Monday, June 7, 2010

MORNING NEWS

IQPlus(8/6) -Saham-saham AS jatuh pada Senin yang ditutup pada tingkat terendah tahun ini karena Wall Street sangat terganggu oleh kekhawatiran pemulihan pengangguran AS dan meningkatnya krisis utang Eropa. Dow Jones Industrial Average merosot 115,48 poin (1,16 persen) menjadi 9.816,49, menambah penurunan 3,0 persen indeks "blue-chip" pada Jumat. Dow ditutup di posisi terendah sejak November 2009.

Indeks teknologi Nasdaq kehilangan 45,27 poin (2,07 persen) menjadi 2.173,90 sedangkan indeks S&P 500, ukuran lebuh luas dari pasar, tergelincir 14,41 poin (1,35 persen) menjadi 1.050,47.


Minyak Naik Tipis ke US$71,44
Mosi Retnani Fajarwati

INILAH.COM, New York - Harga minyak bertahan di level US$71 per barel, usai pelemahan sepanjang pekan lalu.

Nilai tukar euro terhadap dolar AS anjlok ke US$1,1964, kala para investor fokus pada Hongaria yang menyatakan bahwa pemerintahnya berpotensi mengalami gagal bayar (default).

Pada perdagangan New York Mercantile Exchange untuk kontrak Juli, Senin (7/6), harga minyak naik tipis 31 sen ke US$71,44 per barel. Harga minyak anjlok pada perdagangan Jumat pekan lalu sebesar US$3,48.

Sementara harga minyak cair juga naik 0,0195 sen ke US$1,977 per galon, gasolin naik 0,0179 sen ke US$2,0132 per galon, dan gas alam turun 0,019 sen ke US$4,778 per 1.000 kaki kubik.


Rumor Bursa
Investor Tiongkok Incar CNKO

INILAH.COM, Jakarta - Satu investor perusahaan investasi dari Tiongkok dikabarkan bakal mengambil alih (take over) PT Central Korporindo International Tbk (CNKO).

Perusahaan tersebut meninati CNKO karena perseroan dinilai berkontribusi dalam ekspor batubara kalori rendah ke negara tersebut. Rasio harga per buku CNKO sat ini masih murah di kisaran 0,6X.

Sementara itu, pada penutupan perdagangan bursa kemarin harga saham CNKO ditutup naik 3 poin ke level Rp113. [san /cms]


Rumor Bursa
Cermati Saham AGRO

INILAH.COM, Jakarta - PT Bank Agroniaga Tbk (AGRO) dikabarkan sedang diakumulasi para manajer investasi lokal. Pasalnya, PT BRI Tbk pekan ini diwartakan bakal meneken akuisisi 90% saham Agroniaga pada harga Rp200.

Para manajer investasi mesti mengambil AGRO dalam porsi yang lebih besar lagi. MEreka yakin pada pekan ini manajemen AGRO akan mengumumkan proses akuisisi dilanjutkan dengan tender offer.

Sementara itu, pada perdagangan bursa Senin (7/6), harga saham AGRO ditutup naik 2 poin ke level Rp135. [san/cms]


Pilih Saham Berbasis Konsumsi Domestik
Natascha & Asteria

INILAH.COM, Jakarta – Indeks pada perdagangan Selasa (8/6) masih berpotensi terkoreksi. Investor bisa memilih saham yang fokus pada pasar domestik dari sektor perbankan, infrastruktur dan consumer goods.

Analis pasar modal Pardomuan Sihombing memprediksikan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini masih akan tertekan. Terutama karena merambatnya situasi di Eropa yang rumit ke Hungaria. Sementara dari dalam negeri, angka inflasi terlihat mulai naik.

Secara tahunan pun terlihat ada tren menguat atas tekanan inflasi. “Hal ini mempersulit IHSG mencapai level 3.000,” katanya kepada INLAH.COM, Senin (7/6) kemarin.

Menurutnya, pemulihan di Eropa lebih sulit dari AS, mengingat krisis ekonomi di negara Paman Sam bisa diatasi dengan menurunkan suku bunga. Sedangkan di Eropa, saat ini suku bunga sudah sangat rendah. Alhasil, langkah untuk menyelamatkan ekonomi Eropa tidak efektif. "Hal ini pun terus menginfeksi bursa global termasuk IHGS," ujarnya.

