Sunday, April 25, 2010

MORNING NEWS

IQPlus(26/4) - Bank Mandiri pada kuartal pertama 2010 membukukan laba

setelah pajak senilai Rp2 triliun atau naik 43,1 persen dibandingkan periode
sama sebelumnya Rp1,4 triliun. Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowardojo,
di Jakarta, mengatakan naiknya laba tersebut didorong oleh naiknya pendapatan
bunga dan "fee based income" (pendapatan non bunga). Pendapatan bunga Mandiri
naik 5,5 persen dari Rp4,3 triliun pada kuartal pertama 2009 menjadi Rp4,6 triliun
pada kuartal pertama 2010. Sedangkan "fee based income" naik 24,2 persen menjadi
Rp1,49 triliun dibanding periode sama 2009 yang hanya mencapai Rp1,2 triliun.
Kondisi telah mendorong Mandiri mencatat laba operasi naik 30 persen dari Rp2 triliun
menjadi Rp2,62 triliun pada kuartal pertama 2010. Membaiknya kinerja Mandiri pada
tiga bulan pertama ini karena keberhasilan dalam meningkatkan penyaluran kredit
senilai Rp201,9 triliun atau naik 14,2 persen dibanding periode sama 2009 senilai
Rp176,9 triliun.

End(Ag)



IQPlus(26/4) - PT Bakrieland Development TBK (ELTY) mengikuti kegiatan
Indonesia Conference bersama JP Morgan di Jakarta pada 21-22 April 2010. Kegiatan
ini dalam rangka memberikan informasi mengenai kinerja dan prospek Perseroan.
Demikian disampaikan oleh Presiden Direktur dan CEO PT Bakrieland Development Tbk
Hiramsyah S. Thaib dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.

End(Ag)




Rumor Bursa
Benakat Bakal Akuisisi Apexindo

(inilah.com/Agung Rajasa)

INILAH.COM, Jakarta - PT Benakat Petroleum Energy Tbk (BIPI) kembali dikabarkan tertarik mengakuisisi sebuat perusahaan kontraktor minyak dan gas bumi (migas).

Kabar di pasar menyebutkan, perseroan ingin memperbesar bisnisnya dengan memiliki saham Elnusa dan perusahaan lainnya. Karena itu, harga BIPI akan dikerek ke posisi Rp500 jangka pendek.

Sementara itu, pada penutupan perdagangan bursa akhir pekan lalu harga saham BIPI ditutup stagnan Rp230. [san/cms]




Rumor Bursa
Cermati Saham Jaya Real Property

(inilah.com)

INILAH.COM, Jakarta - Beberapa broker dikabarkan mengakumulasi saham PT Jaya Real Property Tbk (JPRT), karena harganya masih cukup murah dengan price earning ratio (PER) cukup murah hanya 6,6 kali.

Kabar lain juga menyebutkan, kinerja perseroan semakin bagus seiring dengan membaiknya perekonomian nasional.

Pada penutupan perdagangan bursa akhir pekan lalu, harga saham JRPT ditutup turun Rp10 ke Rp810. [san/cms]





IHSG Berpeluang 'Rebound'
Akumulasi Saham ANTM & PGAS
Natascha & Asteria

(inilah.com/Agung Rajasa)

INILAH.COM, Jakarta – Di tengah peluang rebound-nya bursa, saham ANTM dan PGAS, Senin (26/4) bisa menjadi pilihan. Namun, trading sebaiknya dilakukan untuk saham lapis dua dan tiga.

Hendri Effendi, analis Citi Pacific Securities mengatakan, indeks hari ini masih berpeluang rebound. Meskipun market sudah tinggi, berdasarkan teknikal analisis, IHSG secara mingguan masih berada di atas moving average. “Ini berarti, ada kecenderungan indeks untuk menguat lebih lanjut,” katanya kepada INILAH.COM.

Kondisi fundamental dan rilisnya laporan keuangan beberapa emiten yang positif, akan mendongkrak bursa. Seperti kinerja saham PT Bank Mandiri (BMRI) dan PT Bank Danamon (BDMN). Karena keduanya bagus, maka akan berimbas positif pada saham perbankan lainnya. “Demikian pula perbaikan kinerja PT Aneka Tambang (ANTM) yang akan mempengaruhi sektor tambang,” ujarnya.

Terkait pertumbuhan ekonomi global yang cenderung flat, Hendri belum menyarankan investor mengakumulasi saham secara agresif. Namun, khusus untuk investor yang berani ambil risiko, ia masih merekomendasikan trading di saham lapis dua dan tiga yang memiliki volume transaksi tinggi.

