Tuesday, September 8, 2009

REKOMENDASI HARI INI

ADRO , Rekom. : BUY dengan stoploss di 1350 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 1380 . Support II : 1280 , Support I : 1320 , Pivot : 1350 , Resist I : 1390 , Resist II : 1420 . Technical Notes : break resist

ASII , Rekom. : BUY dengan stoploss di 29500 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 29950 . Support II : 29150 , Support I : 29450 , Pivot : 29700 , Resist I : 30000 , Resist II : 30250 . Technical Notes : buying power after doji


BNBR , Rekom. : BUY dengan stoploss di 131 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 136 . Support II : 129 , Support I : 132 , Pivot : 134 , Resist I : 137 , Resist II : 139 . Technical Notes : rebound from support


BSDE , Rekom. : BUY dengan stoploss di 640 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 680 . Support II : 638 , Support I : 655 , Pivot : 668 , Resist I : 685 , Resist II : 698 . Technical Notes : rebound from support


BUMI , Rekom. : BUY dengan stoploss di 2950 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 3025 . Support II : 2844 , Support I : 2913 , Pivot : 2969 , Resist I : 3038 , Resist II : 3094 . Technical Notes : break trendline


ENRG , Rekom. : BUY dengan stoploss di 380 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 385 . Support II : 358 , Support I : 370 , Pivot : 378 , Resist I : 390 , Resist II : 398 . Technical Notes : break resist


INCO , Rekom. : BUY dengan stoploss di 4325 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 4375 . Support II : 4044 , Support I : 4188 , Pivot : 4294 , Resist I : 4438 , Resist II : 4544 . Technical Notes : break resist


INDF , Rekom. : BUY dengan stoploss di 2550 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 2650 . Support II : 2500 , Support I : 2550 , Pivot : 2600 , Resist I : 2650 , Resist II : 2700 . Technical Notes : rebound from support


AALI , Rekom. : Spec. BUY dengan stoploss di 21100 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 21550 . Support II : 20438 , Support I : 20925 , Pivot : 21238 , Resist I : 21725 , Resist II : 22038 . Technical Notes : near resist


ANTM , Rekom. : Spec. BUY dengan stoploss di 2450 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 2525 . Support II : 2131 , Support I : 2288 , Pivot : 2406 , Resist I : 2563 , Resist II : 2681 . Technical Notes : near resist


BBRI , Rekom. : Spec. BUY dengan stoploss di 7200 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 7300 . Support II : 7163 , Support I : 7225 , Pivot : 7263 , Resist I : 7325 , Resist II : 7363 . Technical Notes : near resist


ELTY , Rekom. : Spec. BUY dengan stoploss di 375 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 380 . Support II : 355 , Support I : 365 , Pivot : 375 , Resist I : 385 , Resist II : 395 . Technical Notes : near resist

LSIP , Rekom. : Spec. BUY dengan stoploss di 7550 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 7750 . Support II : 7425 , Support I : 7550 , Pivot : 7675 , Resist I : 7800 , Resist II : 7925 . Technical Notes : near resist


PGAS , Rekom. : Spec. BUY dengan stoploss di 3450 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 3475 . Support II : 3294 , Support I : 3363 , Pivot : 3419 , Resist I : 3488 , Resist II : 3544 . Technical Notes : near resist


PTBA , Rekom. : Spec. BUY dengan stoploss di 12900 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 13100 . Support II : 12575 , Support I : 12750 , Pivot : 12925 , Resist I : 13100 , Resist II : 13275 . Technical Notes : near resist


TINS , Rekom. : Spec. BUY dengan stoploss di 2125 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 2175 . Support II : 1956 , Support I : 2038 , Pivot : 2106 , Resist I : 2188 , Resist II : 2256 . Technical Notes : near resist


UNSP , Rekom. : Spec. BUY dengan stoploss di 860 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 880 . Support II : 815 , Support I : 840 , Pivot : 865 , Resist I : 890 , Resist II : 915 . Technical Notes : near resist


UNVR , Rekom. : Spec. BUY dengan stoploss di 10850 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 10900 . Support II : 10500 , Support I : 10700 , Pivot : 10900 , Resist I : 11100 , Resist II : 11300 . Technical Notes : doji at high


BMRI , Rekom. : HOLD dengan stoploss ketat di 4100 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 4150 . Support II : 4050 , Support I : 4100 , Pivot : 4150 , Resist I : 4200 , Resist II : 4250 . Technical Notes : doji at high


ITMG , Rekom. : HOLD dengan stoploss ketat di 23900 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 23950 . Support II : 23538 , Support I : 23775 , Pivot : 23938 , Resist I : 24175 , Resist II : 24338 . Technical Notes : sideways


TLKM , Rekom. : HOLD dengan stoploss ketat di 8400 dan kesempatan mengambil untung disekitar resist . Price : 8450 . Support II : 8388 , Support I : 8425 , Pivot : 8488 , Resist I : 8525 , Resist II : 8588 . Technical Notes : sideways

Wijaya Karya (WIKA) Raih Kontrak PLTD

WIKA meraih kontrak pengerjaan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) marine fule oil (MFO) berkapasitas 40 - 50 MW senilai Rp500 milyar. Listrik yang dihasilkan akan dijual ke PT Indonesia Power. Proyek tersebut akan dikerjakan selama 12 bulan. PLTD ini akan digunakan untuk memasok listrik di pulau Bali. Harga jual listrik dari PLTD ini adalah Rp1.183,2 per kwh dengan memperhitungkan BBM. Indonesia Power akan menyediakan lokasi PLTD, bertanggung jawab terhadap untuk penanganan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) serta menyediakan MFO. WIKA sebagai kontraktor utama akan menjalankan skema build, operation and transfer (BOT) selama 9 tahun. Porsi kepemilikan WIKA adalah 70% dan sisanya dimiliki oleh PT Mirlindo Pandu Kencana. Sumber pendanaan proyek berasal dari internal perseroan. Pengerjaan proyek akan dimulai pada Oktober 2009.

Kami menilai kepercayaan yang diperoleh WIKA untuk memasok listrik di pulau Bali akan meningkatkan recurring income perseroan dalam jumlah yang cukup signifikan. Hal ini juga menunjukkan kepercayaan PT Indonesia Power terhadap kemampuan perseroan dalam membangun pembangkit listrik serta mendistribusikan tenaga listrik yang dihasilkannya. Hasil dari penjualan listrik ini belum kami masukkan pada perkiraan kinerja 2009F karena pengerjaannya masih membutuhkan waktu 1 tahun.

WIKA memang merupakan perusahaan kontraktor yang telah banyak mengerjakan proyek pembangkit listrik. Untuk tahun 2009 kami perkirakan WIKA akan membukukan pendapatan Rp8,1 trilyun dengan laba bersih Rp200 milyar. Target harga saham WIKA adalah Rp600
dengan menggunakan metode DCF. Rekomendasi: BUY.

RUMOR TODAY 9 SEPTEMBER 2009

PT. Wijaya Karya Tbk (Wika) memenangi tender proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) milik PT.Indonesia Power di Pesanggrahan, Bali. "Wika dalam proyek ini ikut serta dalam penyertaan modal 70 persen, sedangkan 30 persen lainnya dimiliki PT. Mirlindo Padu Kencana," kata Direktur Keuangan WIKA Ganda Kusuma di Jakarta, Rabu.Ganda mengatakan, proyek diharap selesai 12 bulan sejak pekerjaan dimulai Oktober 2009. Sebagai pimpinan konsorsium (leader consorcium), Wika bertanggung jawab dalam pekerjaan sipil, pengadaan alat utama, konstruksi, dan pemancangan.Wika dalam proyek ini akan menjalankan skema bangun, operasi, dan transfer (BOT) dalam kurun waktu sembilan tahun. Wika dalam proyek ini menyediakan sumber dana, melaksanakan semua pekerjaan, serta menjamin pasokan
selama masa kontrak, jelas Ganda.Pihak Indonesia Power sendiri berkewajiban menyediakan lokasi untuk disewa selama kontrak, penanganan AMDAL dan memasok kebutuhan bahan bakar bagi pembangkit Marine Fuel Oil (MFO).

