IQP(8/9) -PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) tengah melakukan kajian terhadap dua hingga tiga blok minyak dan gas di Indonesia. Rencananya, jika memenuhi syarat, produksi blok akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan gas dalam negeri.Direktur Presiden PGN Hendi Prio Santoso mengatakan, perusahaan kini sedang mengkaji mengakuisisi dua-tiga blok penghasil migas. Untuk memenuhi kebutuhan LNG Receiving Terminal.PGN telah meneken kontrak kerja sama dengan Energy Equity Epic Pty Ltd (EEES), perusahaan asal Australia untuk kontrak kerja sama penjualan gas alam cair (LNG) di blok Sengkang. Kerja sama dengan kisaran 1,5-5 metrik ton pertahun (MTPA).
IQP(8/9) -Regulator telah menyetujui peraturan baru yang keras untuk
bank-bank yang akan memaksa banyak bank di Eropa untuk meningkatkan modal puluhan
miliar euro dalam beberapa bulan mendatang, Financial Times mengatakan Selasa.
Para gubernur bank sentral terkemuka dan regulator telah sepakat bahwa setidaknya
setengah dari modal yang diselenggarakan oleh bank-bank di masa depan harus
terdiri atas saham biasa dan laba ditahan, kata surat kabar itu.Kelompok itu
mengatakan pada Minggu sudah sepakat mengenai paket langkah-langkah untuk
memperkuat peraturan dan pengawasan industri perbankan dalam bangkit dari krisis
keuangan - setelah pertemuan di Basel.
End(Ag)
PREDIKSI INVESTOR DAILY 8 September 2009: Bursa Regional Topang Indeks
08/09/2009 07:37:06 WIB
Sentimen dari bursa global dan regional akan menopang pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini. Pada penutupan kemarin, indeks menguat 17,66 poin (0,76%) menjadi 2.340,39.
Analis PT Optima Securities Ikhsan Binarto mengatakan, sentimen dari hasil pertemuan G20 dan bursa regional akan mendominasi arah pergerakan indeks. Selain itu, fluktuasi harga minyak mentah dunia akan menjadi penentu pergerakan sejumlah saham. Khususnya saham sektor komoditas.
Adapun volume perdagangan saham, menurut Iksan, diproyeksikan meningkat dibandingkan beberapa hari terakhir. Pada perdaganan kemarin nilai transaksi bursa hanya mencapai Rp 2,2 triliun. Sektor utama penggerak indeks kemarin berasal dari properti, konsumer, dan infrastruktur setelah menguat di atas1%.
Dia menjelaskan, hari ini, indeks akan mencoba bergerak di teritori positif dengan batas resistance 2.360. Namun, apabila sentimen negatif banyak masuk pasar, indeks kemungkinan terseret menju level support 2.320.
Pada perdagangan kemarin, investor asing membukukan pembelian saham mencapai Rp 606,19 miliar dengan nilai penjualan senilai Rp 423,71 miliar, sehingga pemodal asing masih membukukan pembelian bersih (net buying).
Penguatan indeks bei sejalan dengan indeks bursa Asia. Di antaranya, indeks Hang Seng menguat 310,69 (1,53%) menjadi 20.629,31, Nikkei 225 menguat 133,83 poin (1,31%) menjadi 2.122,69, dan Straits Times menguat 21,26 (0,81%) menuju 2.643,95.
Saham-saham yang harganya menguat dan menjadi top gainer antara lain Unilever (UNVR) yang naik Rp 450 menjadi Rp 10.850, Telkom (TLKM) menguat Rp 150 menjadi Rp 8.550, BRI (BBRI) naik Rp 150 menjadi Rp 7.250, dan Astra International (ASII) meningkat Rp 100 menjadi Rp 29.500. Itu belum termasuk saham United Tractor (UNTR) yang naik Rp 100 menjadi Rp 13.500, Bumi Resources (BUMI) yang menguat Rp 50 menjadi Rp 2.925, serta BCA (BBCA) naik Rp 125 menjadi Rp 4.400.