Salah satu emiten pilihannya adalah PT Alam Sutera Reality (ASRI). “Kenaikan saham sektor perbankan membuat sektor properti mulai aktif diperdagangkan. ASRI masih layak untuk trading,” paparnya.

Saham properti lain seperti PT Ciputra Development (CTRA) tidak disarankan mengingat harganya yang sudah tinggi. Adapun untuk PT Bakrieland Development (ELTY), investor sebaiknya menunggu hingga warannya jatuh tempo.

Hendri menuturkan, terkait weekly trend IHSG yang masih positif, maka beberapa saham unggulan masih bisa diakumulasi. Salah satu pilihannya adalah PT Perusahaan Gas Negara (PGAS). Hal ini terkait pembagian deviden yang cukup besar, dengan earning per share (EPS) sebesar Rp257,” Ini berarti dividen yang dibagikan sekitar Rp125 per saham,” ujarnya.

Dividen PGAS cukup besar, seiring kinerja perseroan sepanjang 2009 yang memuaskan. Adapun masalah turunnya pasokan batubara dari Conoco, belum akan terfaktorkan karena baru terjadi di kuartal pertama 2010.

Saham lain yang direkomendasikan Hendri adalah PT Aneka Tambang (ANTM). Untuk emiten ini, investor tidak terlalu banyak berharap pada pembagian dividen, meski kinerjanya pada kuartal pertama 2010 ini cukup memuaskan. Pasalnya, peningkatan profit emiten tambang logam ini akan digunakan untuk ekspansi.

Hingga kini, imbuhnya, ANTM bahkan masih kekurangan dana untuk ekspansi. Untuk menyiasati ini, perseroan akan melakukan rights issue. Hendri menilai, rights issue ini tidak akan menekan harga saham karena masih diduung haga komoditas yang tinggi.

Justru, penerbitan saham baru ini akan memperkuat struktur keuangan perseroan. Pasalnya, dengan DER yang sudah sangat rendah, right issue akan meningkatkan total ekuitas.”Sehingga kalau ANTM berencana menerbitkan obligasi setelah right issue, akan lebih mudah,” pungkasnya. [mdr]






BUMI Realisasi Jual Batubara 16 MT Di Q-1 2010
Agustina Melani

(inilah.com/Wirasatria)

INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk mencatatkan penjualan batubara sekitar 16 metrik ton pada kuartal pertama 2010.

Hal itu disampaikan Senior Vice President Investor Relation PT Bumi Resources Tbk Dileep Srivastava lewat pesan singkat yang diterima INILAH.COM pada Minggu (25/4). Terkait target produksi batubara perseroan. Menurut Dileep, BUMI telah mencatat penjualan batubara sekitar 16 metrik ton pada kuartal pertama 2010.

Sedangkan pada kuartal pertama

2009, BUMI catatkan penjualan batubara 11,3 metrik ton.

"Biasanya pada kuartal pertama

adalah kuartal penuh tantangan

karena musim hujan. Kami yakin,

target BUMI sesuai track," ujar Dileep.

BUMI menargetkan penjualan batubara minimum 64 metrik ton pada 2010. BUMI mencatatkan penjualan sekitar 58 metrik ton pada 2009. Dileep mengklaim, perseroan termasuk produsen dan penjual batubara yang memproduksi dan menjual batubara paling besar. Perseroan akan mempublikasikan laporan keuangan kuartal pertama 2010 paling lambat pada akhir Mei 2010.[cms]




Senin, 26 April 2010 | 07:14

KOMODITAS

Batubara Mencetak Rekor Tertinggi



JAKARTA. Harga batubara kembali memanas. Pada Jumat (23/4) pekan lalu, harga kontrak batubara Newcastle ICE Futures untuk pengiriman Mei 2010 naik 2,82% menjadi US$ 105,8 per ton. Ini adalah rekor tertinggi harga batubara dalam setahun terakhir.
Pada saat yang sama, merujuk indeks harga spot batubara mingguan Globalcoal di Newcastle, harga komoditas energi ini juga naik 1,93% ke US$ 100,18 per ton.

Tak hanya batubara Newcastle, kontrak batubara lainnya di ICE Futures naik dalam lima hari berturut-turut. Misalnya, batubara Rotterdam ICE Futures untuk pengiriman Juni 2010 ditutup US$ 84,05 per ton, Jumat lalu. Harga ini melompat 9,65% dibandingkan sepekan sebelumnya yang senilai US$ 76,65 per ton.