PT Aneka Tambang Tbk (Antam) akan menutup pertambangan bauksit unit pertambangan Kijang, di Tanjung Pinang. Menurut Direktur Utama Antam Alwin Syah Loebis, dengan ditutupnya unit pertambangan bauksit di Tanjung Pinang menyebabkan kegiatan perseroan di wilayah tersebut secara bertahap akan dipindahkan ke Tayan, Kalimantan Barat."Operasi kita yang di kijang akan ditutup, karena Kuasa Pertambangan (KP) habis akhir bulan ini," kata Alwin Syah Loebis di Jakarta.

PT Indosat Tbk., mendapat tambahan frekuensi jaringan bergerak seluler generasi ke tiga (3G)."Tambahan pita frekuensi 2.1 GHz untuk Indosat pada rentang frekuensi 1955-1960 MHz berpasangan dengan 2145-2150 MHz," kata Presiden Direktur Indosat Harry Sasongko, dalam keterangan pers, di Jakarta, Rabu. Perolehan tambahan blok frekuensi tertuang dalam Keputusan Menteri (KM) Kominfo No 268/KEP/M.KOMINFO/9/2009. "Tambahan frekuensi 3G untuk meningkatkan kapasitas layanan 3G kepada pelanggan serta memenuhi kebutuhan pasar "broadband" yang tumbuh signifikan," kata Harry.

Fitch Ratings menetapkan peringkat Obligasi PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) I Tahun 2007 senilai Rp1,35 trilyun di posisi "AAA(idn)" dengan prospek stabil. Lembaga tersebut dalam rilisnya mengungkapkan, rating ini didasarkan ekspektasi atas garansi penuh yang diberikan British American Tobacco Plc (BAT) dan adanya komitmen penggantian irrevovable dan unconditional untuk obligasi tersebut. Jaminan yang diberikan BAT sangat penting karena rangking yang dimiliki perusahaan itu lebih tinggi dari rating Negara Indonesia dalam mata uang lokal yang berada di posisi BB dengan prospek Stabil.

PREDIKSI
Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) berpeluang menguat pada perdagangan hari ini. Membaiknya harga komoditas disertai sentimen positif dari bursa global dan regional menjadi pendorong utama penguatan indeks. Pada perdagangan kemarin, indeks BEI melonjak 30,91 poin (1,32%) menjadi 2.371,3.

“Peluang penguatan indeks masih terbuka, menyusul ekspektasi penguatan indeks bursa global dan regional sepanjang hari ini,” ujar analis PT Mega Capital Indonesia Ratna Lim kepada Investor Daily di Jakarta, Selasa (8/9).

Tren penguatan harga minyak mentah dunia bisa menjadi katalis positif terhadap perdagangan komoditas lainnya di pasar internasional. Menurut dia, momentum tersebut akan dimanfaatkan pemodal untuk menopang penguatan harga saham emiten sektor komoditas.

Dia menambahkan, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bisa menjadi sentimen pendukung pergerakan indeks hari ini. (epa)

Katarina Incar Patrakom

HARGA saham PT Katarina Utama Tbk (RINA) tengah diburu sejumlah broker, sehingga harganya berpotensi mencapai level Rp 180-185 dalam jangka pendek.

Sumber Investor Daily mengungkapkan, adanya kabar di pasar yang menyebutkan bahwa perseroan tengah mengincar mayoritas saham PT Patra Telekomunikasi Indonesia, anak usaha PT Telkom Tbk, menjadi momentum kenaikan harga RINA. Pada perdagangan kemarin, RINA ditutup menguat Rp 8 (5,63%) ke posisi Rp 150.


Cermati Saham Surya Semesta

HARGA saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) berpeluang naik ke level Rp 550, karena perseroan disebut-sebut akan melangsungkan pemecahan nilai saham (stock split). Sumber Investor Daily mengatakan, rasio stock split perseroan yang beredar di pasar adalah 1:5.

Selain itu, kata dia, pengerjaan proyek resor baru di Bali dan mal di Jakarta juga bakal berdampak positif. Pada perdagangan kemarin, SSIA ditutup naik Rp 35 (9,21%) ke level Rp 415. (jau)

Monday, September 7, 2009

PGAS Tandatangani Perjanjian Jual-Beli

Kemarin PGAS menandatangani perjanjian jual-beli dengan Energy Equity Epic Singkang Pty Ltd. Dari perjanjian ini, PGAS akan mendapatkan kepastian pasokan LNG sebanyak 1,5 juta sampai 5 juta ton per tahun. PGAS akan menyalurkan LNG dari sumber gas di Sengkang PSC Blok Sulawesi Selatan ke terminal penerima (LNG receiving terminal) yang akan dibangun PGAS. LNG tersebut nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan gas dalam negeri
yang diperkirakan akan mulai disalurkan pada tahun 2012 dengan jangka waktu 5 tahun.

Aksi korporasi yang dilakukan oleh PGAS ini masih belum berpengaruh terhadap
kinerja perseroan dalam 2 tahun yang akan datang. Energy Equity baru akan mengembangkan infrastruktur pengeboran di Singkang PSC Blok yang pembangunannya diperkirakan akan membutuhkan waktu 12 sampai 18 bulan. Namun dari sini terlihat bahwa perseroan memiliki rencana jangka panjang yang cukup matang untuk dapat membantu memenuhi kebutuhan LNG domestik sekaligus meningkatkan pendapatan usaha distribusinya. Kami perkirakan untuk
tahun 2009 PGAS akan membukukan pendapatan Rp18,85 trilyun dengan laba bersih Rp5,46 trilyun.

Timah (TINS) Beli Kapal USD 45 juta

TINS membeli lima unit kapal keruk ukuran kecil senilai USD 15 juta serta membangun bucket wheel senilai USD 30 juta. Perusahaan akan menggunakan dana internal untuk belanja modal tersebut. TINS akan tetap berkonsentrasi untuk mengembangkan bisnis hilir.

Belanja modal TINS ini sesuai dengan visi perusahaan kedepan yang akan lebih banyak mengumpulkan bijih timah dari offshore daripada daratan. Perusahaan melakukan hal tersebut untuk mempertahankan cadangan kandungan timah. Realisasi dari belanja modal ini juga kami kira tidak banyak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan karena kinerja perusahaan tersebut lebih dipengaruhi oleh harga dan volume penjualan. Haga penjualan sendiri bisa turun
apabila terlalu banyak pasokan.

Tahun ini kami memprediksikan harga timah rata-rata di USD 13000 yang mana turun dari USD 18408 atau turun 29% sementara untuk volume penjualan kami prediksikan TINS akan menjual sebanyak 45.000 ton yang mana hanya turun tipis dari tahun lalu sebanyak 46.438 ton. Hal ini menyebabkan pendapatan dan laba bersih TINS turun 49% dari tahun 2008.

Valuasi indeks pertambangan di bursa efek Jakarta berada di 14x sementara untuk PER 09F TINS berada di 15x. . Kami merekomendasikan HOLD untuk saham TINS karena perhitungan harga wajar TINS menurut kami berada di Rp 1850.


Analyst: Asti Pohan (asti.pohan@bnisecurities.co.id)

Bursa JCI Potensi Kembali Ditutup Naik

Beberapa bursa acuan dunia kembali menunjukan arah penguatan. Dow ditutup menguat 1.03% menjadi 9441.27 pada transaksi 9/04/09 dengan transaksi pada bursa futures yang diperdagangkan pada teritori negarif. Penguatan indeks tersebut lebih dipicu oleh pernyataan G-20 terhadap program stimulus yang akan dilanjutkan untuk pemulihan ekonomi Amerika Serikat. Data perekonomian yang lebih baik dari ekspektasi juga menjadi pemicu tambahan trend kenaikan indeks Dow selama beberapa hari terakhir, meskipun secara keseluruhan data
perekonomian tersebut masih mencatat performa yang tidak signifikan.