Adapun saham-saham harganya turun dan menjadi top loser di antaranya Indofood (INDF) yang melemah Rp 100 menjadi Rp 2.550, Aneka Tambang (ANTM) turun Rp 25 menjadi Rp 2.300, Adaro (ADRO) turun Rp 10 menjadi Rp 1.330, dan PTBA yang terkoreksi Rp 150 menjadi Rp 12.750. (epa)
RUMOR PASAR INVESTOR DAILY 8 September 2009
08/09/2009 07:34:36 WIB
Asing Minati Eterindo
HARGA saham PT Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA) berpotensi menuju level Rp 500 dalam jangka pendek. Menurut sumber Investor Daily, perseroan disebut-sebut bakal mendapat suntikan dana dari institusi asing yang berminat dengan bisnis perseroan di bidang CPO dan biodiesel.
Selain itu, kata dia, langkah perseroan memperkuat sektor hulu untuk mengamankan bahan baku produksi biodiesel perseroan juga menjadi momentum kenaikan harga ETWA. Pada perdagangan kemarin, ETWA ditutup terkoreksi Rp 5 (2,08%) ke posisi Rp 235. (jau)
Cermati Saham Arwana
SAHAM PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) dikabarkan bakal diangkat ke level Rp 500 dalam jangka pendek, seiring pemecahan nilai saham (stock split) dengan rasio 1:2. Sumber Investor Daily mengungkapkan, rencana stock split tersebut akan diumumkan pada bulan ini.
Selain itu, kata dia, peningkatan kapasitas produksi perseroan menyusul melonjaknya permintaan juga bakal berdampak positif. Pada perdagangan kemarin, ARNA ditutup naik Rp 15 (5,26%) ke level Rp 300. (jau)
Prediksi IHSG
Pilih Properti, Infrastruktur & Bank
Asteria & Natascha(
inilah.com /Dokumen)
INILAH.COM, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (8/9) diperkirakan masih berpotensi melanjutkan penguatan dalam kisaran terbatas. Saham-saham yang direkomendasikan adalah CTRA, CTRS, SMRA, SMCB, SMGR, BBRI dan BDMN.
Suryadi Chandra Kasih dari eTrading Securities mengatakan, lantai bursa masih akan berlangsung sepi meskipun terbuka tipis peluang penguatan IHSG. Ini adalah pola yang umum terjadi selama September.
“Secara historis, pola perdagangan sepanjang September adalah tipis, dimana pelaku pasar banyak yang tidak melakukan transaksi,” katanya kepada
INILAH.COM, di Jakarta, Senin (7/9) petang.
Sementara itu, pemerintah China akhirnya mengendurkan kebijakan investasinya setelah bursa saham mereka turun lebih dari 23% dalam sebulan terakhir. Regulator disana memutuskan mengambil langkah lebih akomodatif untuk menyelamatkan bursa menjadi lebih stabil dan sehat. “Hal ini meredam kekhawatiran pasar sehingga bursa kembali menguat,” paparnya.
Suryadi menyarankan pelaku pasar masuk bursa setelah Lebaran, mengantisipasi kinerja emiten kuartal ketiga 2009, yang diperkirakan mixed, ketimbang dua kuartal sebelumnya.
Hal ini mengingat pada kuartal pertama dan kedua, terjadi lonjakan kinerja dari level terendah di 2008. “Sehingga kuartal ketiga ini, kenaikan yang terjadi tidak terlalu tinggi,” paparnya. Beberapa saham masih direkomendasikan.
Dari sektor properti PT Ciputra Development (CTRA), PT Ciputra Surya (CTRS), dan PT Summarecon Agung (SMRA). Kemudian dari infrastruktur seperti PT Holcim (SMCB) dan PT Semen Gresik (SMGR) dan perbankan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT Bank Danamon (BDMN). “Saham-saham ini masih relatif aman untuk berinvestasi,” tandasnya.
Pada perdagangan Senin (7/9), IHSG ditutup menguat 17,656 poin (0,76%) ke level 2.340,392. Seluruh perdagangan mencatatkan volume transaksi sebesar 4.072 juta lembar saham, senilai Rp 2,543 triliun dengan frekuensi 64.086 kali. Sebanyak 100 saham naik, 81 saham turun dan 74 saham stagnan.
