Tuesday, June 15, 2010

Sorini Agro Asia (SOBI): Perkiraan Kinerja 2010F

Untuk tahun 2010F kami memperkirakan SOBI akan mengalami penurunan laba operasi dan laba bersih dibandingkan tahun 2010F. Penurunan ini terutama disebabkan oleh kenaikan harga pokok penjualan berupa tapioca starch yang telah terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Pada komposisi biayanya, bahan baku berkontribusi sekitar 70% dari total biaya. Untuk tahun 2010F kami perkirakan penjualan akan meningkat cukup signifikan skitar 27% yoy menjadi Rp1,9trilyun. Namun akibat kenaikan biaya tersebut kami perkirakan laba bersih akan mengalami penurunan sekitar 23% yoy menjadi Rp122 miyar.Meskipun demikian, untuk tahun 2011F kami perkirakan kinerja operasional SOBI akan mengalami pemulihan seiring dengan prediksi penurunan harga bahan baku produksinya. Peningkatan kinerja juga ditunjang dengan akan diselesaikannya pabrik starch di Lampung dengan kapasitas 100.000 MT per tahun. Pabrik tersebut direncanakan akan mulai berperasi pada akhir tahun 2010F. Target harga saham SOBI adalah Rp2.050 dengan menggunakan metode DCF Rekomendasi: BUY.

Pelepasan Anak Usaha TLKM Potensi Tingkatkan Fokus Usaha

Salah satu pelaku usaha telekomunikasi di Indonesia, Telkom, secara resmi menunjuk penasihat keuangan dalam rangka pelepasan dua anak usaha perseroan, yaitu : PT Citra Sari Makmur (CSM) dan PT Patrakom. Adapun proses tersebut diharapkan akan selesai pada kuartal ke 3 tahun 2010. Seperti pernah kami sampaikan sebelumnya, pelepasan tersebut seiring dengan niat TLKM untuk lebih fokus kedalam bisnis intin perusahaan. Pertumbuhan pendapatan lini usaha new waves revenue kami lihat menjadi sebuah titik awal konsistensi pertumbuhan pendapatan TLKM di beberapa tahun yang akan datang. Pasca pelepasan anak usaha tersebut, maka focus usaha untuk mengembangkan beberapa layanan jasa telekomunikasi yang akan memberikan pemicu pertumbuhan lebih signifikan pada total pendapatan konsolidasi TLKM dapat terjadi lebih cepat.

Hingga periode 1Q10, lini bisnis new wave perusahaan mencatat kenaikan pendapatan menjadi Rp 2.34tn (1Q10) atau bertumbuh sebesar 32.5%, sedangkan lini usaha lama TLKM yaitu legacy bisnis hanya mengalami kenaikan pendapatan sebesar 2.8% menjadi 14.24tn (1Q10). Pelepasan unit usaha Fleksi (dalam scenario pendapatan lini usaha tersebut masih dikonsolidasikan) juga kami lihat akan memberikan dampak yang signifikan bagi kinerja TLKM di beberapa tahun yang akan datang. Selain TLKM dapat focus mengembangkan lini bisnis data dan internet, perusahaan juga dapat lebih mengembangkan bisnis seluler (telkomsel) sebagai kontributor utama pendapatan perusahaan selama beberapa tahun silam. Diversifikasi layanan seluler (telkomsel) juga akan lebih bervariasi dan pada akhirnya berpotensi memicu pertumbuhan pendapatan yang signifikan.Kami memprediksikan TLKM akan mencatat kenaikan pendapatan menjadi Rp 66.67tn (FY10F) dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 4.17% menjadi Rp 11.80tn (FY10F). Kami masih memiliki sudut pandang yang positif terhadap potensi pertumbuhan usaha perusahaan hingga akhir tahun ini. TLKM ditutup pada Rp 7.950 per lembar saham atau setara dengan p/e rasio sebesar 13.53x atau dibawah rata rata industry p/e sebesar 22.59x. Kami konsisten dengan rekomendasi BUY dengan target harga sebesar Rp 9.200 per lembar saham.

Aneka Tambang (ANTM) Batal Right Issue

Dengan banyaknya proyek yang akan dilaksanakan, dimana untuk semua proyek dapat berjalan akan membutuhkan Rp 2,5 triliun, ANTM mempertimbangkan untuk melakukan right issue tahun ini. Namun wacana untuk right issue tampaknya dibatalkan seperti yang diutarakan oleh Direktur Utama ANTM.