Penguatan indeks Amerika Serikat tersebut diikuti oleh bursa FTSE yang ditutup naik 1.68% menjadi 4933.18, sedangkan beberapa bursa di wilayah asia pasifik juga merefleksikan hal tersebut dimana Nikkei ditutup menguat menjadi 10320.94 dan HangSeng naik 1.53% menjadi 20629.31. Demikian pula halnya dengan bursa di negara tetangga seperti FSSTI yang tercatat ditutup positif 0.81% menjadi 2643.95 dan KLCI naik 0.99% menjadi 1190.41, sedangkan indeks
JCI juga menguat ditutup pada level 2340.41 atau naik 0.76%.Pagi ini bursa di beberapa pasar dunia menunjukan kenaikan. Nikkei ditransaksikan menguat sementara 0.09% menjadi 10331.21 dan FSSTI mencatat penurunan sementara 0.05% menjadi 2642.56 sedangkan KLCI ditransaksikan naik sementara 0.17% menjadi 1192.46. Penguatan sementara nilai tukar rupiah yang saat ini diperdagangkan pada Rp 10.020 per US Dolar dan harga minyak dunia yang kembali ditransaksikan menguat pada US$ 68.21 per barel serta kenaikan hampir pada seluruh jenis harga komoditas dunia termasuk penguatan indeks acuan di beberapa negara berpotensi menjadi katalis penggerak kenaikan bursa dalam negeri. Kami memprediksikan bursa JCI akan bergerak pada rentang 2328.31 - 2347.31 dengan potensi kembali ditutup menguat.
Analyst : Akhmad Nurcahyadi (anurcahyadi@bnisecurities.co.id).

RUMOR TODAY 8 SEPTEMBER 2009

IQP(8/9) -PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) tengah melakukan kajian terhadap dua hingga tiga blok minyak dan gas di Indonesia. Rencananya, jika memenuhi syarat, produksi blok akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan gas dalam negeri.Direktur Presiden PGN Hendi Prio Santoso mengatakan, perusahaan kini sedang mengkaji mengakuisisi dua-tiga blok penghasil migas. Untuk memenuhi kebutuhan LNG Receiving Terminal.PGN telah meneken kontrak kerja sama dengan Energy Equity Epic Pty Ltd (EEES), perusahaan asal Australia untuk kontrak kerja sama penjualan gas alam cair (LNG) di blok Sengkang. Kerja sama dengan kisaran 1,5-5 metrik ton pertahun (MTPA).

IQP(8/9) -Regulator telah menyetujui peraturan baru yang keras untuk
bank-bank yang akan memaksa banyak bank di Eropa untuk meningkatkan modal puluhan
miliar euro dalam beberapa bulan mendatang, Financial Times mengatakan Selasa.
Para gubernur bank sentral terkemuka dan regulator telah sepakat bahwa setidaknya
setengah dari modal yang diselenggarakan oleh bank-bank di masa depan harus
terdiri atas saham biasa dan laba ditahan, kata surat kabar itu.Kelompok itu
mengatakan pada Minggu sudah sepakat mengenai paket langkah-langkah untuk
memperkuat peraturan dan pengawasan industri perbankan dalam bangkit dari krisis
keuangan - setelah pertemuan di Basel.
End(Ag)


PREDIKSI INVESTOR DAILY 8 September 2009: Bursa Regional Topang Indeks
08/09/2009 07:37:06 WIB

Sentimen dari bursa global dan regional akan menopang pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini. Pada penutupan kemarin, indeks menguat 17,66 poin (0,76%) menjadi 2.340,39.

Analis PT Optima Securities Ikhsan Binarto mengatakan, sentimen dari hasil pertemuan G20 dan bursa regional akan mendominasi arah pergerakan indeks. Selain itu, fluktuasi harga minyak mentah dunia akan menjadi penentu pergerakan sejumlah saham. Khususnya saham sektor komoditas.

Adapun volume perdagangan saham, menurut Iksan, diproyeksikan meningkat dibandingkan beberapa hari terakhir. Pada perdaganan kemarin nilai transaksi bursa hanya mencapai Rp 2,2 triliun. Sektor utama penggerak indeks kemarin berasal dari properti, konsumer, dan infrastruktur setelah menguat di atas1%.

Dia menjelaskan, hari ini, indeks akan mencoba bergerak di teritori positif dengan batas resistance 2.360. Namun, apabila sentimen negatif banyak masuk pasar, indeks kemungkinan terseret menju level support 2.320.

Pada perdagangan kemarin, investor asing membukukan pembelian saham mencapai Rp 606,19 miliar dengan nilai penjualan senilai Rp 423,71 miliar, sehingga pemodal asing masih membukukan pembelian bersih (net buying).

Penguatan indeks bei sejalan dengan indeks bursa Asia. Di antaranya, indeks Hang Seng menguat 310,69 (1,53%) menjadi 20.629,31, Nikkei 225 menguat 133,83 poin (1,31%) menjadi 2.122,69, dan Straits Times menguat 21,26 (0,81%) menuju 2.643,95.

Saham-saham yang harganya menguat dan menjadi top gainer antara lain Unilever (UNVR) yang naik Rp 450 menjadi Rp 10.850, Telkom (TLKM) menguat Rp 150 menjadi Rp 8.550, BRI (BBRI) naik Rp 150 menjadi Rp 7.250, dan Astra International (ASII) meningkat Rp 100 menjadi Rp 29.500. Itu belum termasuk saham United Tractor (UNTR) yang naik Rp 100 menjadi Rp 13.500, Bumi Resources (BUMI) yang menguat Rp 50 menjadi Rp 2.925, serta BCA (BBCA) naik Rp 125 menjadi Rp 4.400.

Adapun saham-saham harganya turun dan menjadi top loser di antaranya Indofood (INDF) yang melemah Rp 100 menjadi Rp 2.550, Aneka Tambang (ANTM) turun Rp 25 menjadi Rp 2.300, Adaro (ADRO) turun Rp 10 menjadi Rp 1.330, dan PTBA yang terkoreksi Rp 150 menjadi Rp 12.750. (epa)



RUMOR PASAR INVESTOR DAILY 8 September 2009
08/09/2009 07:34:36 WIB


Asing Minati Eterindo

HARGA saham PT Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA) berpotensi menuju level Rp 500 dalam jangka pendek. Menurut sumber Investor Daily, perseroan disebut-sebut bakal mendapat suntikan dana dari institusi asing yang berminat dengan bisnis perseroan di bidang CPO dan biodiesel.

Selain itu, kata dia, langkah perseroan memperkuat sektor hulu untuk mengamankan bahan baku produksi biodiesel perseroan juga menjadi momentum kenaikan harga ETWA. Pada perdagangan kemarin, ETWA ditutup terkoreksi Rp 5 (2,08%) ke posisi Rp 235. (jau)

Cermati Saham Arwana

SAHAM PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) dikabarkan bakal diangkat ke level Rp 500 dalam jangka pendek, seiring pemecahan nilai saham (stock split) dengan rasio 1:2. Sumber Investor Daily mengungkapkan, rencana stock split tersebut akan diumumkan pada bulan ini.

Selain itu, kata dia, peningkatan kapasitas produksi perseroan menyusul melonjaknya permintaan juga bakal berdampak positif. Pada perdagangan kemarin, ARNA ditutup naik Rp 15 (5,26%) ke level Rp 300. (jau)

Prediksi IHSG
Pilih Properti, Infrastruktur & Bank
Asteria & Natascha

(inilah.com /Dokumen)

INILAH.COM, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (8/9) diperkirakan masih berpotensi melanjutkan penguatan dalam kisaran terbatas. Saham-saham yang direkomendasikan adalah CTRA, CTRS, SMRA, SMCB, SMGR, BBRI dan BDMN.

Suryadi Chandra Kasih dari eTrading Securities mengatakan, lantai bursa masih akan berlangsung sepi meskipun terbuka tipis peluang penguatan IHSG. Ini adalah pola yang umum terjadi selama September.