Emiten-emiten yang mengalami penguatan terbesar antara lain PT Unilever (UNVR) naik Rp 450 ke Rp 10.850, PT Telkom (TLKM) naik Rp 150 menjadi Rp 8.550, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) naik Rp 150 ke Rp 7.250, PT Astra International (ASII) naik Rp 100 menjadi Rp 29.500, PT United Tractor (UNTR) naik Rp 100 menjadi Rp 13.500, PT Bumi Resources (BUMI) naik Rp 50 menjadi Rp 2.925, dan PT Bank Central Asia (BBCA) naik Rp 125 menjadi Rp 4.400.
Sedangkan beberapa emiten yang melemah antara lain PT Indofood (INDF) turun Rp 100 menjadi Rp 2.550, PT Aneka Tambang (ANTM) turun Rp 25 menjadi Rp 2.300, PT Adaro Energy (ADRO) turun Rp 10 ke Rp 1.330, PT Bukit Asam (PTBA) turun Rp 150 menjadi Rp 12.750. Saham properti yang menguat antara lain PT Ciputra Development (CTRA) naik Rp 20 (2,7%) ke level Rp 750, PT Ciputra Surya (CTRS) naik Rp 10 (1,9%) ke Rp 530, PT Summarecon Agung (SMRA) naik Rp 30 (5,55%) menjadi Rp 570, PT Bakrieland Development (ELTY) naik Rp 20 (5,7%) menjadi Rp 370, dan PT Lippo Karawaci (LPKR) naik Rp 20 (2,9%) ke Rp 690. [E1]
Ayo! Beli TLKM, ISAT, PGAS, ANTM,TINS dan BUMI
Wahid Ma'ruf(
inilah.com /Dokumen)
INILAH.COM, Jakarta - Pergerakan IHSG pada perdagangan Selasa (8/9) diperkirakan akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat terbatas yang berada di kisaran 2.329 - 2.357 dengan saham pilihan TLKM, ISAT, PGAS, ANTM,TINS dan BUMI.
Hal itu dikatakan analis saham Panin Securities, Purwoko Sartono kepada
INILAH.COM kemarin. "Hari ini kami perkirakan indeks akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat terbatas. Kisaran support-resistance 2.329-2.357," katanya.
Indeks masih minim transaksi di bursa masih sehingg penguatannya terbatas. Hal ini terlihat dari nilai transaksi Senin kemarin yang hanya mencapai Rp 2,2 triliun sementara IHSG mampu bertahan dengan menguat 17 poin ke level 2.340. Tiga sektor yakni properti, konsumer dan infrastruktur menjadi penopang indeks karena menguat di atas 1%.
Antusiasme dari tercapainya agreement dalam pertemuan G-20 terkait kebijakan dalam sistem finansial gloal menjadi pendorong naiknya bursa regional dalam perdagangan kemarin.
Hal yang sama juga dikatakan analis saham Optima Securities, Ikhsan Binarto. "Transaksi di bursa diperkirakan meningkat namun masih tipis dengan arah indeks masih mengandalkan sentimen regional," katanya secara terpisah. Meski demikian tipisnya volume transaksi mengindikasikan masih lemahnya kekuatan indeks untuk rally lebih lanjut.
Sedangkan saham yang menjadi pilihan adalah Telekomunikasi Indonesia (TLKM), Indosat (ISAT), Perusahaan Gas Negara (PGAS) dan Bumi Resources (BUMI) untuk trading harian. Sedangkan saham Aneka Tambang (ANTM) dan Timah (TINS) dengan strategi buy on weakness (BoW). [hid]
REKOMENDASI SAHAM
Sekuritas Emiten Rekomendasi Target Harga Keterangan
Kim Eng Securities (AKRA) Beli 1.330 3 Agustus 2009 lalu, Kim Eng merekomendasikan beli dengan target harga Rp 1.030.
Mandiri Sekuritas (ELTY) Beli 500
NISP Sekuritas (UNTR) Tahan 14.500
OSK (Asia) Securities (UNTR) Beli 18.100
Kim Eng Securities (ANTM) Tahan 2.200
Universal Broker Indonesia (TINS) Outperform 2.750 Jika dibandingkan emiten lain di sektor logam, saham TINS masih murah.
Universal Broker Indonesia (AUTO) Tahan 6.000 Kenaikan penjualan otomotif pada semester kedua akan menjadi sentimen positif bagi AUTO.