Dikatakan ANTM akan menggunakan dana internal dan apabila diperlukan akan mencari pinjaman dari perbankan. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa ANTM tidak akan melaksanakan secara sekaligus dilangsungkan tahun ini. Mengingat total dana yang dibutuhkan untuk pelaksanakan semua proyek mencapai Rp 2,5 triliun yang mana sulit dipenuhi dengan dana internal dan pendanaan dari perbankan. Dengan meningat total ekuitas 2010F yang mencapai Rp 8.8 triliun kami memperkirakan Debt to Equity ratio ANTM dapat mencapai 0.25x. Meski tidak tinggi namun kami melihat hal tersebut dapat membahayakan mengingat pergerakan harga komoditas yang berfluktuasi.

Ketika harga komoditas baik tentunya tidak akan membebankan secara cash flow operasional dari beban bunga hutang. Beban bunga hutang akan dapat memukul kinerja ANTM apabila harga komoditas nikel rendah.Tentunya hutang, paling tidak Rp 2 triliun, akan dibayar lebih dari setahun.Untuk tahun ini kami perkirakan harga komoditas nikel dan juga emas akan membaik jikadibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Laba bersih ANTM tahun ini kami perkirakan akan mencapai Rp 1.1 triliun dari Rp 604 triliun. Volume penjualan emas yang dimanufaktur ANTM akan lebih banyak, disumbang oleh tambang Cibaliung yang akan beroperasional pada tahun ini semester II.Proyeksi harga wajar dengan menggunakan metode Discounted Cash Flow setelah proyeksi keuangan memberikan nilai intrinsik ANTM di Rp 2900 yang nama masih jauh dari harga penutupan terakhir ANTM, oleh sebab itu kami merekomedasi BUY untuk ANTM.

Indeks dapat melanjutkan penguatannya

Setelah ditutup menguat tipis kemarin, kami perkirakan indeks dapat kembali bergerak di teritori positif hari ini. Terbawa sentimen positif yang dihembuskan dari Amerika. Penguatan Indeks bursa di Amerika yang signifikan semalam dipicu dengan baiknya data manufaktur di Amerika. Kenaikan data manufatur ditranslasikan dengan akan membaiknya penyerapan tenaga kerja. Penguatan bursa di Amerika Serikat mempengaruhi pergerakan bursa di kawasan Asia.

Beberapa bursa Asia yang telah bertransaksi bergerak menguat. Harga komoditas dunia juga didominasi dengan penguatan seperti harga minyak bumi dan timah. Harga nikel di London Metal Exchange melemah namun perlemahannya menurut kami tidak berarti. Nilai mata uang JPY dan EUR menguat demikian juga IDR. IDR ditukarkan pada Rp 9150 dari Rp 9170 yang setidaknya menunjukkan masih ada optimisme untuk berinvestasi dan dana asing masuk ke Indonesia. Indeks
berpeluang bergerak di kisaran 2810-2870 dan ditutup di zona hijau.

Monday, June 14, 2010

ANALISA TEKNIKAL HARI INI

IHSG ditutup diatas 50-day MA.
IHSG dibuka menguat hingga penutupan di level 2.826. Indeks berpeluang melanjutkan laju kenaikan, setelah ditutup diatas 2.825 (50-day MA), menunjukkan pola candle long bullish marubozu, higher high higher low dan buying power yang stabil. Jika indeks dibuka menguat, berpeluang menuju resist 2.839/2.855. Namun jika indeks dibuka melemah, berpeluang menuju support 2.814, jika tembus ke 2.790/2.768. Indeks diperkirakan dalam kisaran 2.790-2.850.

KLBF membentuk long white marubozu setelah berhasil menembus resist trendline di 1,880 (61,8% fibbo retracement) diiringi lonjakan volume yang tajam. Harga berpeluang menembus resist 2,025 dengan resist selanjutnya di 2,125. Selama pullback terbatas di support 1,930 dan 1,850, uptrend jangka pendek akan terus berlanjut. Rekomendasi : Spec.BUY dengan stoploss di 1,930.

CTRA mengalami kenaikan dalam pola bull flag continuation dan sempat menyentuh double topnya di 830 (61,8% fibbo retracement), MA 10d dan MA 20d crossover namun volume perdagangan melemah. Jika harga berhasil menembus 830, resist selanjut di 880, namun bila terjadi tekanan jual, maka harga terkoreksi ke 790 (50% fibbo retracement) dan support selanjutnya di 750. Rekomendasi: HOLD dengan stoploss di 790.

CPIN berada dalam trend bullish, menunjukkan pola bullish continuation setelah breakout new high dengan buying power yang kuat. CPIN berpeluang menguat ke target neckline dari inverted head & shoulder di 3.350 dan resist 3.500. Namun jika gagal bertahan diatas 3.050, CPIN berpeluang koreksi ke support 2.900/2.775. Rekomendasi: Speculative Buy, stop loss 2.975.

