Monday, June 7, 2010

BUMI Bakal Terdongkrak Akuisisi BTEL

INILAH.COM, Jakarta - Saham PT Bumi Resources (BUMI), Selasa (8/6) diprediksi menguat seiring positifnya sentimen dari grup Bakrie terkait penjajakan akuisisi BTEL oleh TLKM. Strong buy BUMI!

Pengamat pasar modal, Willy Sanjaya mengatakan, potensi penguatan saham BUMI hari ini salah satunya dipicu sentimen positif dari grup Bakrie. Hal ini terkait aksi PT Telkom (TLKM) yang sedang menjajaki akuisisi PT Bakrie Telecom (BTEL), salah satu anak usaha Bakrie.

Wacana itu, menurutnya sudah diangkat hingga DPR melalui Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah. “Karena itu, BUMI akan mengarah ke level resistance Rp1.820 dan Rp1.720 sebagai level support-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (7/6).

Pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup melemah Rp110 (5,91%) menjadi Rp1.750 dibandingkan akhir pekan lalu di level Rp1.860. Harga tertingginya mencapai Rp1.790 dan terendah Rp1.690. Volume transaksi mencapai 253,4 juta unit saham senilai Rp443,5 miliar dan frekuensi 6.748 kali.

Berita terkait akuisisi itu, lanjut Willy menjadi kabar gembira bagi saham-saham yang bernaung di bawah The Seven Brothers termasuk BUMI. “Trigger-nya bisa di saham BTEL sehingga harga saham sejuta umat ini pun terangkat,” tambahnya.

Di sisi lain, penutupan saham BUMI kemarin yang mengalami tekanan tajam sudah diiringi besarnya volume transaksi. Karena itu, berpeluang naik kembali hari ini ke level Rp1.820.

Willy menilai, tekanan jual terhadap BUMI kemarin tidak masuk akal. Hal itu semata faktor goncangan regional. Dia berharap, pasar dan kondisi market regional bisa kembali mereda setelah sebelumnya terimbas kasus-kasus utang di Eropa seperti Hongaria. “Sebab, setiap kali kasus Eropa merebak, indeks akan terguncang kembali termasuk BUMI,” ucapnya.

Jika pasar regional kembali melaju dengan tenang, saham BUMI dipastikan menguat. Sementara pergerakan bursa AS sudah mulai tenang sebab di Eropa pun kemarin hanya minus 7-20 poin.

Apalagi, harga batubara di Newcastle kembali menguat ke level US$98 per metrik ton dari sebelumnya US$96. “Karena itu, menyimpan saham BUMI untuk long term sangat menjanjikan,” tuturnya.

Willy menargetkan harga saham BUMI hingga akhir tahun ini di level Rp3.800-an. Ia juga memperkirakan, setelah Piala Dunia 11 Juli mendatang, pasar kembali aktif. “Jika hari ini tidak ada berita buruk kembali, BUMI akan menguat,” ucapnya.

Ia mengakui memang cukup sulit bagi BUMI untuk menguat lebih jauh. Sebab, pekan ini sudah memasuki bulan Piala Dunia. Sebagian besar fokus pelaku pasar termasuk domestik tertuju ke Afrika Selatan tempat perhelatan akbar sepakbola itu dilangsungkan.

“Pelaku pasar mengikuti pesta empat tahunan,” imbuhnya. Pada saat Piala Dunia, transaksi tipis dan perdagangan sepi. Hal itu selalu terjadi setiap 4 tahun sekali dan dua tahun sekali di Piala Eropa.

Sementara itu, tambah Willy, dari dalam negeri tidak ada hal-hal yang berpengaruh negatif ke pasar. Saat ini pasar tinggal menunggu fit and proper test Gubernur Bank Indonesia (BI) di mana Darmin Nasution akan segera menduduki posisi puncak di bank sentral itu.

Untuk itu, Willy merekomendasikan hold dan strong buy atas BUMI untuk jangka menengah dan long term. Sebab, level saat ini sudah sangat murah. “Untuk jangka pendek, pelaku pasar sebaiknya bermain cepat karena sekarang sudah masuk momentum Piala Dunia,” tandas Willy.

Ahmad Munjin

0 comments:

Post a Comment

Your comment will be moderated the first time you do like if you include links. From there not be necessary if you use the same data and keep your sanity. Will not be published insults, slander or disrespect to the readers and commentators on this blog.