CIMB-GK Securities (UNVR) Underperform 8.730 Target harga sebelumnya Rp 9.140
Kim Eng Securities (DOID) Beli 2.500
Kim Eng Securities (SMGR) Beli 7.000
AKSI KORPORASI OKAS
OKAS Minta Restu Rights Issue Lagi
JAKARTA. PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) segera melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) kedua untuk meminta restu penawaran saham baru (rights issue). Rencananya, OKAS akan menggelar RUPSLB 11 September 2009.
OKAS menggelar RUPSLB kedua setelah pada RUPSLB pertama tanggal 28 Agustus lalu, hanya 0,015% pemegang saham minoritas yang hadir. "Sampai sekarang kami belum mendapatkan pernyataan efektif dari Bapepam-LK," kata Direktur Ancora Indonesia Meliza Musa, kemarin (7/9).
OKAS berniat melepas saham baru untuk mendapatkan dana Rp 117,58 miliar. Perusahaan bentukan Gita Wirjawan ini akan membelanjakan dana tersebut untuk mengakuisisi 60% saham PT Bormindo Nusantara serta menambah kepemilikan saham di PT Multi Nirotama Kimia. Akuisisi dan penambahan kepemilikan ini merupakan transaksi material dan transaksi afiliasi, sehingga perlu meminta izin pemegang saham.
Sebenarnya, total kebutuhan dana OKAS untuk akuisisi mencapai Rp 320,64 miliar. Jadi, OKAS masih harus mencari dana tambahan sebesar Rp 203,06 miliar.
Wahyu Tri Rahmawati KONTANREKOMENDASI SAHAM
Indofood Masih Menarik Jika Pintar Menyapih Anak
JAKARTA. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) membuat kejutan. Perusahaan milik Grup Salim ini berniat memisahkan (spin off) divisi usaha mi instan dan bahan makanan menjadi anak perusahaan bernama PT Indofood Consumer Branded Product (CBP) Sukses Makmur.
Nanti, INDF menguasai 99,9% saham Indofood CBP, dan 0,01% milik PT Prima Intipangan Sejati. Setelah spin off, Indofood hanya mengelola kegiatan usaha penggilingan tepung terigu. Pemisahan ini bertujuan supaya struktur manajemen perusahaan ini lebih jelas dan terkontrol.
INDF menyetorkan modal awal Rp 194,16 miliar ke Indofood CBP. Sehingga, awal Oktober nanti, perusahaan ini bisa beroperasi. Kabarnya, setelah semua proses beres, Indofood CBP akan melantai di bursa dan melepas sebagian saham melalui penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).
Harry Su, Analis Bahana Securities mengingatkan, Indofood CBP harus menjual saham dengan harga tinggi saat IPO agar menguntungkan INDF. Indofood CBP harus melego sahamnya dengan rasio harga terhadap laba bersih per saham alias price to earning ratio (PER) di atas 15 kali. Jika tidak, "Penawaran saham Indofood CPB tidak berpengaruh kepada INDF," kata Harry, kemarin.
INDF juga harus pintar memilih divisi yang akan masuk Indofood CBP. Jika semua usaha barang konsumsi masuk Indofood CBP dan perusahaan ini jadi masuk bursa, investor akan memilih saham Indofood CBP ketimbang INDF. Maklum, kini, seluruh divisi barang konsumsi menyumbang hampir 50% pendapatan INDF.
Alhasil, jika pendapatan itu pindah ke Indofood CBP, saham INDF tidak akan semenarik sekarang.
Pendapat lain datang dari Naya Tirambintang, Analis Danareksa Sekuritas. Menurutnya, pembentukan Indofood CBP justru menguntungkan INDF.
Anak usaha ini akan semakin menarik dan ekspansif karena lebih mudah memperoleh dana dari pasar modal. Investor pun masih akan tertarik memperdagangkan saham INDF. Sebab, laporan keuangan Indofood CBP tetap terkonsolidasi dengan INDF. "Tapi saya belum menghitung nilainya," katanya.
Merujuk riset Naya, bisnis mi instan menyumbang 15,2% pendapatan INDF di semester satu 2009, adapun divisi barang konsumsi menyumbang 38,2% pendapatan INDF. Sisa pendapatan INDF berasal dari divisi lain termasuk minyak goreng dan terigu.
Hitungan Harry, tahun ini, penjualan INDF akan turun 0,4% menjadi Rp 38,6 triliun. Tapi laba bersihnya tetap naik 16,5% jadi Rp 1,2 triliun karena INDF mampu berhemat.