“Secara historis, pola perdagangan sepanjang September adalah tipis, dimana pelaku pasar banyak yang tidak melakukan transaksi,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (7/9) petang.

Sementara itu, pemerintah China akhirnya mengendurkan kebijakan investasinya setelah bursa saham mereka turun lebih dari 23% dalam sebulan terakhir. Regulator disana memutuskan mengambil langkah lebih akomodatif untuk menyelamatkan bursa menjadi lebih stabil dan sehat. “Hal ini meredam kekhawatiran pasar sehingga bursa kembali menguat,” paparnya.

Suryadi menyarankan pelaku pasar masuk bursa setelah Lebaran, mengantisipasi kinerja emiten kuartal ketiga 2009, yang diperkirakan mixed, ketimbang dua kuartal sebelumnya.

Hal ini mengingat pada kuartal pertama dan kedua, terjadi lonjakan kinerja dari level terendah di 2008. “Sehingga kuartal ketiga ini, kenaikan yang terjadi tidak terlalu tinggi,” paparnya. Beberapa saham masih direkomendasikan.

Dari sektor properti PT Ciputra Development (CTRA), PT Ciputra Surya (CTRS), dan PT Summarecon Agung (SMRA). Kemudian dari infrastruktur seperti PT Holcim (SMCB) dan PT Semen Gresik (SMGR) dan perbankan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT Bank Danamon (BDMN). “Saham-saham ini masih relatif aman untuk berinvestasi,” tandasnya.

Pada perdagangan Senin (7/9), IHSG ditutup menguat 17,656 poin (0,76%) ke level 2.340,392. Seluruh perdagangan mencatatkan volume transaksi sebesar 4.072 juta lembar saham, senilai Rp 2,543 triliun dengan frekuensi 64.086 kali. Sebanyak 100 saham naik, 81 saham turun dan 74 saham stagnan.

Emiten-emiten yang mengalami penguatan terbesar antara lain PT Unilever (UNVR) naik Rp 450 ke Rp 10.850, PT Telkom (TLKM) naik Rp 150 menjadi Rp 8.550, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) naik Rp 150 ke Rp 7.250, PT Astra International (ASII) naik Rp 100 menjadi Rp 29.500, PT United Tractor (UNTR) naik Rp 100 menjadi Rp 13.500, PT Bumi Resources (BUMI) naik Rp 50 menjadi Rp 2.925, dan PT Bank Central Asia (BBCA) naik Rp 125 menjadi Rp 4.400.

Sedangkan beberapa emiten yang melemah antara lain PT Indofood (INDF) turun Rp 100 menjadi Rp 2.550, PT Aneka Tambang (ANTM) turun Rp 25 menjadi Rp 2.300, PT Adaro Energy (ADRO) turun Rp 10 ke Rp 1.330, PT Bukit Asam (PTBA) turun Rp 150 menjadi Rp 12.750. Saham properti yang menguat antara lain PT Ciputra Development (CTRA) naik Rp 20 (2,7%) ke level Rp 750, PT Ciputra Surya (CTRS) naik Rp 10 (1,9%) ke Rp 530, PT Summarecon Agung (SMRA) naik Rp 30 (5,55%) menjadi Rp 570, PT Bakrieland Development (ELTY) naik Rp 20 (5,7%) menjadi Rp 370, dan PT Lippo Karawaci (LPKR) naik Rp 20 (2,9%) ke Rp 690. [E1]

Ayo! Beli TLKM, ISAT, PGAS, ANTM,TINS dan BUMI
Wahid Ma'ruf

(inilah.com /Dokumen)

INILAH.COM, Jakarta - Pergerakan IHSG pada perdagangan Selasa (8/9) diperkirakan akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat terbatas yang berada di kisaran 2.329 - 2.357 dengan saham pilihan TLKM, ISAT, PGAS, ANTM,TINS dan BUMI.

Hal itu dikatakan analis saham Panin Securities, Purwoko Sartono kepada INILAH.COM kemarin. "Hari ini kami perkirakan indeks akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat terbatas. Kisaran support-resistance 2.329-2.357," katanya.

Indeks masih minim transaksi di bursa masih sehingg penguatannya terbatas. Hal ini terlihat dari nilai transaksi Senin kemarin yang hanya mencapai Rp 2,2 triliun sementara IHSG mampu bertahan dengan menguat 17 poin ke level 2.340. Tiga sektor yakni properti, konsumer dan infrastruktur menjadi penopang indeks karena menguat di atas 1%.

Antusiasme dari tercapainya agreement dalam pertemuan G-20 terkait kebijakan dalam sistem finansial gloal menjadi pendorong naiknya bursa regional dalam perdagangan kemarin.

Hal yang sama juga dikatakan analis saham Optima Securities, Ikhsan Binarto. "Transaksi di bursa diperkirakan meningkat namun masih tipis dengan arah indeks masih mengandalkan sentimen regional," katanya secara terpisah. Meski demikian tipisnya volume transaksi mengindikasikan masih lemahnya kekuatan indeks untuk rally lebih lanjut.

Sedangkan saham yang menjadi pilihan adalah Telekomunikasi Indonesia (TLKM), Indosat (ISAT), Perusahaan Gas Negara (PGAS) dan Bumi Resources (BUMI) untuk trading harian. Sedangkan saham Aneka Tambang (ANTM) dan Timah (TINS) dengan strategi buy on weakness (BoW). [hid]

REKOMENDASI SAHAM
Sekuritas Emiten Rekomendasi Target Harga Keterangan
Kim Eng Securities (AKRA) Beli 1.330 3 Agustus 2009 lalu, Kim Eng merekomendasikan beli dengan target harga Rp 1.030.
Mandiri Sekuritas (ELTY) Beli 500
NISP Sekuritas (UNTR) Tahan 14.500
OSK (Asia) Securities (UNTR) Beli 18.100
Kim Eng Securities (ANTM) Tahan 2.200
Universal Broker Indonesia (TINS) Outperform 2.750 Jika dibandingkan emiten lain di sektor logam, saham TINS masih murah.
Universal Broker Indonesia (AUTO) Tahan 6.000 Kenaikan penjualan otomotif pada semester kedua akan menjadi sentimen positif bagi AUTO.
CIMB-GK Securities (UNVR) Underperform 8.730 Target harga sebelumnya Rp 9.140
Kim Eng Securities (DOID) Beli 2.500
Kim Eng Securities (SMGR) Beli 7.000

AKSI KORPORASI OKAS

OKAS Minta Restu Rights Issue Lagi

JAKARTA. PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) segera melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) kedua untuk meminta restu penawaran saham baru (rights issue). Rencananya, OKAS akan menggelar RUPSLB 11 September 2009.

OKAS menggelar RUPSLB kedua setelah pada RUPSLB pertama tanggal 28 Agustus lalu, hanya 0,015% pemegang saham minoritas yang hadir. "Sampai sekarang kami belum mendapatkan pernyataan efektif dari Bapepam-LK," kata Direktur Ancora Indonesia Meliza Musa, kemarin (7/9).

OKAS berniat melepas saham baru untuk mendapatkan dana Rp 117,58 miliar. Perusahaan bentukan Gita Wirjawan ini akan membelanjakan dana tersebut untuk mengakuisisi 60% saham PT Bormindo Nusantara serta menambah kepemilikan saham di PT Multi Nirotama Kimia. Akuisisi dan penambahan kepemilikan ini merupakan transaksi material dan transaksi afiliasi, sehingga perlu meminta izin pemegang saham.

Sebenarnya, total kebutuhan dana OKAS untuk akuisisi mencapai Rp 320,64 miliar. Jadi, OKAS masih harus mencari dana tambahan sebesar Rp 203,06 miliar.

Wahyu Tri Rahmawati KONTAN


REKOMENDASI SAHAM

Indofood Masih Menarik Jika Pintar Menyapih Anak

JAKARTA. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) membuat kejutan. Perusahaan milik Grup Salim ini berniat memisahkan (spin off) divisi usaha mi instan dan bahan makanan menjadi anak perusahaan bernama PT Indofood Consumer Branded Product (CBP) Sukses Makmur.