Di tengah kondisi ini, Domu merekomendasikan saham-saham unggulan yang berorientasi pada pasar domestik. Seperti dari sektor perbankan, infrastruktur dan consumer goods. Ia menilai, emiten–emiten ini cukup defensif terhadap pemburukan ekonomi Eropa.

Saham perbankan yang disarankan adalah PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Central Asia (BBCA) dan PT Bank Tabungan Negara (BBTN). Untuk saham infrastruktur adalah PT Jasa Marga (JSMR) dan PT Perusahaan Gas Negara (PGAS).

Sedangkan saham consumer goods pilihannya adalah PT Indofood Sukses Makmur(INDF), PT Kalbe Farma (KLBF) dan PT Unilever (UNVR). “Investor bisa trading buy untuk saham-saham ini,” imbuhnya.

Dihubungi terpisah, analis PT HD Kapital Yuganur Wijanarko mengatakan, pasar sebaiknya mengantisipasi kemungkinan adanya rebound di pasar Asia dan IHSG. Hal ini seiring ekspektasi membaiknya data kredit konsumen AS yang akan memicu positifnya Wall Street. “Pasar tampaknya akan menguat setelah kemarin berakhir dengan minus yang berkurang,” ucapnya.

Ia pun menyarankan investor memilih saham sektor perbankan, seperti BBRI dan BBCA. Terutama karena emiten ini banyak mengucurkan kredit konsumsi. Selain itu, saham yang bisa dipilih adalah saham properti lapis dua seperti PT Dharmala Intiland (DILD) dan PT Sentul City (BKSL). “Trading buy untuk semua emiten-emiten ini,” katanya.

Yuganur menuturkan, saham DILD direkomendasikan terkait laporan keuangan semester pertama 2010 yang positif. Perseroan mencatatkan laba bersih tertinggi di antara saham properti lapis dua lainnya. “Hal ini karena DILD menjual residensial bertarif premium,” paparnya.

Sedangkan saham BKSL juga menjadi pilihannya. Pasalnya, meski secara Nilai Aktiva Bersih (Net Asset Value/NAV) paling murah, nilai saham ini tidak merefklesikan kondisi perseroan yang memiliki land bank terbesar di saham lapis dua.

Pada perdagangan Senin (7/6), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 73,018 poin (2,59%) ke level 2.750,233. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia terpantau cukup ramai, dimana volume transaksi tercatat sebanyak 5,246 miliar lembar saham, senilai Rp 3,317 triliun dan frekuensi 89.111 kali. Sebanyak 27 saham naik, 208 saham turun, dan 32 saham stagnan.



EKSPANSI TLKM
Sinergi TLKM dengan BTEL bisa Tahun Ini

JAKARTA. Ekspansi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) tidak boleh dipandang sebelah mata. Dalam waktu dekat ini mereka merencanakan untuk bersinergi dengan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL).

Rinaldy Firmansyah, Direktur Utama TLKM menjelaskan, pihaknya sampai saat ini terus berbicara dengan pemegang saham BTEL untuk melakukan sinergi itu. "Sinergi ini kemungkinan bisa terlaksana pada akhir tahun ini atau paling lambat pada tahun depan," katanya, di Jakarta hari ini (7/6).

Rinaldi melanjutkan, Telkom tidak membatasi sinergi ini dengan BTEL saja. "Kami juga ngobrol dengan yang lainnya juga," tambahnya. Sayang, Rinaldi tidak mau mengungkapkan identitas perusahaan lainnya itu.

Sebelumnya, Komisaris Utama TLKM Tanri Abeng pernah mengatakan ia juga berbicara dengan pemegang merek dagang Smart dan Fren.

Abdul Wahid Fauzie


OBLIGASI TLKM
Jamsostek Siap Serap Obligasi Telkom

JAKARTA. Walau baru melaksanakan uji tuntas alias due dilligence, namun PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) sudah menyatakan minatnya untuk membeli obligasi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Perusahaan yang mengelola dana masyarakat ini siap menyerap hingga 30% atau sekitar Rp 900 miliar.

Hotbonar Sinaga, Direktur Utama Jamsostek mengatakan, ia bisa menyerap hingga 30% jika suku bunga yang ditawarkan bisa double digit. "Kalau single digit, pasti tidak akan sebesar itu," imbuhnya, hari ini (7/6).

TLKM menawarkan obligasi yang sebentar lagi akan diterbitkan dengan kupon FR 27 plus 50 hingga 150 basis poin dan FR 31 plus 50 hingga 150 basis poin.