Ibrahim, analis Asia Kapitalindo Futures, menyebutkan, saat ini permintaan batubara terus menanjak. "Ada badai tropis yang menghambat proses pengapalan batubara," katanya, kemarin.

Hambatan pengapalan inilah yang menjadi salah satu penyebab harga batubara terus merangkak naik. Bahkan, pada saat harga minyak mentah terkoreksi, harga batubara tetap saja memanas.

Selain pasokan tersendat, meningkatnya permintaan batubara di Amerika Serikat turut mengangkat harga batubara dunia. Riset Genscape Inc. seperti dikutip Bloomberg, menyebutkan bahwa konsumsi batubara di AS naik 1,9% selama pekan lalu. Dalam proses risetnya, Genscape memantau penggunaan batubara pada pembangkit listrik di negara Uwak Sam itu dengan memasang alat ke pembangkit listrik.

Pasar berjangka marak

Ibrahim memperkirakan, hingga akhir semester pertama tahun ini harga batubara Rotterdam bisa menyentuh US$ 100 per ton. Adapun harga kontrak batubara Newcastle di bursa ICE bisa mencapai US$ 150 per ton. "Saat ini pun banyak kontrak pengiriman batubara perusahaan-perusahaan Australia dan Indonesia ke wilayah China dengan harga lebih dari US$ 100 per ton," kata dia.

Membaiknya permintaan di lapangan memang ikut menyemarakkan perdagangan berjangka batubara di bursa ICE. Pada 14 April 2010, ICE Futures mencetak rekor terbaru transaksi dengan total perdagangan 15.410 lot, atau lebih dari 15 juta ton batubara dalam sehari perdagangan.

Kontrak perdagangan terbesar diduduki ICE Rotterdam Coal Futures dengan total volume sebanyak 13.665 lot. Adapun kontrak perdagangan ICE Richards Bay dan Newcastle masing-masing sebanyak 1.415 lot dan 330 lot pada hari yang sama.

Wahyu Tri Rahmawati





Jasa Marga Raih Pendapatan Rp1 Triliun
Senin, 26 April 2010 - 07:21 wib


JAKARTA - PT Jasa Marga Tbk (JSMR) pada kuartal I/2010 membukukan pendapatan mencapai Rp1 triliun, tumbuh 20 persen dari Rp833 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Peningkatan pendapatan tersebut,terutama disebabkan oleh peningkatan volume lalu lintas sebesar 3,07 persen pada tiga bulan pertama 2010, menjadi 226,5 juta transaksi.

"Kuartal I-2010 ini, pendapatan kami mengalami pertumbuhan 20 persen menjadi Rp1 triliun. Itu disebabkan meningkatnya jumlah traffic pada periode tiga bulan pertama 2010 ini," ujar Direktur Keuangan Jasa Marga Reynaldi Hermansjah di Jakarta.

Reynaldi mengatakan, peningkatan lalu lintas tersebut terutama disebabkan adanya tambahan pemasukan dari ruas Bogor Ring Road, yang telah beroperasi optimal awal tahun ini. Bogor Ring Road seksi I, yang mencakup ruas Sentul Selatan–Kedung Halang sepanjang 3,8 km diluncurkan pada 23 November 2009.

Dengan demikian,pada awal tahun ini,ruas tersebut telah mampu memberikan kontribusi yang cukup besar. Di mana kontribusinya itu, telah mencapai Rp5 miliar dalam periode tiga bulan pertama tahun ini. "Bogor Ring Road memberikan kontribusi pendapatan usaha bagi perseroan kurang lebih Rp5 miliar dengan capaian rata-rata lalu lintas sebesar 17.500 kendaraan per hari," paparnya.

Kontribusi ruas tol tersebut, diharapkan akan terus meningkat hingga akhir tahun seiring meningkatnya lalu lintas di wilayah tersebut. Selain ruas tol tersebut, tahun ini perseroan juga akan mengoperasikan dua ruas tol baru, yaitu Semarang-Solo tahap I dan Surabaya-Mojokerto tahap I.

"Diharapkan dua ruas tol itu bisa memberikan kontribusi terhadap pendapatan usaha pada semester II-2010," tandas Reynaldi.

Untuk pembangunan tol Surabaya-Mojokerto seksi I-A ruas Waru-Sepanjang berjarak 2,3 kilometer itu merupakan tahap awal dari proyek tol Surabaya-Mojokerto,sepanjang 36,27 km.Tol yang melintasi kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Gresik dan Mojokerto itu ditargetkan bisa beroperasi dan memberi pemasukan pada semester II-2010.