Nanti, INDF menguasai 99,9% saham Indofood CBP, dan 0,01% milik PT Prima Intipangan Sejati. Setelah spin off, Indofood hanya mengelola kegiatan usaha penggilingan tepung terigu. Pemisahan ini bertujuan supaya struktur manajemen perusahaan ini lebih jelas dan terkontrol.

INDF menyetorkan modal awal Rp 194,16 miliar ke Indofood CBP. Sehingga, awal Oktober nanti, perusahaan ini bisa beroperasi. Kabarnya, setelah semua proses beres, Indofood CBP akan melantai di bursa dan melepas sebagian saham melalui penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).

Harry Su, Analis Bahana Securities mengingatkan, Indofood CBP harus menjual saham dengan harga tinggi saat IPO agar menguntungkan INDF. Indofood CBP harus melego sahamnya dengan rasio harga terhadap laba bersih per saham alias price to earning ratio (PER) di atas 15 kali. Jika tidak, "Penawaran saham Indofood CPB tidak berpengaruh kepada INDF," kata Harry, kemarin.

INDF juga harus pintar memilih divisi yang akan masuk Indofood CBP. Jika semua usaha barang konsumsi masuk Indofood CBP dan perusahaan ini jadi masuk bursa, investor akan memilih saham Indofood CBP ketimbang INDF. Maklum, kini, seluruh divisi barang konsumsi menyumbang hampir 50% pendapatan INDF.

Alhasil, jika pendapatan itu pindah ke Indofood CBP, saham INDF tidak akan semenarik sekarang.
Pendapat lain datang dari Naya Tirambintang, Analis Danareksa Sekuritas. Menurutnya, pembentukan Indofood CBP justru menguntungkan INDF.

Anak usaha ini akan semakin menarik dan ekspansif karena lebih mudah memperoleh dana dari pasar modal. Investor pun masih akan tertarik memperdagangkan saham INDF. Sebab, laporan keuangan Indofood CBP tetap terkonsolidasi dengan INDF. "Tapi saya belum menghitung nilainya," katanya.

Merujuk riset Naya, bisnis mi instan menyumbang 15,2% pendapatan INDF di semester satu 2009, adapun divisi barang konsumsi menyumbang 38,2% pendapatan INDF. Sisa pendapatan INDF berasal dari divisi lain termasuk minyak goreng dan terigu.

Hitungan Harry, tahun ini, penjualan INDF akan turun 0,4% menjadi Rp 38,6 triliun. Tapi laba bersihnya tetap naik 16,5% jadi Rp 1,2 triliun karena INDF mampu berhemat.

Penurunan pendapatan INDF terjadi karena harga minyak goreng tak setinggi tahun lalu. Di sisi lain, penjualan terigu juga agak seret meski produksi terigu naik 15,3% di semester satu 2009.

Harry hanya merekomendasikan tahan. Sebab, harga saham INDF sudah mendekati nilai wajarnya yakni Rp 2.800 per saham. PER INDF juga sudah cukup tinggi yakni 17,7 kali, jauh di atas PER industri yang sebesar 14 kali.

Tapi Naya masih merekomendasikan beli walaupun belum menetapkan target harga terbaru. "Bisa lebih tinggi dari target harga sebelumnya yang Rp 2.250," ujarnya. Kemarin, harga saham INDF turun 3,77% menjadi Rp 2.550 per saham.
Abdul Wahid Fauzie KONTAN

KINERJA AALI

Hingga Agustus, Produksi CPO Astra Agro Lestari Naik 6,4%

JAKARTA. Delapan bulan pertama tahun ini, produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik 6,4% menjadi 707.143 ton. Periode yang sama tahun lalu, AALI memproduksi 664.764 ton.

Produksi CPO AALI meningkat berkat peningkatan produksi tandan buah segar (TBS) di kebunnya. Selama Januari-Agustus 2009, produksi TBS AALI mencapai 14,20 ton per hektare (ha), naik 1,7% dari 13,97 ton per ha pada periode yang sama tahun lalu.

Sekretaris Perusahaan AALI Santosa menyatakan, area kebun di Kalimantan menyumbang satu juta ton TBS. Angka ini melonjak 21,2% ketimbang kontribusi delapan bulan pertama 2008 yang sebesar 825.415 ton. "Ini setara dengan 35% total produksi TBS AALI," tulis Santoso dalam laporan kepada Bursa Efek Indonesia, kemarin.
Kemudian, kebun AALI di Sulawesi menyumbang produksi TBS 542.020 ton, naik 7,1% dari 506.157 ton pada periode yang sama 2008. Jadi, kontribusinya mencapai 19,2% dari total produksi.

Tapi, produksi TBS kebun di Sumatra melorot 4,1% menjadi 1,27 juta ton. Pada Januari-Agustus 2008, kebun ini menghasilkan 1,33 juta ton TBS.

Analis PT Launtandhana Securindo Muhammad Sugiarto yakin, produksi CPO AALI tahun ini akan tumbuh 20% menjadi satu juta ton. "Kenaikan ini sejalan dengan kenaikan permintaan CPO sebesar 20%," katanya.

Tapi, menurut Sugiarto, kenaikan produksi minyak sawit itu tak akan mendongkrak laba bersih AALI. Sebab, harga CPO tahun ini hanya sekitar US$ 650 per ton. Sejak awal bulan ini, harga CPO untuk pengiriman Oktober di bursa berjangka Malaysia telah turun 9,5% dari US$ 676 per ton (28/8) menjadi US$ 611,75 per ton kemarin (7/9). Sugiarto menghitung, penurunan harga itu akan membuat laba bersih AALI tahun ini anjlok 31% jadi Rp 1,8 triliun.

Catatan saja, kemarin, harga saham AALI naik 0,48% menjadi Rp 21.000 per saham.
Herlina KD, Abdul Wahid Fauzi KONTAN


RIGHTS ISSUE META

Bosowa Tak Eksekusi Rights Issue META

JAKARTA. Grup Bosowa memastikan tidak akan mengeksekusi haknya dalam penawaran saham terbatas atau rights issue PT Nusantara Infrastructure Tbk (META).

Presiden Direktur Bosowa Corporation Erwin Aksa mengatakan, Grup Bosowa mempersilakan PT Leyand International Tbk (LAPD) mengeksekusi saham rights issue jatah Bosowa. "Kami menilai Leyand sebagai mitra strategis yang nantinya bersama-sama Bosowa akan membangun Nusantara Infrastructure," ungkap Erwin kepada KONTAN, kemarin (7/9). Leyand adalah pembeli siaga dalam rights issue ini.

Direktur LAPD Enrico Masquera Djakman menyatakan, LAPD telah memperoleh komitmen utang dari lembaga keuangan non-bank di luar negeri senilai Rp 500 miliar untuk membeli saham rights issue META. "Pinjaman ini berjangka panjang dengan bunga rendah," ujarnya.

LAPD akan masuk ke META lewat tiga cara. Pertama, mereka akan membeli 7% atau 709 juta saham META lewat pasar. Mereka menyiapkan dana Rp 125 miliar untuk pembelian saham ini.

Kedua, setelah masuk META, LAPD bisa mendapat Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dalam rights issue ini. LAPD mengincar HMTED 772,81 juta saham di harga Rp 44 per saham. META sendiri akan menerbitkan 11,04 miliar saham baru.

Ketiga, LAPD akan mengeksekusi haknya sebagai pembeli siaga rights issue META. Itu kalau pemegang saham pengendali, yakni Bosowa Grup dan pemegang saham lain tidak mengeksekusi hak mereka.

Bosowa sendiri sudah menyalakan lampu hijau bagi LAPD untuk mengambilalih jatahnya. Meski tak mengambil jatah rights issue, Erwin bilang, Grup Bosowa tetap menjadi pengendali META pasca rights issue nanti. "Porsi kepemilikan Bosowa dan Leyand di META akan berbeda tipis," ungkap Erwin.