Penurunan pendapatan INDF terjadi karena harga minyak goreng tak setinggi tahun lalu. Di sisi lain, penjualan terigu juga agak seret meski produksi terigu naik 15,3% di semester satu 2009.
Harry hanya merekomendasikan tahan. Sebab, harga saham INDF sudah mendekati nilai wajarnya yakni Rp 2.800 per saham. PER INDF juga sudah cukup tinggi yakni 17,7 kali, jauh di atas PER industri yang sebesar 14 kali.
Tapi Naya masih merekomendasikan beli walaupun belum menetapkan target harga terbaru. "Bisa lebih tinggi dari target harga sebelumnya yang Rp 2.250," ujarnya. Kemarin, harga saham INDF turun 3,77% menjadi Rp 2.550 per saham.
Abdul Wahid Fauzie KONTANKINERJA AALI
Hingga Agustus, Produksi CPO Astra Agro Lestari Naik 6,4%
JAKARTA. Delapan bulan pertama tahun ini, produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik 6,4% menjadi 707.143 ton. Periode yang sama tahun lalu, AALI memproduksi 664.764 ton.
Produksi CPO AALI meningkat berkat peningkatan produksi tandan buah segar (TBS) di kebunnya. Selama Januari-Agustus 2009, produksi TBS AALI mencapai 14,20 ton per hektare (ha), naik 1,7% dari 13,97 ton per ha pada periode yang sama tahun lalu.
Sekretaris Perusahaan AALI Santosa menyatakan, area kebun di Kalimantan menyumbang satu juta ton TBS. Angka ini melonjak 21,2% ketimbang kontribusi delapan bulan pertama 2008 yang sebesar 825.415 ton. "Ini setara dengan 35% total produksi TBS AALI," tulis Santoso dalam laporan kepada Bursa Efek Indonesia, kemarin.
Kemudian, kebun AALI di Sulawesi menyumbang produksi TBS 542.020 ton, naik 7,1% dari 506.157 ton pada periode yang sama 2008. Jadi, kontribusinya mencapai 19,2% dari total produksi.
Tapi, produksi TBS kebun di Sumatra melorot 4,1% menjadi 1,27 juta ton. Pada Januari-Agustus 2008, kebun ini menghasilkan 1,33 juta ton TBS.
Analis PT Launtandhana Securindo Muhammad Sugiarto yakin, produksi CPO AALI tahun ini akan tumbuh 20% menjadi satu juta ton. "Kenaikan ini sejalan dengan kenaikan permintaan CPO sebesar 20%," katanya.
Tapi, menurut Sugiarto, kenaikan produksi minyak sawit itu tak akan mendongkrak laba bersih AALI. Sebab, harga CPO tahun ini hanya sekitar US$ 650 per ton. Sejak awal bulan ini, harga CPO untuk pengiriman Oktober di bursa berjangka Malaysia telah turun 9,5% dari US$ 676 per ton (28/8) menjadi US$ 611,75 per ton kemarin (7/9). Sugiarto menghitung, penurunan harga itu akan membuat laba bersih AALI tahun ini anjlok 31% jadi Rp 1,8 triliun.
Catatan saja, kemarin, harga saham AALI naik 0,48% menjadi Rp 21.000 per saham.
Herlina KD, Abdul Wahid Fauzi KONTANRIGHTS ISSUE META
Bosowa Tak Eksekusi Rights Issue META
JAKARTA. Grup Bosowa memastikan tidak akan mengeksekusi haknya dalam penawaran saham terbatas atau rights issue PT Nusantara Infrastructure Tbk (META).
Presiden Direktur Bosowa Corporation Erwin Aksa mengatakan, Grup Bosowa mempersilakan PT Leyand International Tbk (LAPD) mengeksekusi saham rights issue jatah Bosowa. "Kami menilai Leyand sebagai mitra strategis yang nantinya bersama-sama Bosowa akan membangun Nusantara Infrastructure," ungkap Erwin kepada KONTAN, kemarin (7/9). Leyand adalah pembeli siaga dalam rights issue ini.
Direktur LAPD Enrico Masquera Djakman menyatakan, LAPD telah memperoleh komitmen utang dari lembaga keuangan non-bank di luar negeri senilai Rp 500 miliar untuk membeli saham rights issue META. "Pinjaman ini berjangka panjang dengan bunga rendah," ujarnya.