Pertumbuhan yang dialami perseroan pada kuartal I-2010 ini, melanjutkan kinerja baik perseroan yang dibukukan tahun lalu.Pada periode 2009, Jasa Marga tercatat membukukan laba bersih hingga Rp992,694 miliar, meningkat 41 persen dibanding tahun 2008 sebesar Rp707,797 miliar. Peningkatan tersebut, dikarenakan adanya kenaikan pendapatan usaha perseroan selama periode 2009, sebesar 10 persen menjadi Rp3,692 triliun dari Rp3,353 triliun di 2008.

Untuk lalu lintas, perseroan tahun lalu mencatatkan sebanyak 916,48 juta kendaraan atau meningkat 4,14 persen dari 880,057 juta kendaraan pada 2008. Menurut Direktur Utama Jasa Marga, Frans Sunito, perbaikan kinerja juga ditunjang adanya inovasi yang dilakukan perseroan di antaranya melalui penggunaan E-toll card yang telah dimulai tahun lalu.

"Pengguna E-toll card yang melintas di jalan tol saat ini sudah mencapai sekitar 24.000 kendaraan per hari pada ruas tol dalam kota dan tol bandara," ungkapnya.

Secara bertahap, penggunaan alat bayar elektronik itu akan diterapkan di ruas tol lainnya sehingga pada tahun 2011, E-toll card sudah dapat dipergunakan di seluruh ruas tol yang dikelola Jasa Marga. Jasa Marga saat ini telah mengoperasikan jalan tol sepanjang 531 km atau 76 persen dari seluruh ruas tol yang beroperasi di Indonesia.(Juni Triyanto /Koran SI/wdi)

KINERJA GRUP BHAKTI

Laba BMTR dan MNCN Naik di Atas 150%


JAKARTA. Pada kuartal pertama tahun 2010, kinerja emiten yang berada di bawah payung PT Bhakti Investama Tbk (BHIT) meningkat signifikan. Mereka adalah PT Global Mediacom Tbk (BMTR) dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN).

Laba bersih BMTR pada kurtal I 2010 melambung 267,33% menjadi Rp 152 miliar dibandingkan periode sama tahun lalu, yang sebesar Rp 41,38 miliar. Kenaikan laba bersih tersebut ditopang oleh peningkatan pendapatan dari Rp 1,18 triliun menjadi Rp 1,35 triliun alias naik 14,41%.

Pendapatan terbesar BMTR dikontribusi oleh anak usahanya yang berbasis media, yakni PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN). Pendapatan MNCN pada kuartal I 2010 tumbuh 16% menjadi Rp 1,01 triliun alias naik 16%. Sumbangan lainnya adalah pendapatan media berbasis pelanggan (Indovision) yang meningkat 26% jadi Rp 315 miliar.

Alhasil, laba usaha BMTR melambung hingga 99% dari Rp 175 miliar menjadi Rp 348 miliar pada akhir Maret 2010. Sedangkan laba sebelum bunga, pajak dan amortisasi (EBITDA) meningkat 70% menjadi Rp 464 miliar.

Dalam surat keterbukaan informasinya, kemarin (25/4), manajemen BMTR menyatakan kenaikan laba usaha dan EBITDA disebabkan peningkatan pelanggan dan penurunan biaya program seiring penguatan nilai tukar rupiah.

Sementara itu, laba bersih MNCN selama kuartal satu 2010 meroket 191% menjadi Rp 192 miliar. Pendapatan iklan mendominasi pendapatan MNCN, yakni sebesar Rp 711 miliar. Sedangkan pendapatan konten dan value added services (VAS) Rp 222 miliar.

Direktur Reliance Securities Stefanus P. Susanto menilai, peningkatan kinerja Grup Bhakti sesuai dengan ekpektasi pasar. Menurutnya, kinerja BMTR dan MNCN mecerminkan kondisi perekonomian Indonesia tahun ini yang lebih bagus. "Dengan kondisi ekonomi yang baik, perusahaan yang beriklan juga semakin banyak," imbuhnya.

Peningkatan pendapatan BMTR berasal dari bertambahnya jumlah pelanggan televisi berbayar Indovision dan Top TV. Sedangkan pada perdagangan akhir pekan lalu, harga saham BMTR naik 8,97% menjadi Rp 425 per saham.

0 comments:

Post a Comment

Your comment will be moderated the first time you do like if you include links. From there not be necessary if you use the same data and keep your sanity. Will not be published insults, slander or disrespect to the readers and commentators on this blog.