Erwin membantah bahwa Leyand masih memiliki hubungan atau terafiliasi dengan Grup Bosowa. "Mereka hanya mitra strategis bagi kami," tandas Erwin.

Sandy Baskoro, Barly Haliem KONTAN


Bursa-Bursa Asia Kembali Bergelora

JAKARTA. September tak selamanya kelabu bagi bursa saham. Tengok saja, pada penutupan perdagangan saham di bursa Asia kemarin (7/9), hampir seluruh indeks saham mengalami penguatan.

Secara historis, saban tahun bursa Asia cenderung mengalami koreksi di bulan September. Soalnya, banyak hedge fund asal Amerika dan Eropa menarik dananya dari bursa untuk menikmati liburan musim panas. Selain itu investor juga menunggu data ekonomi global kuartal III.

Indikasi bakal melempemnya bursa Asia sebenarnya mulai terlihat ketika pemerintah China berencana mengerem laju kredit perbankannya pada Juli lalu. Kebijakan ini kontan memicu aksi ambil untung dan mengakibatkan indeks bursa Asia rontok beberapa hari belakangan.

Namun, kekhawatiran pasar bahwa kebijakan itu akan memangkas pertumbuhan ekonomi China dinilai berlebihan. "Ekonomi China sudah mulai pulih," ujar Kenny Soedjatman, Head of Equity Investment Mandiri Investment Management, kemarin.

Kenny meramal, tren penguatan bursa Asia ini masih akan berlanjut hingga akhir tahun. Alasannya, dana stimulus pemerintah AS untuk pemulihan ekonomi negara adidaya itu sebagian akan mengalir ke pasar saham global, termasuk Asia.

Berbeda dengan Kenny, Kepala Riset Financorpindo Nusadana Edwin Sebayang menilai, penguatan indeks di bursa Asia kemarin, hanya penguatan semu. Lagi pula, meski indeks naik, volume perdagangan tergolong tipis. Mayoritas investor, kata Edwin, masih menunggu laporan keuangan perusahaan dan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat kuartal III.

Kepala Riset Recapital Secirities Poltak Hotradero menyatakan, kucuran anggaran stimulus AS sejatinya hanya memperlambat penurunan ekonomi. Bahkan, kondisi ini justru menyebabkan proses pemulihan ekonomi menjadi tidak pasti. Imbasnya, transaksi saham di bursa saham akan cenderung berfluktuasi, termasuk di Asia.

Poltak khawatir fluktuasi tinggi di bursa saham saat ini akan mendorong koreksi indeks saham lebih dalam. Di sisi lain, kalau pun bisa menguat, kenaikan indeks saham akan sangat terbatas karena sentimen penopang indeks sangat minim. "Pasar saham belum stabil," ujarnya.

Edwin meramal, indeks bursa saham Asia baru bisa menguat pada pada Oktober mendatang. Saat itu beberapa data ekonomi dunia kuartal III mulai keluar. Itu sebabnya, dia menyarankan investor untuk tidak terlalu optimis pada penguatan indeks bursa saham secara harian.
Ade Jun Firdaus KONTAN

Company Commentary of SGRO

PT Sampoerna Agro, Tbk - September 07, 2009

Debt refinancing cuts
financial charges forthcoming years

SGRO's subsidiary, Sungai Rangit, was granted by lender for the loan in the amount of IDR 300 billion. The interest bearing to the loan deal was 12% which contains of two tranches. Trache A comprises of IDR 215 loan and matures for almost five and half years from August 21st, 2009.

The other tranche, Tranche B, is a credit facility worth of IDR 85 billion. The company may exercise its facility of IDR 30 billion this year, another IDR 30 billion in next year and the rest by 2011 in the amount of IDR 25 billion. Lender applied 12% financial charge upon the loan once the company draws the facility.

SGRO's old loan agreement bore 13% interest expense for IDR 215 billion debt, in our account. Therefore the refinancing, where new lender applied 12% credit loan interest, SGRO will enable to lower loan charges to IDR 26 billion this year and years ahead with no additional loan scenario.

The refinancing will result a bit change on our SGRO projection for the forthcoming years, especially if SGRO withdrew the facility. We construct SGRO projection based whether or not the company exercising the credit facility and SGRO financial projection with old loan agreement.


The old loan agreement has a 13% interest rate credit for loan valued of IDR 215 billion. In our view, the old loan interest credit rate would entail SGRO as much as IDR 27.7 billion by the end of 2009F. The story would change a bit with new loan interest charge.

Other consequence of the new loan is that SGRO would possess higher amount of liabilities, if the company additional debt is necessary to finance business expansion. As we mentioned above that SGRO has credit facility for the amount of IDR 85 billion. Company's capital structure differs with new debt inflows which our fair value per share may be altered as well.

We remain to use discounted cash flow to evaluate SGRO fair value per share with revision from previously12% risk free rate to 10.52%, 7.23% country risk premium and 1.2x beta factor. The scenarios resulting two different target prices.



SGRO Price Target with Scenarios
Old Loan Agreement ............................................... 2800
New Loan Agreement with no Additional Loan....... 2800
New Loan Agreement with Additional Loan .............2100

As SGRO signed new loan contract and soon enough repay the loan to lender and has not yet withdrawn credit facility, thus after discounted cash flow method calculation we came out with IDR 2800 as our new target price. This new target price was revising our previous target price of IDR 2700.

The comparison valuation among companies in the same industry shows SGRO is the most attractive stock than others whereas SGRO PER 09F is below PER 09F of average industry and by Enterprise value per Ha as well. We therefore remain to recommend BUY for SGRO with target price of IDR 2800.

Monday, June 29, 2009

Cahaya Kalbar 1Q Sales Drop 38.38%

Monday, 29 June 2009 17:15:12
StockWatch (Jakarta) - Edible oil producer PT Cahaya Kalbar Tbk (CEKA) booked IDR363.12 billion of sales in January-March 2009, falling 38.38% from IDR592.55 billion in the same period of 2008, the company's president Erik Tjia said.

He said in a public expose document issued today (Monday 29/6) in Jakarta, sales stepped down on global recession that caused decline in the market's buying capability. He said 87.97% of the first-quarter sales or IDR321.19 billion came from the local market and IDR43.93 billion from the export market.

Gross profit stumbled 28.88% at IDR65.63 billion during that period from IDR92.28 billion in the same period of 2008, because production and sales were down, but operating profit was up 14.82% at IDR58.60 billion versus IDR51.04 billion.

But net profit was up 7.56% at IDR38.69 billion during that period versus IDR35.97 billion in the same period of 2008, due to decline in lower cost of goods sold (COGS) and operating expense. (abr/bw)

Top Loser 29-06-2009

Bursa Efek Indonesia
Top Loser 29-06-2009
Code Name Prev Close Change Pct. Volume Value Freq
AALI Astra Agro Lestari Tbk 17,500 17,100 400 -2.29% 577,000 9,876,900,000 259
TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk 7,600 7,400 200 -2.63% 22,520,000 168,127,475,000 1,216
PTRO Petrosea Tbk 10,000 9,800 200 -2.00% 13,500 131,900,000 8
PTBA Tambang Batubara Bukit AsamTbk 11,850 11,650 200 -1.69% 2,029,000 23,626,300,000 584
BYAN Bayan Resources Tbk 5,400 5,250 150 -2.78% 87,000 453,325,000 29
LSIP PP London Sumatera Tbk 6,150 6,000 150 -2.44% 945,000 5,705,550,000 268
UNVR Unilever Indonesia Tbk 9,150 9,000 150 -1.64% 1,071,000 9,625,325,000 261
BISI BISI International Tbk 1,920 1,860 60 -3.13% 960,000 1,801,505,000 197
DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 1,570 1,520 50 -3.18% 9,000 13,775,000 4
MEDC Medco Energi International Tbk 3,075 3,025 50 -1.63% 1,950,000 5,877,062,500 335