Abdul Wahid Fauzie


IQPlus (8/6) - Indonesia akan terbuka bagi investor asing di sektor pertanian dan akan meningkatkan level investor asing di semua sektor termasuk kesehatan, transportasi. Asing akan diberi kepemilikan hingga maksimal 49 persen di sektor pertanian termasuk bera. Namun indonesia masih melarang investor asing di sektor menara telekomunikasi meski mendapat tekanan dari investor luar agar sektor itu dibuka. Indonesia butuh miliaran dolar untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi 7 persen di 2014.

IQPlus (8/6) - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) merevisi nilai dividen yang akan dibagikan dari sebelumnya Rp10,02 per saham menjadi Rp10,0182. Hal ini disampaikan Natal Argawan Pardede, Sekretaris Perusahaan WIKA dalam keterbukaannya ke BEI. Dijelaskan, berdasarkan nilai dividen yang diputuskan dalam RUPS Tahunan Perseroan sebesar Rp56,81 miliar.

IQPlus (8/6) - Bank Mandiri siap melakukan pembayaran bunga ke-2 Obligasi Subpordinasi I tahun 2009. Keterangan perseroan menyebutkan pembayaran akan dilakukan sebesar Rp103.687.500.000. Dana akan dikirim ke rekening KSEI pada 10 Juni 2010.

IQPlus (8/6) - Indonesia menilai bahwa keluarnya dana asing dalam beberapa minggu terakhir sebagai akibat dari krisis eropa hanya sementara, demikian dikatakan oleh bank Indonesia. Menurut BI karena fundamental ekonomi yang kuat. Bursa turun 4 persen dan rupiah melemah 1,5 persen ketika pasar saham asia kahwatir akan potensi krisis utang di hungaria dan kecewa atas data pekerja AS. BI mengatakan bahwa rupiah juga melemah di mei akibat kekhawatiran krisis. Namun BI yakin hal ini hanya sementara karena pertumbuhan ekonomi yang stabil dan surplus perdagangan dan neraca pembayaran RI yang baik.


Inilah 20 Emiten Kontribusi Pajak di 2009
Agustina Melani

INILAH.COM, Jakarta - Sumbangan 20 emiten dengan kontribusi pajak sebesar Rp30,58 triliun per September 2009. Total sumbangan pajak dari emiten sekitar Rp42,35 triliun.

Setoran pajak 20 emiten pembayar pajak terbesar per September 2009 antara lain: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar Rp4,9 triliun, PT Adaro Energy Tbk sebesar Rp3,17 triliun, PT Astra International Tbk sebesar Rp2,99 triliun, PT Bank Mandiri Tbk sebesar Rp2,47 triliun, PT HM Sampoerna Tbk sebesar Rp1,75triliun, PT Bumi Resources Tbk sebesar Rp1,67triliun.

Kemudian ada, PT Perusahaan Gas Negara Tbk sebesar Rp1,65triliun, PT BCA Tbk sebesar Rp1,44 triliun, PT BRI sebesar Tbk Rp1,36triliun, PT United Tractors Tbk sebesar Rp1,20 triliun, PT Gudang Garam Tbk sebesar Rp1,13 triliun, PT Indo Tambang Megaraya Tbk sebesar Rp969 miliar, PT Indofood Tbk sebesar Rp912 miliar, PT Perusahaan Tambang Bukit Asam Tbk sebesar Rp911 miliar.

PT Unilever Tbk sebesar Rp903 miliar, PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk sebesar Rp719 miliar, PT Indosat Tbk sebesar Rp625 miliar, PT Bank Danamon sebesar Rp602 miliar

PT Astra Agro Lestari Tbk sebesar Rp573 miliar, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia sebesar Rp497 miliar.

Sehingga total pajak 20 emiten tersebut sekitar Rp30,589 triliun. Demikian seperti dikutip INILAH.COM dari IDX Newsletter, Senin (7/6). Seperti diketahui, pada 2008 total penerimaan pajak dari 287 emiten mencapai Rp46,85 triliun atau sekitar 7% dari penerimaan pajak nasional sebesar Rp658,7 triliun.

0 comments:

Post a Comment

Your comment will be moderated the first time you do like if you include links. From there not be necessary if you use the same data and keep your sanity. Will not be published insults, slander or disrespect to the readers and commentators on this blog.