LAPD akan masuk ke META lewat tiga cara. Pertama, mereka akan membeli 7% atau 709 juta saham META lewat pasar. Mereka menyiapkan dana Rp 125 miliar untuk pembelian saham ini.
Kedua, setelah masuk META, LAPD bisa mendapat Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dalam rights issue ini. LAPD mengincar HMTED 772,81 juta saham di harga Rp 44 per saham. META sendiri akan menerbitkan 11,04 miliar saham baru.
Ketiga, LAPD akan mengeksekusi haknya sebagai pembeli siaga rights issue META. Itu kalau pemegang saham pengendali, yakni Bosowa Grup dan pemegang saham lain tidak mengeksekusi hak mereka.
Bosowa sendiri sudah menyalakan lampu hijau bagi LAPD untuk mengambilalih jatahnya. Meski tak mengambil jatah rights issue, Erwin bilang, Grup Bosowa tetap menjadi pengendali META pasca rights issue nanti. "Porsi kepemilikan Bosowa dan Leyand di META akan berbeda tipis," ungkap Erwin.
Erwin membantah bahwa Leyand masih memiliki hubungan atau terafiliasi dengan Grup Bosowa. "Mereka hanya mitra strategis bagi kami," tandas Erwin.
Sandy Baskoro, Barly Haliem KONTANBursa-Bursa Asia Kembali Bergelora
JAKARTA. September tak selamanya kelabu bagi bursa saham. Tengok saja, pada penutupan perdagangan saham di bursa Asia kemarin (7/9), hampir seluruh indeks saham mengalami penguatan.
Secara historis, saban tahun bursa Asia cenderung mengalami koreksi di bulan September. Soalnya, banyak hedge fund asal Amerika dan Eropa menarik dananya dari bursa untuk menikmati liburan musim panas. Selain itu investor juga menunggu data ekonomi global kuartal III.
Indikasi bakal melempemnya bursa Asia sebenarnya mulai terlihat ketika pemerintah China berencana mengerem laju kredit perbankannya pada Juli lalu. Kebijakan ini kontan memicu aksi ambil untung dan mengakibatkan indeks bursa Asia rontok beberapa hari belakangan.
Namun, kekhawatiran pasar bahwa kebijakan itu akan memangkas pertumbuhan ekonomi China dinilai berlebihan. "Ekonomi China sudah mulai pulih," ujar Kenny Soedjatman, Head of Equity Investment Mandiri Investment Management, kemarin.
Kenny meramal, tren penguatan bursa Asia ini masih akan berlanjut hingga akhir tahun. Alasannya, dana stimulus pemerintah AS untuk pemulihan ekonomi negara adidaya itu sebagian akan mengalir ke pasar saham global, termasuk Asia.
Berbeda dengan Kenny, Kepala Riset Financorpindo Nusadana Edwin Sebayang menilai, penguatan indeks di bursa Asia kemarin, hanya penguatan semu. Lagi pula, meski indeks naik, volume perdagangan tergolong tipis. Mayoritas investor, kata Edwin, masih menunggu laporan keuangan perusahaan dan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat kuartal III.
Kepala Riset Recapital Secirities Poltak Hotradero menyatakan, kucuran anggaran stimulus AS sejatinya hanya memperlambat penurunan ekonomi. Bahkan, kondisi ini justru menyebabkan proses pemulihan ekonomi menjadi tidak pasti. Imbasnya, transaksi saham di bursa saham akan cenderung berfluktuasi, termasuk di Asia.
Poltak khawatir fluktuasi tinggi di bursa saham saat ini akan mendorong koreksi indeks saham lebih dalam. Di sisi lain, kalau pun bisa menguat, kenaikan indeks saham akan sangat terbatas karena sentimen penopang indeks sangat minim. "Pasar saham belum stabil," ujarnya.
Edwin meramal, indeks bursa saham Asia baru bisa menguat pada pada Oktober mendatang. Saat itu beberapa data ekonomi dunia kuartal III mulai keluar. Itu sebabnya, dia menyarankan investor untuk tidak terlalu optimis pada penguatan indeks bursa saham secara harian.
Ade Jun Firdaus KONTAN