Top Gainer 29-06-2009

Bursa Efek Indonesia
Top Gainer 29-06-2009
Code Name Prev Close Change Pct. Volume Value Freq
BATA Sepatu Bata Tbk 29,250 30,150 900 3.08% 500 15,075,000 1
TCID Mandom Indonesia Tbk 5,800 6,600 800 13.79% 92,500 592,725,000 25
GGRM Gudang Garam Tbk 11,650 12,450 800 6.87% 1,327,500 16,332,325,000 257
ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk 19,900 20,200 300 1.51% 652,000 13,077,525,000 453
KKGI Resource Alam Indonesia Tbk 2,000 2,100 100 5.00% 500 1,050,000 1
BDMN Bank Danamon Tbk 4,650 4,750 100 2.15% 10,317,500 49,361,800,000 609
BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 6,500 6,600 100 1.54% 11,357,500 74,725,000,000 644
INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 7,700 7,800 100 1.30% 913,000 7,029,400,000 60
HEXA Hexindo Adiperkasa Tbk 2,300 2,375 75 3.26% 3,942,000 9,285,725,000 475
KBRI Kertas Basuki Rachmat Indon... 225 280 55 24.44% 2,500 700,000 1

Tambang Asing Harus Lepas 20% Saham

Monday, 29 June 2009 15:14:02
StockWatch (Jakarta) - Pemerintah bakal membatasi kepemilikan asing di sektor tambang di Indonesia. Sesuai dengan penerapan UU Minerba Nomor 4 tahun 2009 pasal 112 ayat 1, setelah lima tahun berproduksi, badan usaha pemegang IUP dan IUPK yang sahamnya dimiliki oleh asing wajib melakukan divestasi sahamnya pada pemerintah pusat, pemda, BUMN, BUMD atau Badan usaha swasta nasional. Divestasi tersebut harus dilakukan selama empat tahun.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral dan Batubara, Bambang Gatot Ariyono, mengatakan perusahaan tambang asing yang sudah lima tahun berproduksi harus mendivestasikan 20% sahamnya kepada pemerintah. Divestasi tersebut harus dilakukan selama empat tahun.

Dijelaskan, besaran divestasinya dalam UU tersebut belum ditentukan, sehingga hal tersebut akan diatur lagi melalui Peraturan Pemerintah. Ia menambahkan, kebanyakan perusahaan nasional rata-rata memiliki saham diperusahaan asing sekitar 20%. "Jadi dalam Rancangan PP nanti dimasukan kewajiban divestasi 20%," ujar Bambang di Jakarta, Senin (29/6).

Menurut Bambang, divestasi saham tersebut dilakukan selama empat tahun di mana setiap tahun perusahaan tambang asing tersebut harus mendivestasikannya sebanyak saham 5%. Pada tahun keenam perusahaan tersebut harus mendivestasikan 5%, tahun ketujuh 5%, kemudian di tahun kedepalan 5% hingga tahun kesembilan total yang didivestasikan 20%. (Herman Susanto)

FKS Multi Agro's Dividends IDR2.4 Bn

Monday, 29 June 2009 15:49:23
StockWatch (Jakarta) - Animal feed producer PT FKS Multi Agro Tbk (FISH) has decided to pay cash dividends of IDR5 per share for the 2008 fiscal year or totally IDR2.4 billion.

FKS Multi Agro's management said in an announcement to the shareholders, the management has allocated IDR100 million from the company's 2008 net profit for reserve and has decided to withhold IDR22.54 billion.

Until March 2009, FKS Multi Agro booked IDR380.55 billion of net revenue, falling 35.37% versus IDR588.8 billion in the same period of 2008, with net profit of IDR6.78 billion or 24.25% lower than IDR8.95 billion. (yan/bw)

Citra Marga Nusaphala Not to Pay Dividends

Monday, 29 June 2009 16:16:28
StockWatch (Jakarta) - Tollroad construction company PT Citra Marga Nusaphala Tbk (CMNP) has decided not to pay dividends for the 2008 fiscal year, the company's president Shadik Wahono said.

He said the company has decided to keep IDR2.44 billion of the company's IDR72.44-billion net profit in 2008 as reserve, and to withhold the IDR70 billion of the profit.

"Our shareholders have approved the whole agenda of the meeting as well as the management's decision not to pay dividends for 2008 fiscal year," he said in a public expose today (Monday 29/6) in Jakarta.

CMNP recorded revenue of IDR572 billion at the end of December 2008, rising 15.2% from IDR496.2 billion in 2007, while the company's net profit dropped 39.93% at IDR72.44 billion from IDR120.59 billion in 2007. (irawan/bd)

PENGAMAT: BI HARUS AWASI PENGUASAAN SAHAM ASING

Pengamat ekonomi dari Universitas Gajah Mada (UGM), Sri Adiningsih PhD, mengatakan, Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter di Indonesia harus mengawasi penguasaan saham asing, khususnya di bidang perbankan.

Jakarta, 16/5 (Roll News) - Pengamat ekonomi dari Universitas Gajah Mada (UGM), Sri Adiningsih PhD, mengatakan, Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter di Indonesia harus mengawasi penguasaan saham asing, khususnya di bidang perbankan.

Sri saat dihubungi di Jakarta, Selasa, mengatakan, BI harus memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengawasi regulasi sehingga tetap mampu menekan dan mengendalikan kondisi ekonomi di dalam negeri.

"Asalkan kewenangan BI dalam mengawasi tidak berkurang, hal tersebut tidak menjadi masalah walaupun penguasaan kepemilikan di bidang perbankan dikendalikan asing," ujarnya.

Dengan sistem yang sekarang ini, ia menambahkan, memang memiliki kekurangan dalam segi bisnis, segi operasional dan adanya kebebasan-kebebasan dari regulasi.

"Oleh karena itu, penegakan hukum (law enforcement) harus tetap ditegakkan dan regulasi tersebut harus benar-benar dilaksanakan agar sistem ini tetap berjalan," ujarnya.

Sri juga mengatakan, selama masih ada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan lembaga perbankan menjadi anggotanya, maka simpanan milik nasabah masih dapat terjamin andaikata krisis ekonomi yang terjadi makin memburuk.

LPS sendiri terbentuk melalui UU nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan yang mengamanatkan pembentukan suatu institusi sebagai pelaksana penjaminan dana masyarakat.

Sebelumnya, pada Senin (15/6), pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Faisal Basri, mengatakan, sangat wajar banyak saham di perbankan yang dikuasai asing karena masih banyak masyarakat Indonesia yang masih ragu untuk menanamkan sahamnya di pasar saham.

"Ini terjadi karena tidak ada perlindungan, tidak ada sanksi yang tegas terhadap regulasi yang ada," ujarnya.

Ia menambahkan telah banyak kejahatan dan pelanggaran di pasar saham namun pelakunya bebas dari hukuman sehingga banyak masyarakat menjadi takut untuk menanamkan sahamnya. (sumber : FINROLLNews)

Ultra Jaya to Pay Dividends on Aug 5

StockWatch (Jakarta) - PT Ultra Jaya Milk Tbk (ULTJ) has planned to pay cash dividends of IDR5 per share for the 2008 fiscal year or totally IDR14.44 billion, the management said in an announcement today (Monday 29/6) in Jakarta.

The management said the company will pay cash dividends on August 5 to the company's shareholders who are registered by the recording date on July 24, 2009.

Cum dividend dates in regular/negotiated and cash markets on July 21 and 24, whereas ex dividend dates in the two markets on July 22 and 27, 2009.

In 2008, the company recorded net profit of IDR335.794 billion or surging 901% from IDR30.316 billion in 2007, supported by sales that climbed 20.92% at IDR1.362 trillion from IDR1.126 trillion, and other revenues that reached IDR335.794 billion. (konrad/bw)

Sunday, June 28, 2009

IHSG Sesi I Turun 10,038 Poin ke 2.030,155

Monday, 29 June 2009 12:27:39
StockWatch (Jakarta) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sesi pertama, Senin (29/6) ditutup melemah 10,038 poin (0,492%) menjadi 2.030,155. Indeks LQ45 juga turun 3,028 poin (0,763%) ke level 393,788 sedangkan Jakarta Islamic Index (JII) melemah 3,50 poin (1,075%) ke 322,034, Kompas100 turun 2,907 poin (0,588%) ke level 491,840, dan Bisnis-27 turun 0,197 poin (0,111%) menjadi 186,637.

