis (22/4), saham BBLD ditutup pada level 280 dengan jumlah saham yang ditransaksikan mencapai 4,2 juta senilai Rp1,14 miliar. [cms]