JSMR menunjukkan trend bullish dalam uptrend channel dan inverted H&S, meski menunjukkan pola candle tri star bearish, formasi double top dengan volume yang tipis. JSMR berpeluang menguat, jika dapat tembus 2.025 dengan volume meningkat, menuju resist 2.150/2.300. Namun jika gagal, berpeluang koreksi ke support 2.000/1.900. Rekomendasi: Speculative Buy, stop loss 1.925.

Sunday, June 13, 2010

Produksi Astra Agro Lestari (AALI) Juni 2010

Pada lima bulan pertama tahun ini AALI memanen sebanyak 1,46 juta ton tandan buah segar kelapa sawit. Panen ini lebih rendah 7% daripada periode yang sama setahun yang lalu. AALI memanen 1,57 juta ton tandan buah segar kelapa sawit. Dari panen tersebut AALI memproduksi minyak kelapa sawit (CPO) 379.000 ton dari 395.000 ton pada tahun lalu dalam periode yang sama atau turun 4.2% Kurangnya penurunan panen pada produksi CPO dikarenakan tingkat perasan yang lebih baik. Tingkat perasan buah segar AALI pada tahun lalu adalah 22.55% untuk setiap ton tandan buah segar pada lima bulan pertama 2009 naik menjadi 23.59%. Panen tandan buah segar pada bulan Mei lebih baik daripada bulan April. AALI memproduksi 82.700 ton CPO dari 77.100 ton yang mana perbaikan panen tersebut sama polanya dengan pola panen tahun lalu.

Kami masih berpandangan, meski laporan panen AALI turun, bahwa produksi CPO AALI akan meningkat daripada total produksi tahun lalu. Dibarengi dengan perbaikan harga rata-rata CPO di tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu maka nilai penjualan AALI akan lebih tinggi. Kami memproyeksikan AALI akan membukukan penjualan dari Rp 7.4 triliun menjadi Rp 8 triliun. Laba bersih AALI akan mencapi Rp 2 triliun dari Rp 1.66 triliun. Perhitungan harga wajar AALI berada di Rp 29.400 yang mana masih memberikan keuntungan investasi yang menarik. Rekomendasi AALI: BUY.

ASII Berpotensi Bertumbuh Signifikan Hingga Akhir 2010

Divisi otomotif ASII kembali mencatat kenaikan kinerja di bulan February 2010. Penjualan 2W mencatat kenaikan sebesar 21% YoY dari sekitar 200.486unit (Feb09) menjadi 242.865unit (FY10). Angka tersebut juga terhitung naik bila dibandingkan dengan pencapaian bulan sebelumnya (Jan10) sebanyak 216.041unit. Kinerja 4W di bulan yang sama juga diprediksi akan mencatat kenaikan yang signifikan atau bertumbuh dari Jan10 sekitar 31.074unit (Astra) dan 21.732unit (Non Astra) atau setara dengan market share sebesar 59% (Jan10), naik dari 57% (Jan09) YoY. Data sementara dari pihak internal management menyatakan, total penjualan pasar 4W pada periode February 2010 mencapai 108.388unit. Bila mengasumsikan penjualan 4W akan stabil dengan jumlah minimum 50.000unit per bulannya, maka target sebanyak 600.000unit mobil akan dapat tercapai hingga akhir tahun 2010, atau lebih rendah sedikit dibandingkan dengan pencapaian tahun 2008 sebanyak 607.805unit.

Secara keseluruhan, pencapaian ASII hingga akhir tahun lalu masih mencatat kinerja yang baik. Penjualan bertumbuh menjadi Rp 98.52tn (FY09) dari sekitar Rp 97.06tn (FY08), sedangkan laba bersih kembali mengalami peningkatan dari Rp 9.19tn (FY08) menjadi Rp 10.04tn (FY09), dengan kenaikan EPS menjadi 2.480 (FY09) dari sekitar 2.270 (FY08). Hingga akhir tahun ini kami memprediksikan ASII masih akan mencatat pertumbuhan usaha yang akan didorong oleh kontributor bisnisnya antara lain: Otomotif, Pertambangan dan Alat Berat, sedangkan lini usaha lain kami prediksikan akan memberikan dampak yang cukup signifikan dengan kembali mencatat pertumbuhan (FY10F). Kami masih konsisten dengan sudut pandang optimis pada pertumbuhan usaha perusahaan di masa yang akan datang. Kami memberikan rekomendasi BUY dengan target harga Rp 47.500 per lembar saham.