Berdasarkan data StockWatch, hingga penutupan sesi pertama perdagangan di BEI, harga saham 113 emiten melemah. Sedangkan emiten yang ditutup stagnan dan menguat masing-masing 44 dan 54 emiten. Volume saham yang ditransaksikan selama sesi pertama Senin ini mencapai 1,626 miliar unit saham senilai Rp995,799 miliar dengan frekuensi 29.127 kali transaksi.

Saham Bumi Resources (BUMI), Telkom (TLKM), Bank Mandiri (BMRI), Lippo Karawaci (LPKR), Perusahaan Gas Negara (PGAS), Timah (TINS), dan Bank Central Asia (BBCA) tercatat sebagai 10 saham paling aktif ditransaksikan selama sesi pertama Senin ini.

Saham emiten yang menempati 10 saham top loser di antaranya adalah Petrosea (PTRO) turun Rp300 (3%) ke Rp9.700, Astra Agro Lestari (AALI) turun Rp300 (1,71%) ke Rp17.200, Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) turun Rp250 (2,11%) ke Rp11.600, dan Telkom (TLKM) turun Rp150 (1,97% menjadi Rp7.450.

Sedangkan saham emiten yang tercatat dalam 10 saham top gainer adalah Gudang Garam (GGRM) naik Rp900 (7,73%) menjadi Rp12.550, Bank Danamon (BDMN) naik Rp150 (3,23%) ke Rp4.800, Semen Gresik (SMGR) naik Rp50 (0,96%) ke Rp5.250, dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) naik Rp50 (0,77%) menjadi Rp6.550. (yan)

Asahimas to Pay Dividends of IDR40 per Share

Monday, 29 June 2009 10:08:21
StockWatch (Jakarta) - Shareholders of glass manufacturer PT Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG) have approved the management's proposal for paying dividends of IDR40 per share for the 2008 fiscal year or totally IDR17.36 billion.

Asahimas' management said in a press release, the company has allocated IDR2.75 billion for reserves, which was taken from the company's 2008 net profit of IDR228.27 billion. The rest of the 2008 net profit which is IDR208.16 billion, management said, will be withheld.

In 2008, Asahimas recorded net profit of IDR228.27 billion (IDR526 per share), rising 47.26% from IDR155.01 billion in 2007, backed by sales that moved up 17% at IDR2.235 trillion from IDR1.909 trillion. (konrad/bw)

Stock Market Indices

Stock price index is an indicator that shows the movement of the stock prices. Index is used as an indicator of market trend; it means that index movement describes market condition at one moment, whether it is active or dull.

Through the index, we can know the stock price movement trend today, is it increasing, steady, or declining. For example, if at the beginning of the month, the index is 300 and at the end of the month becomes 360, we can say that the average stock price experiences an increase of 20%.

Index movement becomes an important indicator for investors to determine if they would sell, hold, or buy one or several stocks. Because stock prices move every second and minute, index value will move ups and downs very rapidly as well.

There are 6 (six) types of indexes in the Jakarta Stock Exchange:

  1. Individual index, the index that uses the price of each stock as its basic price, or index of each share listed in the JSX.
  2. Sector Stock Price Index, the index that uses all stocks that included in each sector, such as finance, mining, etc. In the JSX, sector index is divided into 9 sectors: agriculture, mining, basic industry, miscellaneous industry, consumption, property, infrastructure, finance, trades and services, and manufacture.
  3. Jakarta Composite Index, the index that uses all listed shares as the index’s component.
  4. LQ 45 Index, the index that consists of 45 chosen stocks by considering 2 variables: trading liquidity and market capitalization. There are new stocks listed in the LQ 45 index every 6 months.
  5. Jakarta Islamic Index (JII). JII is an index consists of 30 stocks that accommodate the Islamic Canon Law investment or an index that is based on Islamic Law. In other words, this index includes stocks theat fulfill the criteria of investment in Islamic Law. The stocks included in this index are stocks issued by issuers that run their business activities not in contrast with the Islamic Law, such as:
    • Gambling business and any games that include gambling or prohibited trading.
    • Conventional financial institution, including conventional banking and insurance.
    • Businesses that produce, distribute, and trade food or drink that are prohibited by Islamic Law.
    • Businesses that produce, distribute, and/or provide products and services that destroy morality and harmful.

Main Board and Development Board Indices. Stock price indices that specifically based on group of stocks listed in JSX, Main Board Group and Development Board Group.

Trading Mechanism

Before making transaction, the investor must become a customer of one security company or brokerage office. There are about 120 securities companies listed as the Exchange Members in the Jakarta Stock Exchange.

The opening document of the account encompasses complete customer’s identity (including investment targets and financial condition) and also some information regarding the kind of investment the customer will make.

The customers or investors could make selling or buying order after they have been approved as a customer in a security company. Every security company usually requires its customers to deposit a certain amount of money as a guarantee to do the transaction. The amounts of the deposit are various; for example, some security companies require their customers to deposit Rp 25 million as the gurantee fund while others ask for Rp 15 million, and so on.

Principally, there is no minimum limit of the amount of fund used to buy the shares. In stock trading, the amount of shares traded uses a trading unit called as lot. In the Jakarta Stock Exchange, one lot means 500 shares and that is the minimum limit of buying shares. The fund needed to buy them is various because the stock prices listed in exchange are also various. For instance, stock price of XYZ is Rp 1,000, so the minimum fund needed to buy a lot of share is Rp 500,000 (500 multiplied by Rp 1,000). Another illustration, if ABC’s stock price per share is Rp 2,500, the minimum fund to buy the shares is Rp 1,250,000 (500 multiplied by Rp 2,500).

In the Jakarta Stock Exchange, transactions are held on certain days called as the Exchange Days/Trading Day.

Exchange Day

Trading Session

Time

Monday to Thursday

Session I

Session II

09.30 AM-12.00 PM

13.30 PM-16.00 PM

Friday

Session I

Session II

09.30 AM-11.30 PM

14.00 PM-16.00 PM




Seen from the process, the sequence of share trading or other securities can be explained as follow:

  1. Become a customer in a Security Company
    In this part, someone who wants to invest must become a customer or open an account in one Security Company. After officially registered as a customer, the investor can start making transactions
  2. Order from customer.
    The activity of buying and selling shares is started with the instruction given by the investor to the broker. The order can be done directly, in which the investor come straightly to the brokerage company, or through means of telecommunication such as the telephone.
  3. Order is sent to a Floor Trader
    Every order that comes to the broker in the brokerage company will be sent to the broker on the Trading Floor known as the Floor Trader.
  4. Order is entered into the JATS
    Floor Trader will then make an entry of every order they received in the JATS computer. There are hundreds of JATS terminal in the Trading Floor to put in the customers’ orders. The orders in the JATS system will be monitored by the floor traders, brokers in the brokerage office and the investors. There should be a communication in this step between the brokers and the investors so that the buying and selling orders made by the investors can be carried out well. It is in this step also that the Floor Trader can do some changes in the order, such as changing the offering price.
  5. Transaction is matched
    In this step, the orders entered in the JATS system will be matched with the suitable price, and then will be registered in the JATS system as a done transaction, which means that the buying or selling order has find the right price. The Floor Traders or the traders in the brokerage office will then inform the investors that their orders have been fulfilled.
  6. Transaction settlement
    The last step of the transaction process is the transaction settlement. In this step, the investors cannot automatically receive their rights because they first have to go through several process such as clearing, transfer account, and so on until the investors’ rights is fulfilled. The investor that sells will receive the money, and the investor that buys will receive his/her shares.
    At the JSX, the settlement process takes 3 trading days. It means that if the transaction happens today (T), the rights will be received on the next three days, or known as T + 3.